Di Amerika, Jokowi Paparkan Potensi Ekonomi Indonesia
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i120930-di_amerika_jokowi_paparkan_potensi_ekonomi_indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan potensi ekonomi digital Indonesia dan keseriusan dalam upaya pengembangan yang adil dan bermanfaat bagi semua, di hadapan para pengusaha Amerika Serikat. 
(last modified 2025-11-30T07:49:40+00:00 )
May 13, 2022 10:58 Asia/Jakarta
  • Di Amerika, Jokowi Paparkan Potensi Ekonomi Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan potensi ekonomi digital Indonesia dan keseriusan dalam upaya pengembangan yang adil dan bermanfaat bagi semua, di hadapan para pengusaha Amerika Serikat. 

Antaranews melaporkan, dalam pertemuan yang menjadi bagian agenda Konferensi Tingkat Tinggi AS-ASEAN di Washington DC pada Kamis waktu setempat, Presiden Jokowi mengatakan ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai 146 miliar dolar AS (sekira Rp2.132 triliun) atau nyaris separuh dari 330 miliar dolar AS (sekira Rp4.821 triliun) di kawasan Asia Tenggara.

"Di Asia Tenggara nilai ekonomi digital diprediksi mencapai 330 miliar dolar AS pada tahun 2025, dan di Indonesia sendiri ekonomi digital tumbuh 20 persen per tahun untuk mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Jumat.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan iklim ekonomi digital di Indonesia, yang saat ini memiliki 2.346 perusahaan rintisan (start-up) atau terbanyak kelima di dunia.

Di antara jumlah tersebut, Indonesia memiliki dua startup yang kini telah mencapai status decacorn atau valuasi setara 10 miliar dolar AS dan delapan lainnya yang sudah menjadi unicorn atau valuasi hingga 1 miliar dolar AS.

Oleh karena itu Presiden Jokowi  menyampaikan undangan terbuka kepada para pebisnis AS untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

"Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika Serikat dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity-building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi," kata Presiden Jokowi.

Jokowi menyampaikan Indonesia sebagai Presiden G20 ingin memastikan agar forum negara kelompok 20 itu dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.

Jokowi juga mengharapkan kerja sama konkret yang menguntungkan dengan ASEAN, khususnya Indonesia.

"Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEOs perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia," ujar Presiden Jokowi melalui pernyataan yang dirilis Sekretariat Kabinet RI.

Khusus terkait Indonesia, Presiden Jokowi menekankan potensi kekuatan Nusantara dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital.

"Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia," ungkap Jokowi.

Menurut Jokowi, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.

Selain itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau. Pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal sangat berlimpah.

"Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia," tutur Jokowi.

Presiden menambahkan Indonesia juga serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat bagi semua. Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 start-up, terbanyak kelima di dunia.

 

Pertemuan tersebut ditengahi oleh Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo serta US-ASEAN Business Council Ted Osius yang menghadirkan sejumlah pimpinan perusahaan AS antara lain Google, Chevron, Boeing, Qualcomm, ConocoPhillips, dan Marriot International.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.(PH)