Sep 29, 2020 15:57 Asia/Jakarta

Breonna Taylor, 26 tahun, tewas ditembak oleh polisi di apartemennya pada tanggal 13 Maret 2020 ketika polisi mengeksekusi surat perintah penggeledahan di wilayah Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.

Enam bulan kemudian, seorang polisi bernama Brett Hankison dijerat tiga dakwaan melakukan tindakan 'membahayakan secara ceroboh' atas tembakan yang dilepaskannya ke apartemen Taylor. Namun, baik Hankison maupun dua polisi lainnya yang ada di lokasi, tidak didakwa secara langsung terkait kematian Taylor.

Setelah itu, kematian Taylor menjadi salah satu penggerak gerakan Black Lives Matter yang marak beberapa waktu terakhir di berbagai wilayah AS.

Juru pengadilan Lousville pada hari Rabu (23/9/2020) memutuskan untuk tidak menjeratkan dakwaan pidana terhadap siapapun terkait kematian Taylor. Keputusan ini memicu kemarahan publik yang menuntut agar polisi yang menewaskan Taylor ditindak tegas secara hukum.

Usai putusan itu diumumkan, ribuan orang turun ke jalan dan membanjiri jalanan Louisville yang merupakan kota asal Taylor untuk memprotes keputusan tersebut. Mereka menuntut keadilan untuk Taylor yang berprofesi sebagai teknisi ruang gawat darurat di rumah sakit.

Demontrasi damai itu berakhir ricuh dan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi antihuru-hara. Dua polisi terkena tembakan dalam bentrokan itu. Salah satunya tertembak di kaki dan satu lagi tertembak di perut.

Menurut Kepala Kepolisian Louisville Robert Schroeder, tersangka penembakan yang bernama Larynzo Johnson telah ditangkap dan dijerat dua dakwaan penyerangan serta 14 dakwaan melakukan tindakan 'membahayakan secara ceroboh'.

Schroeder menegaskan total ada 127 orang yang ditangkap di berbagai wilayah Louisville. Sedikitnya 16 orang ditangkap terkait aksi penjarahan.

Berdasarkan laporan AP, di antara mereka yang ditangkap pada Kamis malam, 24 Sepember 2020 adalah Anggota Legislatif Kentucky, Attica Scott. Politikus Demokrat Louisville itu, yang telah bertugas di badan legislatif sejak 2017, telah mendorong undang-undang yang melarang surat perintah larangan mengetuk rumah yang dikritik oleh pengunjuk rasa.

Halaman Facebook-nya mencakup seruan terbuka untuk keadilan bagi Taylor, seorang wanita kulit hitam yang tewas dalam penggerebekan polisi pada Maret lalu. (RA)

Tags