Jubir PBB: Tidak Ada Sekolah yang Dapat Diakses di Gaza
Juru bicara PBB mengumumkan, "Berbarengan dengan dimulainya tahun ajaran baru di Jalur Gaza, lebih dari 600.000 anak muda tidak diberi akses terhadap pendidikan formal selama satu tahun lagi, dan tidak ada sekolah yang dapat diakses di Gaza."
Menurut laporan IRNA, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, Sebagian besar dari 200 sekolah yang dikelola organisasi ini di Jalur Gaza telah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Palestina.
Dujaric juga mengatakan, Proyek vaksinasi polio yang dipimpin PBB di Jalur Gaza terus berlanjut.
"Penghentian kendaraan PBB oleh tentara rezim Zionis di Jalur Gaza juga sedang diselidiki," tambah Jubir PBB.
Tentara rezim Israel yang melakukan genosida menghentikan konvoi kendaraan PBB di utara Jalur Gaza pada Senin (9/9), dan mengklaim bahwa beberapa "tersangka Palestina" berada dalam konvoi tersebut dan ingin menginterogasi mereka.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelaskan bahwa dia belum pernah melihat tingkat kematian dan kehancuran sebesar ini, dan mengumumkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengusulkan untuk memantau gencatan senjata di Jalur Gaza.
Rezim Israel telah memulai perang menghancurkan terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Selama periode ini, 70% rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza rusak parah, pengepungan yang menyedihkan dan krisis kemanusiaan yang luar biasa, serta kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengancam kehidupan penduduk di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dalam statistik terbarunya bahwa 40.972 orang gugur syahid dan 94.761 lainnya terluka dalam serangan tentara rezim di berbagai wilayah di Jalur Gaza.(sl)