Kunjungi UGM, Presiden Jerman Bahas Krisis Pangan Dunia
(last modified Sat, 18 Jun 2022 02:18:17 GMT )
Jun 18, 2022 09:18 Asia/Jakarta
  • Kunjungi UGM, Presiden Jerman Bahas Krisis Pangan Dunia

Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, membahas krisis pangan dunia saat pidato di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Jumat (17/6).Steinmeier melanjutkan kunjungan kenegaraannya di Indonesia dengan menyambangi kampus UGM.

Kedatangannya disambut oleh Rektor UGM Ova Emilia dan jajaran pejabat kampus. Sesampainya di selasar Balairung, Steinmeier mampir ke beberapa stan pameran produk teknologi produksi mahasiswa serta dosen UGM.

Salah satu yang dikunjungi Steinmeier adalah stan German Indonesian Geo-Campus in Indonesia for Competence in Indonesian Education and Research Organizations (GetIn-CICERO).

GetIn-CICERO Laboratory merupakan proyek kerjasama antara Fakultas Teknik UGM dan Faculty of Geo-Resources and Materials Engineering, RWTH Aachen University, Jerman. Laboratorium ini memiliki 9 alat canggih guna mendukung peneliitan di bidang geologi.

Setelah beberapa menit peninjauan, Steinmeier langsung naik menuju ruang Balai Senat UGM untuk mengikuti diskusi bertajuk "Food Security, Global Challenges, and Dependencies".

"Saya bukanlah seorang ahli, tetapi saya sangat tertarik dengan isu ini. Saya banyak bepergian, dan di negara-negara yang saya kunjungi saya melihat bagaimana kita berhadapan dengan krisis pangan," ucap Steinmeier dalam momen diskusi itu.

Dia mengutarakan bahwa negaranya merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). Baginya, hal ini bukan sesuatu yang perlu dibanggakan lantaran dukungan macam ini sudah sepatutnya diberikan oleh masyarakat internasional.

Steinmeier berujar, Pemerintah Jerman, mempunyai kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan.

"Kita harus menganalisa apa akar dari permasalahan ini, dan kami ingin mengetahui, dukungan seperti apa yang diharapkan dari kami," pungkasnya.

Adapun panelis dalam diskusi ini antara lain, Prof. Damayanti Buchori selaku Lead Co-Chair T20 Task Force 4 Food Security and sustainable agriculture; Felippa Amanta, selaku Head of Research, Center for Indonesian Policy Studies; dan Christa Räder, selaku perwakilan WFP.

Panelis lainnya adalah Yose Rizal Damuri selaku Executive Director CSIS sekaligus Executive Co-Chair T20; Linda Yanti Sulistiawati, selaku ahli hukum internasional dari UGM.

"Sejak sebelumnya kita telah menghadapi persoalan terkait pangan global, namun hal ini semakin diperparah dengan agresi Rusia di Ukraina serta masalah iklim," ucap Menteri Negara bidang Eropa dan Iklim, Anna Lührmann yang bertindak sebagai moderator diskusi.

Rektor UGM, Ova Emilia menyambut kedatangan Steinmeier ke kampusnya. UGM sendiri menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang dikunjungi dalam rangkaian kunjungan kenegaraan sebagai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Jerman.

Ova mengungkapkan bahwa Jerman dan Indonesia merupakan dua sahabat baik. Kata dia, Jerman telah menjadi tempat pelatihan bagi banyak akademisi Indonesia.

"Presiden ketiga Indonesia, Presiden Habibie, juga merupakan lulusan Jerman. Sementara itu UGM menjadi tempat belajar dari Presiden Indonesia saat ini, Presiden Joko Widodo. Ada kesamaan ini yang membuat ikatan kita lebih kuat," tuturnya.

Lebih lanjut, bagi Ova, interaksi Indonesia dan Jerman sangat penting dalam konteks geopolitik dan teknologi. Di bidang pendidikan, UGM menjadi salah satu perguruan tinggi Indonesia yang telah memiliki hubungan kerja sama yang intensif dengan institusi pendidikan di Jerman.

Kerja sama ini salah satunya terwujud dalam kegiatan pameran hasil kerjasama antara UGM dengan RWTH Aachen dan DAAD yang telah berjalan lama. Harapannya, kerjasama ini kian diperkokoh dengan kolaborasi intens dan pengembangan kerjasama di bidang lain yang strategis.

Frank-Walter Steinmeier dijadwalkan menyambangi Keraton Yogyakarta setelah agenda di UGM. Ia akan melawat ke Jogja National Museum (JNM) sebelum kembali ke Berlin malam harinya.(PH)

Tags