Diserang Yaman, Kilang Minyak Aramco Terbakar
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree, Jumat (19/3/2021) mengumumkan, enam rudal yang ditembakkan drone Yaman, berhasil menghantam fasilitas minyak Aramco di Riyadh.
Serangan balasan militer Yaman itu menimbulkan kebakaran di bagian kilang minyak tersebut. Kementerian Pertahanan Arab Saudi telah mengonfirmasi serangan ini dan mengatakan, serangan tersebut menyebabkan kebakaran di kilang minyak Aramco.
Citra satelit terkait fasilitas perusahaan minyak nasional Arab Saudi, Aramco, yang baru-baru ini dipublikasikan, menunjukkan kondisi kilang yang rusak setelah dibom drone Yaman.
Dikutip Fars News, Sabtu (20/3/2021), sehari pasca serangan balasan militer Yaman ke Arab Saudi, sejumlah citra satelit yang tersebar di media menunjukkan serangan itu tepat mengenai sasaran.
Perusahaan satelit Maxar pada hari Sabtu mempublikasikan foto-foto satelit terkait kilang minyak Aramco di Riyadh, dan dalam foto tersebut tampak kebakaran sisa serangan balasan Yaman sehari sebelumnya.
Dalam foto satelit itu terlihat kebakaran berhasil dikendalikan, namun tampak kerusakan yang cukup besar dialami kilang minyak Saudi.
Perusahaan minyak nasional Arab Saudi, Aramco merepon serangan balasan militer Yaman ke salah satu fasilitas minyaknya di ibu kota Saudi, Riyadh.
CEO Aramco, Amin H. Nasser, seperti dikutip Fars News, Minggu (21/3/2021) mengklaim bahwa perusahaannya memiliki sejumlah program khusus untuk menghadapi situasi darurat, dan mengantisipasi segala bentuk serangan.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya, Amin H. Nasser menuturkan, kilang minyak Aramco di Riyadh dapat beroperasi kembali beberapa jam setelah diserang.
Ia menambahkan, Aramco tengah berhadapan dengan banyak tantangan, tapi perusahaan ini siap menghadapi semua tantangan itu dalam level tinggi.
Menurut CEO Aramco, distribusi produk perusahaan ini pada tahun 2020 lebih besar dibandingkan perusahaan lain, dan tahun 2022, Aramco akan menerima banyak permintaan terutama dari Asia.
Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat bersama dengan beberapa negara lainnya melancarkan agresi militer ke Yaman sejak tanggal 26 Maret 2015.
Akibat agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, Yaman menghadapi tragedi kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Anak-anak adalah korban kebrutalan pasukan agresor.
Invasi militer ke Yaman dan dukungan kekuatan-kekuatan besar Barat kepada pasukan koalisi dan bungkamnya lembaga-lembaga internasional atas kejahatan pasukan koalisi adalah faktor utama tragedi kemanusiaan di Yaman.
Jet-jet tempur Arab Saudi sejak awal invasi, menarget berbagai infrastruktur vital di berbagai daerah dan kota di Yaman. Pemboman yang dilancarkan hampir setiap hari itu telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang tewas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Serangan tersebut juga menyebabkan puluhan ribu warga Yaman terluka dan lebih dari tiga juta dari mereka terpaksa mengungsi. Lebih dari 80 persen insfrastruktur Yaman, terutama di sektor kesehatan, luluh lantak.
Blokade darat, laut dan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga melipatgandakan penderitaan rakyat Yaman. Rezim Al Saud merupakan pemain utama yang menciptakan tragedi kemanusiaan di Yaman. (RA)