Lintasan Sejarah 9 Februari 2023
Hari ini Kamis, 9 Februari 2023 bertepatan dengan 18 Rajab 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Bahman 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Samah Wafat
1018 tahun yang lalu, tanggal 18 Rajab 426 HQ, Ibnu Samah, seorang matematikawan, ahli perbintangan, dan dokter Andalusia, meninggal dunia.
Ibnu Samah dilahirkan pada tahun 370 HQ di Cordoba. Ilmuwan muslim ini banyak melakukan penelitian dan penulisan di bidang matematika dan astronomi dan menulis banyak karya berharga, di antaranya berjudul "Al-Madkhal ilal Handasah", "Al-Muamalat" dan "Kitab az-Ziij".
Kwee Thiam Tjing, Jurnalis Indonesia Lahir
123 tahun yang lalu, tanggal 9 Februari 1900, Kwee Thiam Tjing lahir.
Ayahnya seorang opsir pabrik gula Kebun Agung, Malang. Kwee adalah si Tjamboek Berdoeri pengarang buku Indonesia dalam Api Bara (1947). Nama Tjamboek Berdoeri hingga akhir abad lalu masih misterius. Identitasnya baru terungkap setelah Ben Anderson melakukan investigasi dari buku Indonesia dalam Api Bara.
Buku Indonesia dalam Api Bara ia tulis dengan jenaka, jelas, obyektif, dan tajam. Dengan seimbang dia paparkan ulah buruk orang Belanda, Eropa, Tionghoa dan pribumi.
Si Tjamboek Berdoeri, telah selesai bertugas untuk mencambuk rasa nasionalisme dan humanisme masyarakat Indonesia. Mungkin perannya terlupakan oleh bangsa Indoneisa. Bahkan pusaranya pun tak mampu menjadi sebuah kenng-kenangan. Karena alasan pembangunan kota, makam Kwee Thiam Tjing di perkuburan Landdhoff, Tanah Abang, Jakarta, ikut digusur.
Pemerintahan Militer di Tehran Diperpanjang
44 tahun yang lalu, tanggal 20 Bahman 1357 HS, para jenderal rezim Shah di Iran memperpanjang masa pemerintahan militer di Tehran.
Dengan langkah ini, mereka berusaha mencegah bantuan rakyat terhadap anggota Angkatan Udara Iran yang telah berpihak kepada revolusi, yang saat itu tengah diserang oleh pasukan pengawal kerajaan. Selain itu, mereka berharap, dalam tenggang waktu itu, Imam Khomeini dan para pendukungnya bisa ditangkap atau dibunuh.
Imam Khomeini dalam menangggapi hal ini, menyerukan kepada rakyat agar tidak memperdulikan pemerintahan militer tersebut. Rakyat Iran pun meneruskan aksi-aksi demonstrasi mereka dan terjadilah bentrokan di berbagai pangkalan militer yang masih setia kepada Shah.