Lintasan Sejarah 25 Februari 2023
-
Lintasan Sejarah 25 Februari 2023
Hari ini Sabtu, 25 Februari 2023 bertepatan dengan 4 Sya'ban 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 6 Isfand 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abul Fadhl Al-Abbas Lahir
1417 tahun yang lalu, tanggal 4 Sya'ban 27 HQ, Abbas bin Ali yang lebih dikenal dengan nama Abul Fadhl, lahir ke dunia.
Beliau adalah putera Imam Ali as dari istri beliau, Ummul Banin. Abul Fadhl dibesarkan bersama saudara-saudaranya, yaitu Imam Hasan as dan Imam Husein as dalam didikan spiritual Imam Ali as.
Ketika Imam Hasan memegang tampuk imamah atau kepemimpinan atas umat Islam, Abul Fadhl termasuk pendamping Imam yang sangat setia. Kesetiaan kepada jalan suci Ahlul Bait dia tunjukkan pada peristiwa heroik pembantaian keluarga Rasulullah di Padang Karbala, yang berakhir dengan gugurnya Imam Husein as. Dalam peristiwa itu, Abul Fadhl al-Abbas termasuk di antara para syuhada Karbala dengan kondisi kaki dan tangan terpotong-potong.
Hari kelahiran beliau oleh bangsa Iran dijadikan sebagai Hari Cacat Perang Nasional, dan rakyat Iran serta seluruh pengikut Ahlul Bait sedunia selalu mengenang pengorbanan al-Abbas untuk kemudian dijadikan teladan dalam pengorbanan demi kepentingan Islam dan kaum Muslimin.

Perang Saudara di Suriah Meletus
69 tahun yang lalu, tanggal 25 Februari 1954, terjadilah perang antara pejuang kebebasan Suriah melawan pemerintahan Adib al-Shishakli.
Sebelumnya, Kolonel Shishakli meraih kekuasaan melalui kudeta tahun 1951 terhadap presiden saat itu, Hashem Atasi. Shishakli memerintah dengan sistem dikator militer dan pada tahun 1953, ia menetapkan undang-undang baru yang amat membatasi kebebasan rakyat sipil.
Perjuangan penggulingan Shishakli dilakukan oleh kelompok-kelompok nasionalis, yang terdiri dari buruh, petani, dan mahasiswa. Mereka kemudian memilih Hashem Atasi, yang juga merupakan pemimpin Partai Sosialis Syria, kembali menjadi Presiden dan mengembalikan UU Syria kepada UU tahun 1950.

Rohaniwan Pejuang Iran Peringatkan Rezim Pahlevi
45 tahun yang lalu, tanggal 6 Isfand 1356 HS, ulama pejuang Khorasan memeringatkan rezim Pahlevi atas aksi kekeraran yang dilakukan aparat keamanan.
Setelah upacara peringatan 40 hari syahadah rakyat Qom pada tanggal 19 Dey di kota ini berujung pada aksi kekerasan oleh rezim Shah, dibentuk juga kebangkitan rakyat Tabriz pada 29 Bahman 1356 HS (18 Februari 1978). Kebangkitan ini tidak diinginkan oleh rezim Shah dan pada waktu itu banyak rakyat tidak berdosa yang menjadi korban.
Di hari ketujuh peringatan syuhada 29 Bahman di Tabriz, tepatnya tanggal 6 Isfand 1356 HS (25 Februari 1978), para ulama pejuang Khorasan mempublikasikan pernyataan dan memprotes aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan rezim Shah.
Dalam pernyataan ini disebutkan, "Rezim Shah kembali melakukan tindakan sadis dengan membantai para pejuang yang ingin menghapus kezaliman dan penindasan serta bangkit untuk melawan kekuasaan ilegal Shah Pahlevi. Tapi kami kembali mengeluarkan peringatan atas kejahatan ini dan tidak akan meninggalkan tujuan sudi ini. Demi mencapai tujuan agung, qurani dan manusiawi ini, kami akan tetap berjuang hingga nafas terakhir menghadapi aksi buas rezim Shah."