Jalan Menuju Cahaya 981
Surah Ar-Rahman ayat 10-18
وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ (10) فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ (11) وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ (12) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (13)
Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). (10)
Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. (55: 11)
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. (55: 12)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 13)
Di antara nikmat Tuhan yang diberikan kepada manusia adalah menyediakan bumi untuk hidup dan eksis. Menurut dokumen biologis, ada banyak organisme yang generasinya telah punah atau sedang dalam proses kepunahan, tetapi umat manusia selalu berkembang dan semua sarana yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya telah tersedia di bumi.
Salah satu penyebab kelangsungan hidup manusia adalah tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dan pohon dengan produk yang beragam dan banyak jumlahnya di bumi, yang merupakan sumber nutrisi utama manusia. Tumbuhan ini menyediakan semua kebutuhan tubuh manusia dan selaras dengan struktur sistem pencernaannya. Hewan yang dagingnya digunakan manusia juga memakan tanaman ini.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:
1. Mengenal nikmat ilahi akan menjadi sarana untuk mengenal ilmu, kekuasaan dan rahmat Tuhan, serta membuat manusia tunduk dihadapan-Nya.
2. Buah-buahan memainkan peran penting dalam gizi manusia, dan tentunya di antara buah-buahan, kurma memiliki nilai gizi yang istimewa, sehingga disebutkan secara khusus.
3. Tumbuhan harum dan bau harum yang dapat tercium darinya adalah nikmat ilahi lainnya.
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ (15) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (16)
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, (55: 14)
dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (55: 15)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 16)
Ayat ini mengisyaratkan penciptaan manusia dan jin sebagai makhluk yang berakal di muka bumi. Ayat ini menyatakan, manusia, yang merupakan unggulan dunia ini, diciptakan dari bahan yang paling tidak berharga, tanah, yang setelah bercampur dengan air, berubah menjadi bahan utama tanah liat, tembikar, dan batu bata. Oleh karena itu, nilai seseorang bukanlah karena jasadnya yang diciptakan dari tanah kering, melainkan karena ruh yang dihembuskan Tuhan kepadanya.
Jin juga merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang keberadaannya disebutkan dalam banyak ayat al-Quran, dan salah satu surat al-Quran bernama Jin. Menurut ayat ini, jin terbuat dari api, dan setan yang merupakan salah satu jenis jin, menganggap dirinya lebih tinggi dari Adam, yang terbuat dari tanah dengan alasan ini. Sementara tidak ada alasan bahwa api unggul atas tanah dan air.
Selain itu, tidak satu pun dari keduanya yang memiliki peran di asal keberadaannya. Sejatinya jin dan manusia harus berterima kasih kepada pencipta mereka yang menciptakan mereka dan memberi mereka segala macam nikmat; Namun sayangnya, sejumlah besar dari kedua kelompok tersebut tidak berterima kasih.
Dari tiga ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:
1.Air, tanah dan api tidak memiliki kehidupan, tapi Tuhan menciptakan makhluk hidup dari bahan yang tak bernyawa ini, dan Ia menciptakan makhluk berakal dan ini adalah nikmat besar Tuhan.
2. Jin dan manusia keduanya adalah makhluk bumi dan diciptakan dari unsur materi.
3. Jangan kita mengingkari hal-hal yang tidak kita lihat dan tersembunyi dari panca indera kita. Jin berarti makhluk yang tidak terlihat dan tidak dapat kita lihat, sekaligus merupakan salah satu ciptaan Tuhan dan tidak dapat disangkal.
4. Mengingkari nikmat akan dicela, baik manusia maupun jin terjebak dalam masalah yang tidak menyenangkan ini.
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (18)
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya (55: 17)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 18)
Ayat-ayat ini sekali lagi menyeru manusia untuk memperhatikan orbit bumi dan menyatakan, Tuhan yang menciptakan bumi dan matahari, telah merencanakan sedemikian rupa sehingga cara matahari menyinari bumi tidak sama, tetapi berubah sepanjang tahun.
Di awal musim panas, matahari berada di titik tertinggi di langit dan memiliki radiasi dan panas paling banyak, dan di awal musim dingin, matahari berada di titik terendah di langit dan memberikan panas paling sedikit ke bumi. Hal ini menyebabkan munculnya empat musim.
Dua titik ini sejatinya dua terbit dan tenggelam maksimum dan minimum matahari, dan matahari terbit dan terbenam lainnya terletak di antara keduanya sepanjang tahun.
Perlu dicatat bahwa matahari terbit dari satu titik dan terbenam di titik lain setiap hari dalam setahun, dan dengan demikian, matahari memiliki timur (terbit) dan barat (tenggelam) sebanyak hari dalam setahun. Oleh karena itu, dalam surat Ma'arij ayat 40 disebutkan tentang timur dan barat, yang menunjukkan perbedaan timur dan barat matahari pada setiap hari dalam setahun. Tapi seperti yang disebutkan, ayat ini mengacu pada dua timur dan barat yang berbeda sepanjang tahun, dengan timur dan barat lain di antaranya.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik:
1.Al-Quran menyeru manusia untuk memahami langit dan bintang. Memahami nikmat Tuhan di langit, baik matahari, bulan dan bintang serta orbit mereka menjadi perhatian al-Quran.
2. Panjang dan pendek hari, dingin dan panasnya suhu selama satu tahun bukan hal yang kebetulan, tapi berdasarkan perencanaan ilahi dan kebutuhan siklus kehidupan makhluk hidup di bumi.