Nov 12, 2020 18:08 Asia/Jakarta

Seorang tananan Palestina di penjara rezim Zionis Israel telah mengakhiri mogok makannya yang berlangsung selama lebih dari 100 hari. Dia meraih kemenangan setelah memaksa rezim ilegal itu untuk membebaskannya.

Maher al-Akhras menghentikan mogok makannya pada Jumat, 6 November 2020 setelah Israel setuju untuk membebaskannya pada 27 November mendatang.

Al-Akhras telah mogok makan selama 103 hari untuk memprotes penahanan tanpa dakwaan (penahanan administratif) oleh otoritas Israel.

Dia akan menghabiskan sisa penahanannya di rumah sakit untuk memulihkan diri dari mogok makan yang membawanya ke ambang kematian.

"Al-Akhras akan menang atas para penindas tahanan," tulis Klub Tahanan Palestina dalam pengumuman keputusan itu.

Al-Akhras, 49 tahun, adalah ayah enam anak yang berasal dari kota Silat al-Dahr di Tepi Barat yang diduduki, dekat Jenin, di mana dia memiliki peternakan sapi perah.

"Saya tidak ingin mati, saya cinta kehidupan, saya tidak memilih kematian. Tapi saya berdiri teguh sampai kita semua, sebagai manusia, akan bebas," kata al-Akhras kepada Haaretz.

Tahanan Palestina itu juga membantah klaim Israel bahwa dia menimbulkan bahaya bagi warga Israel.

"Saya tidak berbahaya bagi siapapun. Bukan untuk warga Israel dan bukan warga lain di dunia. Saya ingin kita hidup damai, Yahudi dan Arab," pungkasnya. (RA)

Tags