Mar 27, 2024 14:12 Asia/Jakarta

Petani Inggris mengendarai traktor mereka di luar gedung parlemen Inggris di pusat kota London pada hari Senin (25/3) untuk memprotes perjanjian perdagangan pasca-Brexit, yang menurut mereka mengancam produksi pangan.

Sekitar 100 traktor dari seluruh negeri berkumpul di Westminster, di mana mereka membunyikan klakson dan menampilkan slogan-slogan termasuk “Dukung Petani Inggris” dan “Brexit adalah bencana”.

“Kita sudah muak,” kata penyelenggara Save British Farming, Liz Webster, sambil mengecam tuduhan impor “di bawah standar” yang “meremehkan” produk-produk Inggris.

Inggris telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan sejak meninggalkan Uni Eropa pada awal tahun 2020 setelah warga Inggris memilih untuk meninggalkan blok tersebut dalam referendum empat tahun sebelumnya.

Para petani mengatakan beberapa kesepakatan, dan kurangnya pemeriksaan impor, memungkinkan pangan berkualitas rendah masuk ke Inggris dari negara-negara yang peraturannya tidak terlalu ketat.

Mereka menambahkan bahwa kebijakan di Inggris yang membayar petani untuk menciptakan habitat karena alasan lingkungan berarti menghilangkan lahan untuk produksi pangan.

Beberapa demonstrasi terjadi secara sporadis dalam beberapa bulan terakhir menentang kebijakan pertanian pemerintah Konservatif pasca-Brexit, yang telah berkuasa selama 14 tahun.

Pertanian Inggris menyediakan sekitar 60 persen makanan yang dikonsumsi di Inggris, tapi para petani khawatir jumlah ini akan menurun.

Mereka juga mengatakan bahwa mereka menderita akibat kenaikan biaya dan kekurangan pekerja musiman, yang banyak di antaranya adalah pekerja asing dan perekrutannya lebih sulit sejak Brexit.

Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji untuk mendukung para petani Inggris ketika ia mengatakan pada konferensi Persatuan Pertanian Nasional bulan lalu bahwa “ketahanan pangan bangsa” adalah “bagian penting dari keamanan nasional kita”.

Tags