Des 03, 2020 16:14 Asia/Jakarta

Beberapa polisi Prancis menganiaya produser musik kulit hitam Michael Zecler dalam sebuah tindakan rasisme, dan videonya tersebar dan bahkan ditonton oleh Presiden Emmanuel Macron pada Jumat, 27 November 2020.

Setelah menonton video yang menunjukkan polisi Paris memukuli Michael Zecler, Macron menyebutnya sebagai tindakan memalukan bagi Prancis. Karenanya pemerintah harus mencari cara untuk memulihkan kepercayaan publik.

Menurut beberapa laporan, Michael, sedang kembali ke studio musiknya pada Sabtu (21/11/2020) malam. Dia diketahui tidak memakai masker dan dua polisi berseragam dan seorang lagi berpakaian preman, langsung mendorong Michael ke pintu depan apartemennya.

Menurut The Guardian, ketiga polisi meninju kepala Michael, menendang dan memukul tubuhnya dengan pentungan. Selain serangan fisik itu, Michael terkejut karena ia mendengar kata-kata rasisme yang muncul dari petugas. Hinaan rasis itu dikeluarkan bersamaan ketika tubuhnya terus dipukuli berulang kali dengan pentungan.

Rekan-rekan Michael yang mendengar teriakan minta tolong, segera menuju suara tersebut. Mereka menolong Michael dan berhasil mendorong tiga petugas polisi itu menjauh, keluar dari pintu depan apartemennya. Namun tidak cukup sampai di situ, tiga polisi itu masih melanjutkan dengan memecahkan kaca dan melempar gas air mata.

Michael dan temannya juga dipaksa untuk keluar dan dipukuli di luar. Kekerasan itu berhenti seketika saat teman Michael yang berada di lantai atas, lewat jendela merekam aksi tersebut sambil berteriak "kamera, kamera, kamera".

Menurut kantor Kejaksaan Paris, jaksa sedang menyelidiki serangan kekerasan terhadap Michel Zecler. Empat petugas polisi ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan. Pemukulan di dalam pintu masuk sebuah gedung terekam dalam tayangan video CCTV dan telepon genggam, yang telah beredar luas secara daring dan menjadi berita utama di seluruh Eropa.

"Semua video yang telah kita lihat tentang serangan terhadap Michel Zecler tidak dapat diterima, itu memalukan bagi kita semua. Prancis seharusnya tidak pernah mengizinkan kekerasan atau kebrutalan, tidak peduli siapapun. Prancis tidak akan membiarkan kebencian atau rasisme berkembang," kata Macron dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.

Dia menambahkan, kepolisian harus menjadi teladan. Pemukulan Zecler berisiko mengobarkan ketegangan rasial dengan tuduhan kebrutalan polisi berulang kali terhadap komunitas kulit hitam dan etnis. Masalah itu membekas di dalam pikiran banyak orang setelah kematian warga kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat pada bulan Mei yang memicu gerakan "Black Lives Matter". (RA)

Tags