Jun 11, 2017 09:57 Asia/Jakarta

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada Ahad sore 4 Juni 2017, atau tanggal 14 Khordad 1396 HS, di hadapan masyarakat Iran yang menghadiri peringatan ke-28 wafatnya Imam Khomeini, pendiri Republik Islam Iran, menilai kepergian Imam merupakan duka besar dan bahwa bangsa Iran di bawah naungan tujuan dan cita-cita Imam dan juga kesadaran di hadapan setan besar, tetap berjuang mewujudkan tujuan Revolusi Islam.

Rahbar mengatakan bahwa terdapat sisi-sisi yang belum terungkap dari pribadi Imam Khomeini yang secara gradual harus disampaikan kepada publik akan tetapi masalah-masalah yang telah mengemuka dalam beberapa tahun terakhir, harus diulang dan disampaikan kembali sehingga perspektif dan prinsip Imam tidak terdirtorsi, terjaga dan tidak memberikan peluang kepada sebagian pihak untuk menyimpangkannya.

Rahbar menegaskan, "Kemenangan Revolusi Islam yang merupakan manifestasi kehendak Allah Swt melalui Imam Khomeini dan dengan bantuan masyarakat, bukan sekedar peralihan atau tersingkirnya sebuah kelompok dan masuknya kelompok lain, akan tetapi Revolusi Islam menghadirkan transformasi besar di sektor politik negara dan dalam konteks masyarakat Iran. Revolusi Islam mengubah sebuah diktatorisme herediter dan dependen kepada pihak asing menjadi pemerintahan berbasis rakyat, independen, mulia dan memiliki identitas."

Perubahan besar itu terwujud berkat kemenangan Revolusi Islam dan Imam Khomeini di sela-sela pidatonya, menjelaskan tujuan-tujuan maksimum Revolusi Islam, yang bahkan untuk sebagian politisi kawakan dan pejuang, potensi realisasinya sangat kecil. Akan tetapi Imam Khomeini mampu mewujudkan semua tujuan tersebut secara maksimum. Dibanding dengan tujuan gerakan Imam Khomeini, tujuan gerakan Revolusi Konstitusi dan gerakan nasionalisasi minyak sangat kecil dan tidak maksimum.

Rahbar menilai kunci keberhasilan Imam Khomeini dan kesuksesan gemilang beliau adalah penggalangan seluruh masyarakat khususnya para pemuda ke kancah perjuangan. Di negara mana pun [ketika] masyarakat terjun ke kancah, bertahan dan berjuang, maka seluruh tujuan mereka akan tercapai.

Selain daya tarik kepribadian, masyarakat dan pemuda berpartisipasi karena daya tarik slogan, prinsip dan pedoman Imam Khomeini. Beliau selain sosok yang sangat kokoh, memiliki kekuatan tinggi dalam menghadapi kesulitan, tegas dan jujur, serta beriman dan bertawakkal yang tercermin dalam sikap dan pernyataan beliau. Itu adalah daya tarik kepribadian Imam Khomeini yang membuat para pemuda mengikuti jalan dan gerakan revolusi Imam Khomeini. Adapun daya tarik prinsip beliau, salah satunya adalah Islam sejati, yaitu islam yang tidak terjebak kejumudan maupun elektisisme.

Beliau menilai kebebasan, independensi, keadilan sosial, keadilan ekonomi, demokrasi, hak memilih, kedaulatan rakyat, dan kepercayaan diri nasional, sebagai prinsip menawan Imam Khomeini. Salah satu di antara prinsip Imam Khomeini adalah keluar dari lingkaran dominasi Amerika Serikat yang sangat menarik bagi para pemuda Iran di mana sekarang merupakan impian banyak pemuda dari berbagai negara.

Rahbar lebih lanjut menyinggung kebingungan kekuatan-kekuatan adidaya Barat dan Timur pada awal kemenangan Revolusi Islam dan mengatakan, musuh-musuh Revolusi Islam selama 38 tahun lalu telah menggulirkan berbagai macam program anti-Iran akan tetapi semuanya gagal, begitu pula di masa mendatang.

Ayatullah Khamenei kemudian menjelaskan kondisi dekade awal pasca kemenangan Revolusi Islam yaitu dekade ketika Imam Khomeini masih hidup dan mengatakan, dekade pasca kemenangan Revolusi merupakan dekade kemazluman namun pada saat yang sama sangat penting dan determinan dalam sejarah Revolusi Islam. Sayang sekali masalah ini tidak banyak diketahui dan dalam beberapa waktu terakhir menjadi target serangan sejumlah corong dan pemiliknya.

Ayatullah Khamenei menilai dekade tersebut sebagai ujian besar serta dekade aksi teror terburuk dan tersadis terhadap Iran. Menyinggung terjadinya perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam Irak, berbagai upaya disintegrasi, sanksi-sanksi berat terhadap Iran, Rahbar menegaskan bahwa pada tahun-tahun tersebut, bangsa Iran khususnya para pemuda berdiri kokoh dan mampu mematahkan seluruh makar musuh.

Rahbar mengimbau semua pihak untuk merenungkan hakikat dan fakta-fakta pada dekade 60-an  dan agar tidak keliru membedakan antara syahid dan penjagal. Karena bangsa Iran sangat tertindas pada dekade tersebut, dan karena para teroris dan kelompok munafik serta para pendukung mereka melakukan kejahatan terhadap bangsa Iran.

Pada bagian lain pidatonya, Rahbar menambahkan, kehadiran Arab Saudi di Bahrain tidak logis, sebab, mengapa sebuah negara asing harus mengirim pasukan ke negara ini dan ingin memaksakan kehendaknya, di mana hasilnya menyebabkan kehinaan dan aib?

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menuturkan, jika Arab Saudi menyuap Amerika Serikat dengan miliaran dolar pun agar bersamanya, Riyadh tidak akan mencapai hasilnya, dan tidak akan menang dalam mengagresi rakyat Yaman.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung konspirasi musuh untuk melancarkan perang proxy di negara-negara kawasan. Hari ini, kelompok teroris Daesh telah diusir dari tempat kelahirannya di Suriah dan Irak dan kelompok teroris ini pergi ke arah negara-negara seperti Afghanistan, Pakistan dan bahkan Filipina dan Eropa. Api yang mereka nyalakan ini telah membakar  mereka sendiri," jelasnya.

Ayatullah Khamenei menilai nama Imam Khomeini ra sebagai Pendiri Republik Islam Iran sebagai nama yang terikat dengan revolusi, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dan Revolusi Islam adalah "seni" terbesar Imam Khomeini ra.

Rahbar juga menyinggung pemilu presiden di Iran yang diselenggarakan baru-baru ini. Beliau mengatakan, lihatlah kecarutan musuh sampai di mana! Presiden AS, Donald Trump, menari dengan pedang di sebuah pemerintahan kesukuan dan dekade, dan ia keberatan dengan suara 40 juta-an rakyat Iran.

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Sayang sekali di bulan Ramadhan, sebagian saudara kita yang berpuasa di sejumlah negara seperti Yaman, Suriah, Bahrain dan Libya, menghadapi berbagai masalah besar." Beliau juga menyinggung bombardir dan tekanan dari pemerintah Saudi terhadap bangsa Yaman serta mengatakan, "Rezim Saudi harus mengetahui bahwa meski dengan melanjutkan kejahatan seperti sekarang ini selama 20 tahun lagi, mereka tidak akan mengalahkan bangsa tidak berdosa Yaman dan hanya akan menambah catatan dosa dan kejahatan mereka, dan bahwa balasan Allah Swt akan sangat pedih.

Tags