Mar 05, 2023 10:19 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 5 Maret 2023
    Lintasan Sejarah 5 Maret 2023

Hari ini Minggu, 5 Maret 2023 bertepatan dengan 12 Sya'ban 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 14 Isfand 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Sayid Al-Atibba Tabrizi Wafat

128 tahun yang lalu, tanggal 12 Sya'ban 1316 HQ, Sayidul Atibba Tabrizi, seorang ahli fiqih dan dokter terkenal Iran meninggal dunia.

Sayid al-Atibba dilahirkan di Kota Tabriz, sebuah kawasan di barat laut Iran. Sejak masa mudanya, ia menunjukkan minat yang sangat besar kepada sastra ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia belajar ilmu kedokteran kepada sejumlah ilmuwan pada zamannya.

Di antara kitab-kitab yang ditulisnya adalah "Sejarah Tabriz" dan "Aturan-Aturan Umum Ibnu Sina".

Mosaddegh

Mohammad Mosaddegh Meninggal

56 tahun yang lalu, tanggal 14 Isfand 1345 HS (5 Maret tahun 1968), Mohammad Mosaddegh, mantan Perdana Menteri dan politikus ternama Iran, meninggal dunia.

Mosaddegh dilahirkan di Tehran tahun 1883. Karirnya di bidang politik mulai menanjak sejak tahun 1921, ketika terpilih sebagai menteri keuangan. Setelah itu, dia terpilih sebagai menteri luar negeri dan anggota parlemen. Kemudian, selama beberapa tahun Mosaddegh meninggalkan dunia politik.

Pada tahun 1944, dia kembali ke pentas politik dan aktif memperjuangkan nasionalisasi minyak Iran. Usahanya yang didukung oleh para ulama Iran, antara lain Ayatullah Kashani, mencapai hasil dengan disahkannya UU nasionalisasi minyak oleh Parlemen. Bahkan, iapun terpilih sebagai perdana menteri.

Namun, rezim Shah Pahlevi dengan dukungan AS melakukan kudeta terhadap pemerintahan Mosaddegh pad tahun 1954. Mosaddegh dan para pendukungnya ditangkap dan kemudian dipenjarakan.

Image Caption

Ben Johnson Dihukum

30 tahun yang lalu, tanggal 5 Maret 1993, pelari jarak pendek (sprinter) Ben Johnson dijatuhi hukuman larangan mengikuti pertandingan setelah gagal dalam uji minuman keras untuk kedua kalinya.

Federasi Atletik Internasional (IAAF) mengumumkan pelarangan tersebut pertandingan Johnson di Paris. Padahal, pada pertandingan di Kanada sebulan sebelumnya, Johnson dinyatakan positif menggunakan doping.

Johnson pernah menjuarai kelas 100 m atletik di Olimpiade Seoul pada 1988. Namun, medali emas itu terpaksa dilepaskan setelah hasil uji darah menunjukkan ia positif menggunakan steroid.

Johnson kembali ke dunia atletik setelah lewat dua tahun masa hukumannya, tapi dia gagal memulihkan nama.

Pada Olimpiade Barcelona, 1992, Johnson tidak dapat meraih juara 100 m. Akhirnya ia memutuskan menjadi pelatih. Pada 2002 dia bekerja sebagai pelatih pribadi untuk anak pemimpin Lybia Moamar Khadafi.