Pengunjuk Rasa Menuntut Diakhirinya Bahan Bakar Fosil di COP28
Perundingan perubahan iklim PBB di Dubai pada hari Selasa telah melewati tenggat waktu yang ditetapkan tuan rumah untuk mencapai kesepakatan karena negara-negara yang berisiko menyuarakan kemarahan atas usulan kompromi yang tidak menghentikan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap.
Presiden COP28 Sultan al-Jaber bertekad untuk menyampaikan teks kesepakatan yang mendapat dukungan semua pihak pada KTT iklim di Dubai dan akan melanjutkan konsultasi hingga Rabu dini hari, kata juru bicara COP28 dalam sebuah pernyataan.
“Semalam dan sepanjang hari ini, Presiden COP28 dan timnya telah terlibat dalam konsultasi ekstensif dengan perwakilan luas kelompok dan pihak yang melakukan perundingan,” kata pernyataan itu.
Pengunjuk rasa anti-bahan bakar fosil melakukan protes di COP28 pada hari Selasa (12/12/2023), ketika pembicaraan iklim memasuki masa perpanjangan waktu di mana negara-negara mencari rancangan perjanjian baru untuk mengakhiri penggunaan minyak dan gas dunia.
Para pengunjuk rasa, yang membawa tanda bertuliskan “Akhiri era fosil”, berunjuk rasa sehari setelah rancangan teks kesepakatan dirilis, yang dikritik oleh banyak negara karena gagal menyerukan “penghentian” minyak, gas dan batu bara.
Seorang aktivis iklim dari Samoa, Longi Taulafo, mengatakan tanpa adanya perjanjian yang secara bertahap menghapuskan perjanjian tersebut, hal ini akan berarti kematian bagi negaranya dan negara kepulauan kecil lainnya.
“Kami di sini bukan hanya untuk membuat keributan, kami di sini untuk meneruskan proposal kami kepada pemerintah, kepada negosiator, sehingga kami mendapatkan hasil yang lebih ambisius dan hasil nyata dari COP ini,” kata Milena Sergeeva, seorang aktivis dari Chile.
Para perunding dari hampir 200 negara di KTT Dubai berupaya menyetujui rencana aksi global untuk membatasi perubahan iklim dengan cukup cepat guna mencegah bencana banjir, panas yang mematikan, dan perubahan ekosistem dunia yang tidak dapat diubah lagi.
Para pegiat berharap KTT COP28 – yang diadakan di kota metropolitan mewah yang dibangun dengan menggunakan petrodolar – akan mengambil langkah bersejarah dengan menyerukan penghapusan bahan bakar fosil untuk pertama kalinya, yang menyumbang tiga perempat emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama perubahan iklim. krisis planet.
Namun draf terbaru dari teks setebal 21 halaman yang diajukan oleh Presiden COP28 Sultan Al Jaber – yang juga merupakan kepala perusahaan minyak nasional UEA – tidak lebih jauh menuntut tindakan terhadap bahan bakar fosil, hanya menyajikan langkah-langkah yang “bisa” diambil oleh negara-negara tersebut.