Indonesia Mengecam Penembakan di Masjid Selandia Baru
(last modified Fri, 15 Mar 2019 12:04:44 GMT )
Mar 15, 2019 19:04 Asia/Jakarta
  • Penembakan di masjid Selandia Baru
    Penembakan di masjid Selandia Baru

Polisi Selandia Baru dilaporkan telah menahan seorang terduga pelaku penembakan 2 masjid di Chirstchurch, Selandia Baru saat salat Jumat, 15 Maret 2019.

"Kami telah menahan satu orang dan kami tidak yakin apakah ada orang lain," kata Komisioner Polisi Selandia Baru, Mike Bush seperti dikutip dari abc.net.au.

Menurut Bush, sejauh ini ada 2 lokasi penembakan yakni masjid di Deans Ave (Al Noor) dan masjid di Linwood Ave. Saat pelaku memuntahkan tembakan di dalam masjid, umat Muslim sedang salat Jumat.

Menyusul peristiwa tersebut, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia mengecam keras aksi kekerasan berupa penembakan yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo

Sebelumnya ramai dikabarkan bahwa terjadi penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru yang menimbulkan banyak korban jiwa.

"Indonesia sangat mengecam keras aksi kekerasan seperti ini. Saya juga menyampaikan duka yang mendalam kepada para korban yang ada dari aksi tersebut," ujar Presiden di Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat. Demikian dilansir Antaranews, Jumat (15/03)

Kepala Negara seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, mengatakan dirinya sudah mendapatkan laporan terkait kejadian tersebut dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Tidak ketinggalan, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengutuk pelaku penembakan terhadap jemaah di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat dan menyampaikan ungkapan belasungkawa terhadap korban.

"Disamping tentu kita mendoakan korban, juga mengutuk pelakunya yang menurut kabar ada mungkin empat orang. Berarti ini suatu upaya yang sangat terorganisir, sangat direncanakan dengan baik, apalagi dia membawa kamera, 'live streaming' waktu kejadian itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat.

Atas nama Pemerintah dan selaku Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), JK merasa sedih atas insiden yang menewaskan sedikitnya 40 orang itu.

Wapres juga telah berkomunikasi langsung melalui sambungan telepon dengan Dubes RI di Wellington Tantowi Yahya, dan menginstruksikan untuk memantau serta mencari keberadaan tiga WNI yang belum diketahui kondisinya.

"Saya menginstruksikan kepada Dubes untuk memantau terus dan berusaha menemukan, mengetahui kemana yang enam orang tadi itu, karena tiga sudah diketahui, jadi sisa tiga," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, ada enam warga negara Indonesia dilaporkan sedang berada di masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, saat insiden penembakan terjadi pada Jumat siang waktu setempat.

"Informasi awal, terdapat enam WNI yang berada di masjid tersebut; tiga WNI berhasil melarikan diri dan sudah bisa melakukan kontak. Kita sedang mencoba mencari tiga WNI lain," kata dia, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, Kementerian Luar Negeri telah mengirimkan tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington untuk menuju Christchurch guna mencari tiga WNI serta memberikan perlindungan bagi ratusan orang Indonesia di kota terbesar di Selandia Baru itu.

"Begitu mendengar ada insiden penembakan, KBRI sudah mengirimkan tim protokol konsuler ke lokasi. Kita belum mendapat informasi detail, dan paling penting bahwa mesin perlindungan jalan, dan tim KBRI Wellington sudah berada di tempat," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, terdapat 330 WNI tinggal di Christchurch, dan 130 di antaranya adalah pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di Selandia Baru.

Korban penembakan di masjid Selandia Baru

Adapun Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan, Kedubes tengah menghubungi satu persatu warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Christchurch, pasca-peristiwa penembakan yang terjadi di masjid, Jumat (15/3/2019).

Dalam peristiwa ini, dua orang WNI menjadi korban yaitu bapak dan seorang anaknya.

"Bapak dalam keadaan kritis karena tembakan berkali-kali. Anaknya kena satu tembakan dan saat ini sudah kumpul sama ibunya," kata Tantowi melalui pesan tertulis yang diterima, Jumat petang.

Saat ini, lanjut Tantowi, perwakilan KBRI belum bisa bertolak ke Christchurch karena semua penerbangan ke sana dibatalkan.

"Airport ditutup dan baru dibuka besok. Situasi di Christchurch masih tegang. Semua di NZ (New Zealand) kaget dan mengutuk karena hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Tantowi.

Tags