Peneliti Iran: Pemikiran Gus Dur Relevan dan Solutif
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i30754
Peneliti Iran, Prof. Mahmoudreza Esfandiyar menilai pemikiran Gus Dur tidak hanya relevan bagi dunia modern dewasa ini, tapi juga solutif, terutama bagi dunia Islam.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jan 13, 2017 17:56 Asia/Jakarta
  • Peneliti Iran: Pemikiran Gus  Dur Relevan dan Solutif

Peneliti Iran, Prof. Mahmoudreza Esfandiyar menilai pemikiran Gus Dur tidak hanya relevan bagi dunia modern dewasa ini, tapi juga solutif, terutama bagi dunia Islam.

Statemen ini disampaikan peneliti pusat riset Iran, Encyclopaedia Islamica Foundation, Kamis malam (12/1) pada peringatan Haul ke-7 KH.Abdurrahman Wahid yang diselenggarakan Gusdurian Tehran.

 “Abdurrahman Wahid  bukan hanya tokoh Islam tingkat nasional Indonesia, tapi juga  dunia,” ujar rektor Universitas Azad, Eslamshahr,Tehran.

Pemikiran Gus Dur, tutur Esfandiyar, menawarkan jalan baru solutif atas problematika dunia modern yang seringkali terjebak pada diametral tradisionalisme dan modernisme.

“Posisinya sebagai intelektual Muslim terkemuka sangat cepat merespon tantangan dinamika zaman dan modernisasi dengan mengambil nilai-nilai Islam sebagai pijakan subtantif,” tutur intelektual Iran berusia empat puluhan itu.

Gus Dur memahami ajaran Islam yang diyakininya sinkron dengan dinamika perkembangan zaman dengan mengusung setinggi-tingginya nilai-nilai kemanusiaan dan kehormatan manusia.

“[Misalnya] tentang prinsip toleransi, sebelum Gus Dur mengadopsi nilai tersebut dari pemikiran baru, dunia modern, beliau terlebih dahulu sudah menyerapnya dari warisan tradisi Islam,” papar pakar tasawuf ini.

Pemikiran Gus Dur lahir dari cakrawalanya yang luas terhadap pemikiran modern dan kekayaan warisan pemikiran Islam.

“Abdurrahman Wahid dengan baik menggunakan pengetahuan klasik dan tradisonal, budaya masyarakat Indonesia yang kaya, Islam sufistik, tasawuf, kedalamannya terhadap studi Islam, penguasaan yang baik terhadap al-Quran dan Hadist, dan lainnya, dalam pemikirannya, sehingga beliau tampil sebagai tokoh terkemuka yang menjadi perhatian hingga kini,” tegas peneliti Asia Tenggara itu.

Haul KH. Abdurrahman Wahid ke-7 di Iran diselenggarakan oleh Gusdurian Tehran, Kamis malam (12/1/2017) dengan dihadiri sejumlah warga Indonesia, yang sebagian profesional dan mahasiswa yang berdomisili di Tehran dan Qom.(PH)