Nov 17, 2019 15:14 Asia/Jakarta
  • Sayidah Fathimah Zahra as
    Sayidah Fathimah Zahra as

Al-Quran sangat menganjurkan manusia untuk memperhatikan warisan sejarah kaum terdahulu dan dalam hal ini, membahas pribadi-pribadi menonjol lalu memperkenalkan mereka sesuai dengan bidangnya.

Artikel sebelum ini telah membawa kita mengenal sejumlah perempuan dalam al-Quran sebagai teladan qurani dan berhasil memperkenalkan kelebihan yang mereka miliki. Kita menghormati Maryam karena kesuciannya, takwa dan ibadahnya. Balqis, Ratu Saba' sebagai perempuan yang dikenal dengan kemampuan manajerial dan rasionalitasnya. Kami juga telah memperkenalkan beberapa perempuan yang semasa dengan Nabi Musa as di saat-saat yang sangat menentukan. Masih ingat akan keberanian Sarah mengikuti suaminya serta kesabaran dan istiqamah Hajar di hadapan kehendak ilahi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan berbicara tentang seorang perempuan yang keagungannya dikarenakan memiliki semua sifat menonjol kemanusiaan. Dengan kata lain, kepribadiannya patut dipuji dan transenden di semua dimensi hidupnya. Sekalipun nama perempuan ini secara eksplisit tidak disebutkan dalam al-Quran, tetapi menurut pendapat mayoritas ahli tafsir dan ulama Islam, ada beberapa ayat al-Quran yang diturunkan mengenai dirinya. Usianya tidak panjang dan terbatas, tetapi sejarah kehidupannya memberikan poin baru, setiap kali kita mengkajinya. Perempuan ini adalah Fathimah as, putri suci dan mulia Rasulullah Saw.

Muhammad dan Khadijah adalah dua manusia teladan. Khadijah adalan perempuan yang benar-benar mengorbankan segalanya demi penyebaran tauhid dan agama Islam. Ia membantu Muhammad lewat hartanya dan membantu apa saja yang bisa dilakukannya untuk suaminya. Hasil dari pernikahan suci ini adalah dua putra bernama Abdullah dan Qasim dan empat putri; Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah dan Fathimah. Namun tidak berapa lama, dua putra Rasulullah meninggal dunia. Kehilangan dua putranya ini sangat membuat Muhammad dan Khadijah sedih dan menggembirakan musuh-musuh mereka. Karena menurut mereka, keturunan Nabi Saw telah terputus.

Setelah pengutusan Muhammad sebagai Rasulullah, beliau kembali kepada Khadijah setelah melewati ibadah selama 40 hari dan memberi kabar gembira kepadanya bahwa Jibril memberi berita gembira bahwa Allah akan menganugerahkan seorang putri, dimana keturunannya penuh berkah dan suci. Allah Swt dengan segera akan menganugerahkan keturunanku lewat keberadaannya dan darinya akan muncul generasi yang menjadi Imam dan Khalifah Allah setelah terputusnya wahyu. Ketika Khadijah hamil, sejak itu pula ia merasa akrab dengan Fathimah yang berada dalam perutnya. Suatu hari Rasulullah memasuki kamar dan mendengar Khadijah sedang berbicara dengan seseorang. Beliau bertanya, "Wahai Khadijah! Engkau sedang berbicara dengan siapa?" Khadijah menjawab, "Anak yang berada dalam perutku berbicara denganku dan mengakrabiku serta membuatku merasa tenang."

Hari berlalu dan masa kelahiran anak yang dinanti ini semakin dekat. Waktu itu tidak ada perempuan Mekah yang akan membantu persalinan. Khadijah sangat sedih, tetapi tiba-tiba ada empat perempuan dengan tubuh tinggi memasuki ruangan. Ketika melihat mereka, Khadijah merasa takut. Seseorang dari mereka berkata, "Wahai Khadijah! Jangan bersedih. Kami diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu. Kami adalau saudarimu. Saya adalah Sarah. Perempuan yang duduk bersamamu di surga adalah Asiah binti Muzahim. Sementara yang satu ini adalah Maryam putri Imran dan yang itu adalah Kultsum, saudari Musa bin Imran. Allah mengutus kami kepadamu untuk melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan di waktu seperti ini."

Ketika Fathimah lahir ke dunia, muncul cahaya terang benderang di langit yang tidak pernah disaksikan sebelum ini oleh para malaikat. Empat perempuan itu mengatakan, "Khadijah ambil anakmu yang berada dalam keadaan suci, disucikan dan penuh berkah dan Allah menjadikannya dan keturunannya berkah."

Berita kelahiran putri Nabi Muhammad Saw sampai ke semua tempat. 'Ash bin Wail yang merupakan musuh lama Nabi Saw yang menurut pandangan Jahiliah, menilai anak perempuan sebagai kehinaan, menyebut Muhammad sebagai Abtar yang berarti keturunannya terputus.

Pada waktu itu Allah menurunkan surat al-Kautsar dan Allah memberikan kabar gembira kepada utusan-Nya seperti ini, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."

Sejatinya, Allah menurunkan surat ini kepada Nabi Muhammad Saw sebagai hiburan kepada beliau, sekaligus menjelaskan satu hakikat bagi beliau dan bagi umat Islam. Karenanya Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak." Itu adalah hakikat agung, banyak dan terus bertambah.

Sebelum munculnya Islam, sejarah ditulis khusus untuk laki-laki dan pria menutupi kehidupan perempuan serta tidak memberi kesempatan kepada perempuan untuk memainkan peran. Keberadaan anak laki-laki dan pria dalam sebuah keluarga termasuk nilai dan memberi kebesaran tersendiri bagi keluarga tersebut. Laki-laki tidak memberi kesempatan kepada perempuan agar dapat mengaktualisasikan energinya yang tersimpan dan tersembunyi dalam dirinya. Di masa itu, perempuan hanya menjadi pemain peran pinggiran dan bagian dari laki-laki. Dalam perjalanan waktu, perempuan dipengaruhi masalah ini dan perlahan-lahan mereka tidak percara dirinya merupakan seorang perempuan yang independen.

Dengan kemunculan Islam dan keberadaan Sayidah Fathimah as serta peran yang dimainkannya dalam keluarga dan masyarakat berhasil menghancurkan kebiasaan ini. Sejak masih kecil, Fathimah telah menghapus pemikiran Jahiliah dan selalu bersama Nabi Saw dan menjadi pendukungnya ketika risalah dan tugas Nabi sedang sulit. Ia berhasil menunjukkan perempuan dan laki-laki memiliki tanggung jawab yang sesuai dengan dirinya dan peran keduanya berbeda sesuai dengan pribadi dalam dirinya dan elemen yang diperlukan dalam pertumbuhan dan kesempurnaan keduanya. Keduanya merupakan bagian dari penciptaan manusia dan tidak ada kelebihan satu dari keduanya. Karena keutamaan manusia bergerak pada makna akal, jiwa dan gerakannya, bukan pada jenis kelaminnya. Sekalipun Fathimah as tidak berusia panjang, tetapi berhasil menunjukkan hakikat ini dengan baik.

Sekaitan dengan tafsir surat al-Kautsar, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Berbeda dengan yang dibayangkan musuh yang suka menyalahkan, putri Nabi Saw penuh berkah dan wujud yang dermawan, menjadi sumber tetapnya nama, memori, agama dan ajaran Nabi Saw, sehingga tidak pernah ada anak yang menonjol dan agung seperti ini. Pertama, keturunannya ada sebelas Imam dan sebelas mentari penuh cahaya yang menyebarkan ajaran Islam ke dalam hati setiap manusia, menghidupkan kembali Islam, menjelaskan al-Quran, menyebarkan ajaran Islam, menghapus perubahan dan tahfir dari Islam dan menutup jalan untuk menyalahgunakan Islam.

Salah satu dari sebelas Imam ini adalah Husein bin ali as yang sesuai dengan riwayat dari Nabi Saw, 'Saya berasal dari Husein dan Husein adalah bahtera penyelamat dan cahaya hidayah.' Semua warisan penuh berkah yang ada dalam pribadi tersebut memunculkan syahadah dan kebangkitan dalam sejarah Islam, ia adalah satu dari keturunan Fathimah Zahra as. Bukan hanya ajaran Syiah yang menjadi imam terkenal Ahli Sunnah, baik lewat perantara atau langsung telah memanfaatkan limpahan ilmu mereka.

Kautsar atau kebaikan yang banyak ini setiap hari semakin terang dan menyebarkan keturunan Nabi Saw di seluruh dunia Islam. Sekarang ribuan, bahkan ratusan ribu keluarga turunan Nabi yang telah dikenal jelas yang berada di pelbagai dunia Islam menunjukkan keturunan beliau tetap bertahan bak ribuan peliat di dunia yang menjadi bukti keberadaan spiritual ajaran dan pribadi sucinya. Kautsar ini adalah Fathimah Zahra as. Salam Allah kepadanya, salam seluruh para nabi dan wali, malaikat dan segala ciptaan Allah kepadanya hingga Hari Kiamat."

Al-Quran dengan diturunkannya surat al-Kautsar tentang pribadi Sayidah Fathimah Zahra as berhasil memperkenalkan teladan kebaikan kepada dunia dan Fathimah sebagai anugerah yang tiada akhir pewaris keutamaan dan kebaikan akhlak Nabi Saw. Dalam surat ini, telah diperintahkan kepada Nabi Saw agar mengucapkan syukur kepada Allah karena diberikan Kautsar ilahi yang abadi ini. Di sisi lain, Allah Swt dengan perubahan ini berhasil mengeluarkan perempuan dari penghinaan, khurafat dan penyimpangan. Di balik kebaikan banyak Fathimah as, Ahlul Bait Rasulullah Saw bak mutiara yang dihormati manusia dan menjadi jalan, hidayah dan pembimbing mereka menuju kebahagiaan.