Petani Indonesia Masih Nelangsa
(last modified Sat, 28 Apr 2018 05:55:03 GMT )
Apr 28, 2018 12:55 Asia/Jakarta
  • Protes seorang petani terhadap kebijakan impor beras oleh pemerintah.
    Protes seorang petani terhadap kebijakan impor beras oleh pemerintah.

Petani di Indonesia disebut masih nelangsa. Sebab, sebanyak 9 juta petani tidak memiiki lahan sendiri dan kebanyakan lahan pertanian hanya dikuasai 12 pengusaha.

Ketua DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Muchtar Pakpahan menilai keadilan sosial di Indonesia belum banyak perubahan.

"Berdasarkan laporan aktivis organisasi petani, 9 juta petani kita enggak punya tanah. Lahan hanya dikuasai 12 top pengusaha Indonesia," kata Muchtar dalam diskusi bertajuk 'May Day, TKA, & Investasi' di Jakarta, Sabtu, 28 April 2018.

Muchtar mengungkapkan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan melemahkan buruh. Munurut dia, aturan kenaikan upah berdasarkan inflasi tidak berpihak pada buruh.

"Mengapa keluar PP itu, nyata-nyata melemahkan buruh. Ada perusahaan yang suka ada juga perusahaan yang megap-megap dengan inflasi," ujarnya.

Muchtar juga menyinggung Perpres 20 Tahun 2018 yang dianggapnya tidak berpihak pada buruh Indonesia. Alasannya, banyak imigran gelap yang menjadi buruh di Indonesia.

"Kami punya pengalaman pergi ke Dirjen Imigrasi melaporkan adanya perusahaan yang mempekerjakan imigran gelap. Berdasarakan catatan hanya ada 10 buruh Cina. Lalu kita lihat kenyataannya ada lebih 500 buruh Cina," katanya.

Muchtar berharap negara lebih memperhatikan kepentingan petani dan buruh lokal. Dia juga meminta oknum imigrasi yang nakal segera ditindak.

Polri Optimistis May Day Berlangsung Kondusif

Mabes Polri telah mempersiapkan keamanan untuk mengawal peringatan Hari Buruh 1 Mei (May Day) mendatang. Polri optimistis May Day bakal berlangsung kondusif.

"Polri yakin May Day akan lancar dan tertib dengan catatan semua stakeholder saling berkoordinasi, termasuk dari para buruh sendiri, maupun masyarakat," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jumat 27 April 2018.

Setyo menghimbau para buruh merayakan May Day di daerah masing-masing. Namun dia tak melarang jika ada kelompok buruh yang ingin ke Jakarta.

"Silakan, tetapi memberitahu berapa orang, siapa yang koordinir, tempatnya di mana, harus dikoordinasi dengan pihak keamanan. Jangan sembarangan," pungkasnya.

Pelaksanaan May Day di Jakarta sendiri akan difokuskan di Monas dan Istora Senayan.

Dia tak menyebut berapa personel yang diturunkan karena pengamanan yang dilakukan Polri bersifat situasional. Namun begitu, Polri menginginkan May Day menjadi acara yang menggembirakan bagi para buruh.

"Karena may day is fun day. Jadi diharapkan para buruh bisa bergembira ria," tukasnya.

Jelang peringatan Hari Buruh 1 May 2018 (May Day) mendatang, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggelar rapat dengan seluruh Kapolda. Rapat digelar melalui video conference (vicon). 

"Tadi pak Kapolri telah memimpin vidcon yang diikuti oleh seluruh Kapolda dan seluruh pejabat utama Polda. Pertama yang dibahas tentunya persiapan May Day dalam waktu dekat. May Day ini kan sudah menjadi agenda internasional," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri.

Polri berkomitmen untuk menciptakan suasana kondusif selama peringatan May Day. Apalagi peringatan May Day tak terlalu jauh dari pelaksanaan Pilkada dan hari besar keagamaan. 

"Jadi pemerintah sudah mengatakan May Day itu sebagai fun day jadi menjadi hari yang gembira untuk rekan-rekan buruh," imbuhnya.

Para Kapolda diminta untuk bekerjasama dan bisa menjaga situasi menjelang pilkada dan menjelang hari besar keagamaan nasional. Sehingga semua aktifitas terkait May Day ini diharapkan kondusif. 

Selain membahas persiapan May Day, Kapolri dan jajarannya juga membahas persiapan operasi cipta kondisi jelang bulan suci Ramadan dan terkait juga pengamanan jelang Asian Games 2018. (Metrotvnews)

Tags