Okt 13, 2020 15:35 Asia/Jakarta

Tokoh oposisi Belarus (Belarusia), Svetlana Tikhanouskaya bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Vilnius, Lithuania, pada Selasa, 29 September 2020.

Pertemuan itu digelar di sela-sela kunjungan Macron ke Lithuania untuk meyakinkan kubu oposisi Belarus tentang dukungan keamanan Prancis.

Seperti dilaporkan Reuters, Tikhanouskaya dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa Macron berjanji akan membantu proses negosiasi dengan pemerintah Belarus dan melepaskan para tahanan politik.

"Dia berjanji akan melakukan semua upaya untuk membantu proses negosiasi terkait krisis politik di negara kami. Dia juga akan membantu dengan semua cara untuk membebaskan semua tahanan politik," kata Tikhanouskaya.

Tikhanouskaya melarikan diri ke Vilnius setelah proses pemilu 9 Agustus 2020 di Belarus. Presiden Alexander Lukashenko mengklaim menang dalam pemilu ini.

Kubu oposisi menuding Lukashenko curang untuk memenangkan pemilu. Namun pemimpin yang telah berkuasa selama 26 tahun di Belarus ini membantah tudingan tersebut.

Lukasehnko menggelar pelantikan dirinya sebagai Presiden Belarus tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan hal ini telah memicu demonstrasi penolakan kelompok oposisi.

Ribuan pendukung tokoh oposisi Belarus menggelar unjuk rasa menentang pelantikan Presiden Lukashenko di Minsk, Belarus, 23 September 2020.

Mereka berunjuk rasa pada Rabu , 23 September 2020 untuk mengecam pelantikan Presiden Lukashenko yang dilakukan tanpa pengumuman sebelumnya.

Menurut kantor berita Belta, demonstrasi tersebut berakhir ricuh setelah pasukan keamanan menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa. Lebih dari 360 orang dilaporkan ditangkap dalam unjuk rasa tersebut.

Lukashenko, 66 tahun, dilantik untuk masa jabatan keenam. Dia menegaskan bahwa dirinya memenangkan pemilu 9 Agustus dengan telak yaitu mendapat 80 persen suara. Lawan terkuatnya adalah Sviatlana Tsikhanouskaya, yang berdasarkan penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum hanya mendapat 10 persen suara.

Lukashenko kembali dilantik menjadi Presiden Belarus, meski hasil pemilihan presiden itu digugat oleh kelompok oposisi. Lukashenko berkuasa di Belarus sejak 1994.

Belarus merupakan negara pecahan Uni Soviet yang berpenduduk sekitar 9,5 juta orang. (RA)

Tags