Jul 12, 2020 09:33 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 12 Jlu 2020
    Lintasan Sejarah 12 Jlu 2020

Wafatnya Penyair Maroko, Abu Zayd Al-Qayrawani

985 tahun yang lalu, tanggal 20 Dzulqadah 456 HQ, Abu Zayd al-Qayrawani, penyair Maroko meninggal dunia pada usia 66 tahun

 

Abu Muhammad Abdullah ibn Abi Zayd al-Qayrawani adalah seorang penyair, sastrawan dan kritikus Maroko yang lahir pada tahun 390 HQ. Abu Zayd al-Qayrawani sejak kecil telah mempelajari syair dan sastra serta ilmu-ilmu lainnya. Demi mempelajari lebih dalam kepada para ilmuwan besar, ia kemudian pindah ke kota Qayrawan yang terletak di selatan Tunisia yang pada masa itu menjadi pusat peradaban Islam di Afrika Utara dan Andalusia.

 

Setelah memperdalam kemampuannya di bawah bimbingan guru-guru hebat, Abu Zayd al-Qayrawani mampu meningkatkan kemampuannya di bidang puisi dan sastra. Syair-syair al-Qayrawani dari sisi makna, pujian, deskripsi dan gazal merupakan gambaran dari tahapan kehidupan sosial dan sastranya.

 

Di sisi lain, al-Qayrawani juga menciptakan metode baru di bidang kritik sastra. Sebelumnya, kritik sastra hanya sampai pada pengantar dan penjelasan, al-Qayrawani mengubah kritik sastra hingga menjadi satu mazhab pemikiran di bidang ini.

 

Abu Zayd al-Qayrawani banyak meninggal karya dalam bentuk manuskrip dan sebagian telah dicetak dan diterbitkan. Kebanyakan karya mengulas tentang jenis-jenis puisi dan para penyair Qayrawan.

 

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari Wafat

 

20 tahun yang lalu, tanggal 22 Tir 1379 HS, Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggal dunia di usia 84 tahun dan dikebumikan di komplek makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as, Qom.

 

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari lahir dari keluarga ulama di kota Shabestar, Provinsi Azerbaijan Timur pada 1295 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat dasar dan menengah, pada usia 18 tahun beliau pergi ke kota Qom untuk melanjutkan pendidikannya. Selain belajar ilmu-ilmu klasik hauzah, beliau juga mempelajari filsafat, teologi dan irfan kepada Ayatullah Sheikh Mahdi Mazandarani dan Mirza Mohammad Ali Shah Abadi.

 

Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat menengah, beliau belajar mata kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i selama 8 tahun. Beliau kemudian mengikuti perintah gurunya ini dan kembali ke kota kelahirannya. Selama 10 tahun di sana, beliau memberikan pelayanan masalah-masalah keagamaan kepada masyarakat. Pada usia 37 tahun beliau kembali ke Qom dan memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid dan pada saat yang sama beliau mengikuti kuliah Ayatullah Boroujerdi.

 

Beliau mendapat ijazah ijtihad dari Ayatullah Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Abolhassan Isfahani. Selain itu beliau juga sangat berjasa dalam menyebarkan ajarah Ahlul Bait di provinsi Azerbaijan Barat dan Kurdistan serta membangun banyak masjid dan huseiniah di dua provinsi ini. Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi juga ikut bersama ulama lainnya bangkit melawan rezim Shah Pahlevi.

 

Ayatullah Sayid Mohammad Vahidi Shabestari meninggalkan banyak karya tulis seperti catatan pinggir al-Urwah al-Wutsqa, Hakemiyat Piromoune Khatamiyat va Rafe Shubahat dan Syarah Wasilah an-Najah.

 

tank Israel tumbang saat agresi militer ke Lebanon tahun 2006

 

Agresi Militer Rezim Zionis ke Lebanon

 

14 tahun yang lalu, tanggal 12 Juli 2006, untuk kesekian kalinya tentara rezim Zionis Israel melancarkan agresi militer ke Lebanon.

 

Israel berdalih, agresi ini dilancarkan untuk membebaskan dua serdadunya yang ditawan oleh gerakan Hizbullah. Tujuan utama rezim zionis Israel menggelar agresinya ke Lebanon yang didukung penuh oleh Washington, sejatinya untuk menumpas gerakan Hizbullah dan melucuti persenjataan kelompok ini, Hizbullah merupakan kekuatan perjuangan rakyat Lebanon dalam melawan penjajah.

 

Pasukan militer zionis membombardir dan menghancurkan pelbagai fasilitas umum dan infrastruktur Lebanon. Mereka menanggap dengan cara itu, rakyat Lebonan akan didera kesulitan ekonomi dan melepaskan dukungannya kepada Hizbullah. Selama perang berlangsung, pesawat-pesawat tempur Israel telah melancarkan serangan udara sebanyak 10 ribu kali dan lebih dari 10 ribu warga sipil menjadi korban. Namun demikian, rakyat Lebanon pantang mundur dan tetap bertahan mendukung perjuangan Hizbullah.

 

Di sisi lain, pasukan militer rezim Zionis Israel gagal meraih ambisinya dan menelan kekalahan telak, setelah serangan roket Hizbullah berhasil menghancurkan sejumlah target militer di Israel, dan para pejuang gerakan ini berhasil melumpuhkan serangan darat militer zionis. Sampai-sampai AS yang selama ini mendukung penuh agresi militer Israel, terpaksa mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menggelar gencatan senjata dan penarikan mundur tentara Israel dari tanah Lebanon. Resolusi ini juga menugaskan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk ditempatkan di Lebanon.[]