Mar 11, 2024 10:21 Asia/Jakarta
  • 11 Maret 2024
    11 Maret 2024

Hari ini, Senin, 11 Maret 2024 bertepatan dengan 30 Sya'ban 1445 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 21 Isfand 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Muhammad Syahrastani Wafat

Tanggal 30 Syaban 554 HQ, Muhammad bin Abdul Karim Syahrastani, faqih dan ulama terkenal abad ke-6 hijriah meninggal dunia.

Muhammad Syahrastani lahir pada tahun 467 HQ dan mempelajari ilmu fiqih, teologi dan hadis dari Abu Nashr Qusyairi dan sejumlah ulama lainnya.

Pada tahun 510 HQ, Muhammad Syahrastani pergi ke kota Baghdad dan mengajar ilmu-ilmu agama di sana. Beliau juga dikenal dengan kemampuannya berpidato dan tempat mengajarnya senantiasa dipenuhi oleh murid. Beliau juga memiliki kemampuan hapalan yang luar biasa dan diakui sebagai pemikir hebat di bidang filsafat.

Beliau meninggalkan sejumlah karya tulis seperti al-Mabda wa al-Ma'ad, al-Manahij wa al-Bayan, dan al-Milal wa al-Nihal. Bukunya al-Milal wa al-Nihal berkali-kali diterbitkan dalam pelbagai bahasa dunia yang memuat ringkasan keyakinan para filsuf dan mazhab-mazhab Islam.

Ayatullah Mohammad Saleh Hairi Mazandarani Wafat

Tanggal 21 Isfand 1349 HS, Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Semnan dan kemudian dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as.

Sejarah

Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh Hairi Mazandarani lahir pada 1260 HS di kota suci Karbala. Pada awalnya beliau mempelajari sastra Arab dan kemudian kuliah filsafat dan logika kepada ayah dan saudaranya. Ketika usianya baru 15 tahun, beliau menulis Risalah Ghassalah dan serahkan kepada Akhond Khorasani. Begitu melihat risalah tersebut, Akhond Khorasani memahami kejeniusan remaja ini dan kemudian membawanya ke Najaf al-Asyraf. Selama bertahun-tahun belajar di Najaf, Ayatullah Sheikh Mohammad Saleh menjadi salah satu murid terbaik Akhond Khorasani.

Ayatullah Mazandarani juga belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Hossein Khalili, Mulla Esmail Boroujerdi, sehingga mencapai derajat keilmuwan yang tinggi. Kesungguhan dan kemampuan yang dimiliki membuat perhatian ulama di masanya tertuju kepadanya. Terlebih lagi beliau banyak menulis buku dan telah mencapai derajat ijtihad di usia 16 tahun.

Dalam usia 26 tahun, Ayatullah Mazandarani pergi ke kota Babol, Iran dan berdakwah di sana. Perlahan-lahan beliau semakin dikenal dan menjadi marji. Di masa Reza Khan Pahlevi, Ayatullah Mazandarani menyampaikan pidato keras mengritiknya di masjid Jami’ Babol yang mengakibatkan rezim Pahlevi memenjarakannya di Tehran.

Rezim Pahlevi memutuskan untuk menghukum mati Ayatullah Mazandarani, tapi tidak jadi akibat protes para marji dan masyarakat itu, sehingga beliau hanya diasingkan di kota Semnan. Beliau akhirnya tinggal di Semnan hingga akhir hayatnya. Semasa hidupnya, beliau banyak melahirkan karya ilmiah seperti Hikmat Bo Ali dalam 5 jilid, Sima-ye Iman, Diwan al-Adab dan Tarikh Maaref Emamiyeh.

Bom Teror di Kereta Madrid, 191 Tewas

Tanggal 11 Maret 2004, Spanyol terhentak oleh serangan teror.

Sebanyak 191 orang tewas dan 1.800 lainnya terluka ketika bom meledak di dalam empat kereta komuter di Ibukota Spanyol, Madrid. Serangan bom simultan tersebut terjadi di dalam empat kereta komuter yang berjalan antara stasiun Alcala de Henares menuju stasiun Atocha di pusat kota Madrid.

Serangan bom di pagi hari tersebut berlangsung hampir bersamaan dalam selang waktu dua menit. Tiga ledakan pertama terjadi di dalam kereta nomor 21431 di stasiun Atocha pada pukul 07.37 pagi.

Tiga bom berikutnya, meledak pada pukul 07.38 di dalam kereta 21435 yang ada di stasiun El Pozo dan kereta 21713 yang ada di stasiun Santa Eugenia. Empat bom sisanya, meledak satu menit kemudian di dalam kereta 17305 yang tengah melaju menuju stasiun Atocha.

Akibat ledakan beruntun yang terjadi tiga hari sebelum pemilu Spanyol tersebut, 191 penumpang kereta tewas dan 1.800 lainnya terluka. Untuk menolong para korban, pemerintah Madrid langsung mendirikan posko kesehatan darurat di luar stasiun Atocha.

Awalnya, pemerintah Spanyol menuding gerilyawan Basque sebagai pelaku serangan. Namun, tuduhan tersebut dibantah kelompok separatis Basque, ETA, yang menyalahkan elemen Arab di negaranya sebagai pelaku serangan.

Bantahan kelompok ETA tersebut dikuatkan hasil penyelidikan pihak kepolisian Spanyol yang menyalahkan kelompok militan asal Maroko, Aljazair, dan Suriah sebagai pelaku pengeboman.