Mengenali Perbedaan Vaksin Booster dan Vaksin COVID-19 Biasa
(last modified Sun, 22 Aug 2021 06:13:31 GMT )
Aug 22, 2021 13:13 Asia/Jakarta
  • Vaksin Moderna
    Vaksin Moderna

Sudah 1,5 tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia dan belum ada kepastian kapan kondisi akan membaik. Alhasil, muncullah isu bahwa selama wabah virus corona belum teratasi, kemungkinan orang bakal membutuhkan suntikan vaksin Covid-19 ketiga.

Administrasi Makanan dan Obat-Obatan serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (FDA dan CDC) mengungkapkan, semua orang yang telah divaksinasi akan memenuhi syarat untuk suntikan booster setidaknya delapan bulan setelah dosis kedua mereka. Para ahli memperingatkan bahwa kemanjuran vaksin menurun secara bertahap.

Vaksin Booster

Booster vaksin diartikan sebagai vaksin Corona dosis ketiga. Menurut Ketua Tim Nasional Uji Klinis Vaksin COVID-19, Kusnandi Rusmil, sebaiknya booster vaksin menggunakan platform yang berbeda dari suntikan dosis pertama dan kedua.

Ketika kemanjuran vaksin dosis pertama dan kedua menurun secara bertahap, timbullah pertanyaan lanjutan menjadi: berapa ambang batas yang dapat diterima?

Vaksin Moderna dan Pfizer

Data yang tersedia saat ini menunjukkan vaksinasi ketiga secara resmi menawarkan perlindungan yang baik, setidaknya enam bulan setelah vaksinasi awal, bahkan mungkin lebih lama.

"Kami yakin cepat atau lambat Anda akan membutuhkan booster untuk ketahanan perlindungan," kata Dr. Anthony Fauci saat berbicara dalam konferensi pers Gedung Putih, seperti dikutip pada Minggu (22/8).

Namun ia mengungkapkan bahwa suntikan dosis ketiga tersebut tidak perlu dilakukan saat ini juga.

Pakar vaksin mengatakan, perlindungan dari vaksin Covid-19 saat ini diperkirakan akan sedikit berkurang seiring waktu. Ditambah lagi virus baru yang saat ini merebak, yaitu varian Delta, dianggap sedikit banyak mengurangi efektivitas vaksin secara keseluruhan.

Dokter dan spesialis kesehatan masyarakat di Amerika Serikat juga mengatakan agar tidak terburu-buru merekomendasikan booster atau vaksin ketiga untuk masyarakat umum.

Selain karena vaksin saat ini terbukti sangat efektif, dokter juga masih harus mengumpulkan data tentang dampak potensial dari suntikan tambahan. Sementara produsen vaksin pun masih meneliti apakah dosis yang lebih rendah akan cukup sebagai penguat potensial.

Sementara itu, Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito juga menegaskan dosis vaksin Corona ketiga masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

"Vaksin didistribusikan oleh pemerintah dengan memprioritaskan pertimbangan risiko, perhitungan laporan stok vaksin, dan kecepatan laju vaksinasi. Oleh karena itu, prioritas program booster vaksin saat ini adalah tenaga kesehatan sebagai populasi berisiko, sekaligus vital dalam mendukung layanan dalam kesehatan di masa pandemi," ujar Wiku, dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut vaksinasi booster atau vaksinasi COVID-19 ketiga para tenaga kesehatan dilakukan saat pandemi COVID-19 belum terkendali. Terlebih para tenaga kesehatan berada di garis depan untuk merawat para pasien Corona. (Detik/Tempo/Sindonews)