Okt 09, 2019 14:36 Asia/Jakarta
  • Industri petrokimia di Iran.
    Industri petrokimia di Iran.

Tidak ada yang meragukan tentang peran penting investasi dalam kemajuan sebuah negara dan ekonomi global. Iran – sebagai sebuah negara dan salah satu jalur penghubung utama di Asia Barat – tidak keluar dari kaidah ini.

Dalam konteks kebijakan ekonomi perlawanan Iran, salah satu komponen pentingnya adalah orientasi ekspor dan menarik investasi asing. Secara historis, resistensi ekonomi memiliki kaitan erat dengan Revolusi Islam Iran 1979. Di sektor ekonomi, revolusi ini berusaha mencapai kemandirian ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan mewujudkan ekonomi yang maju.

Karena pengaruh regional dan trans-regional dari Revolusi Islam, pemerintah-pemerintah totaliter dan kekuatan arogan seperti Amerika Serikat mulai memusuhi Iran. Salah satu contoh permusuhan ini adalah penerapan sanksi ekonomi.

Dengan semakin banyaknya sanksi ekonomi terhadap Iran selama satu dekade terakhir, para pembuat kebijakan ekonomi Iran merasa perlu menggunakan berbagai kapasitas dan peluang negara untuk mencapai sebuah model ketahanan ekonomi.

Untuk tujuan ini, model "Ekonomi Perlawanan" diperkenalkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada tahun 2011 dan kerangka umumnya diumumkan kepada lembaga eksekutif pada 18 Februari 2014.

Ekonomi perlawanan berusaha untuk mengaktualisasikan kapasitas dan potensi di berbagai sektor ekonomi Iran. Namun, beberapa media mengaburkan istilah ini dan menyamakan ekonomi perlawanan dengan pengetatan ekonomi, padahal tidak demikian.

Dalam kamus ekonomi, istilah-istilah yang dipakai untuk ekonomi perlawanan adalah kata "resistance/perlawanan" "solidification/kesolidan" dan "resilience/daya lentur," tetapi padanan kata untuk pengetatan ekonomi adalah "austerity/penghematan."

Dalam laporan lembaga-lembaga ekonomi dunia, salah satu indikator dalam menilai ekonomi sebuah negara adalah ketahanan dan daya tahan ekonominya dalam menghadapi tantangan.

Seorang analis ekonomi Iran, Ismail Kushak Baghei mengatakan, "Ekonomi perlawanan dan pengetatan ekonomi adalah dua konsep yang terpisah. Dalam pengetatan ekonomi, kita dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan modal, dan kita dipaksa untuk melakukan penjatahan dan pengurangan konsumsi untuk menutupi keterbatasan yang ada. Namun, ekonomi perlawanan tidak memiliki keterbatasan dalam ketersediaan sumber-sumber ekonomi, tetapi sumber yang ada digunakan secara efisien dan optimal melalui perencanaan yang tepat. Pengetatan ekonomi berarti meletakkan beban kesulitan ekonomi di pundak masyarakat. Tetapi dalam ekonomi perlawanan, beban berada di pundak para pembuat kebijakan dan pelaksana program ekonomi."

Mengenai kebutuhan akan ekonomi perlawanan, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Tidak hanya kita yang tertarik pada ekonomi perlawanan, hari ini di banyak negara, terutama dalam beberapa tahun terakhir, dengan munculnya fluktuasi ekonomi yang parah di dunia, sejumlah negara mulai berusaha untuk memperkuat ekonominya.

Setiap negara tentu saja memiliki keadaan yang berbeda. Ekonomi kapitalis dengan persoalan yang dihadapinya mulai dari Barat dan Amerika, telah menyebar ke banyak negara. Secara keseluruhan ekonomi global saling terkait, tentu saja semua negara terpengaruh oleh masalah tersebut, ada yang sedikit dan ada yang banyak.

Oleh karena itu, banyak negara berusaha untuk meningkatkan daya tahan ekonominya. Dengan kata lain, menyusun dan menjalankan ekonomi perlawanan yang sesuai dengan kondisi negara mereka."

Ekonomi perlawanan mengejar dua aspek internal dan eksternal yaitu mengandalkan kekuatan dalam negeri dengan tetap memperhatikan peluang dari luar. Program umum ekonomi perlawanan di Iran mencakup delapan kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan internasional dan orientasi ekspor.

Orientasi ekspor menitikberatkan pada peluang ekspor dan melirik peluang ekspor di pasar regional dan internasional. Dalam hal ini, Iran menaruh perhatian pada kerja sama dengan negara lain di bidang ekonomi. Salah satu jalur interaksi ini adalah mempersiapkan iklim untuk penanaman modal asing di Iran.

Investasi asing berarti masuknya aliran sumber daya ke sebuah negara dalam bentuk modal, pinjaman, atau teknologi canggih. Pada dasarnya, investasi asing tidak hanya terbatas pada aspek keuangan, pihak luar terkadang berpartisipasi dalam investasi melalui ekspor teknologi atau tenaga terampil.

Iran adalah sebuah negara dengan peradaban kuno, budaya yang kaya, dan sejarah panjang perdagangan dunia. Iran memiliki kapasitas dan keunggulan khusus untuk investasi asing. Salah satu kapasitas ini adalah letak geografisnya yang istimewa.

Iran terletak di selatan Asia Barat dan penghubung antara benua Asia dan Eropa. Negara ini berada di lingkungan pasar yang tumbuh pesat di Teluk Persia dan di dekat sebagian besar wilayah Asia. Juga menikmati posisi yang strategis di Teluk Persia dan Selat Hormuz. Teluk Persia dan Selat Hormuz adalah dua jalur vital untuk transportasi minyak mentah dunia.

Potensi pariwisata di Iran.

Dosen Universitas Imam Sadiq Iran dan pakar ekonomi perlawanan, Doktor Hojjatullah Abdolmaleki menuturkan, "Negara-negara tetangga adalah salah satu kapasitas penting dalam ekonomi internasional. Iran memiliki 15 tetangga, mereka yang berbagi perbatasan dengan Iran adalah negara-negara ring pertama. Beberapa negara termasuk ring kedua yaitu melalui sebuah perantara, mereka telah menjadi tetangga negara kita juga. Oleh karena itu, jumlah negara yang dekat dengan Iran sangat banyak. Menariknya, Iran juga memiliki ikatan budaya dengan sebagian besar negara tersebut."

Iran memiliki perbatasan darat bersama dengan tujuh negara dan perbatasan maritim dengan delapan negara lainnya. Afghanistan di barat Iran, negara-negara Asia Tengah seperti Tajikistan dan Uzbekistan memiliki sumber daya mineral yang signifikan dan ekonomis. Tetapi, mereka tidak memiliki akses ke perairan bebas dan kurangnya infrastruktur yang layak seperti jalur kereta api, jalan raya, tenaga ahli, dan sumber-sumber energi.

Jadi, satu-satunya jalur ekonomis bagi negara tersebut untuk mengakses perairan bebas adalah Iran dan Teluk Persia. Melalui wilayah Iran, mereka bisa mengekspor sumber daya mineralnya ke pasar internasional.

Berdasarkan data organisasi internasional pada 2014, Iran dan 15 tetangganya memiliki populasi 650 juta jiwa. Populasi ini menyumbang sekitar 9 persen dari jumlah penduduk dunia. Selain itu, para tetangga Iran memiliki pasar dengan puluhan juta konsumen. Iran dengan populasi lebih dari 80 juta jiwa, cocok untuk semua jenis investasi asing. Selain populasi yang besar, ketersediaan tenaga kerja murah, tenaga kerja terampil dan muda adalah di antara keunggulan komparatif lain yang dimiliki negara ini.

Di samping tenaga kerja murah, keuntungan lain melakukan investasi di Iran adalah akses ke sumber-sumber energi yang murah. Sebagai contoh, data tarif setiap kilowatt listrik per jam di dunia menunjukkan bahwa Iran, bersama dengan Cina, India dan Afrika Selatan, menjual listrik termurah di dunia pada tahun 2017.

Bensin termurah di dunia juga dijual di Venezuela dan Iran. Seperti disebutkan di atas, akses ke energi murah sebagai alat produksi adalah salah satu keuntungan besar investasi di Iran, yang membantu menurunkan biaya produksi.

Sektor investasi asing di Iran sangat beragam. Selain sektor minyak dan gas, ada banyak kapasitas untuk berinvestasi di industri pertambangan dan logam seperti aluminium dan baja, perumahan, pembangunan kota dan jalan raya, petrokimia dan energi bersih, pertanian, peternakan dan unggas, transportasi dan sektor pariwisata. (RM)

Tags