Bagaimana Pemerintah Menyikapi WNI di Kapal Diamond Princess?
Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona di kapal pesiar Diamond Princess, Jepang, bertambah menjadi empat orang.
Data tersebut diperoleh dari otoritas kesehatan Jepang, setelah pada Selasa (18/2) dilaporkan tiga dari total 78 WNI yang bekerja sebagai kru di kapal tersebut positif terinfeksi virus corona.
“Hingga hari ini 19 Februari 2020 kami mendapat informasi ada empat WNI yang terinfeksi virus corona di kapal Diamond Princess,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha kepada wartawan di Jakarta, Rabu. Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Antaranews, Kamis (20/02/2020).
Dua orang diantara WNI tersebut dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Chiba, sementara dua orang lainnya dirawat di rumah sakit di Tokyo.
“Tim dari KBRI Tokyo sudah mengunjungi kedua rumah sakit itu untuk memastikan mereka mendapat penanganan terbaik,” ujar Judha.
Pihak Kemlu juga telah menghubungi pihak keluarga keempat WNI untuk menyampaikan perkembangan kondisi mereka.
Upaya pemerintah memulangkan WNI
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan memulangkan Warga Negara Indonesia yang menjadi Anak Buah Kapal Diamond Princess yang sedang dikarantina karena virus COVID-19.
Namun, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Penularan Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto belum memaparkan mekanisme pemulangan tersebut. Hal ini karena kapal Diamond Princess memiliki situasi yang berbeda dengan di Hubei, Cina.
"Ini analog persis dengan Wuhan. Wuhan itu adalah epicentrum, begitu ada kejadian langsung di-lockdown. Tidak boleh ada yang keluar, tidak boleh ada yang masuk. Kapal ini pun, karena di dalamnya ada penumpang yang positif maka kita lockdown," kata Yuri dalam konferensi pers di Kemayoran, Jakarta pada Rabu kemarin, ditulis Kamis (20/2/2020). Demikian dilaporkan Liputan6, sebagaimana dikutip Parstodayid Kamis (20/02/2020).
Namun, pemerintah Jepang sempat melakukan karantina hingga lebih dari 14 hari. Hal ini karena jelang waktu berakhirnya masa inkubasi seperti yang ditentukan World Health Organization, masih ditemukan kasus COVID-19 yang baru.
"Yang kita takutkan adalah penularan yang berkesinambungan. Katakan yang kita temukan di hari ke-10 baru menulari orang. Berarti orang ini kan harus dihitung 14 hari berikutnya kan," Yuri memaparkan. Sehingga, situasi tersebutlah yang membuat rencana pemulangan menjadi lebih kompleks."
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah terus memantau kabar tersebut.
"Sampai saat ini saya menerima info bahwa ada empat yang terkena dan positif virus corona di kapal pesiar Diamond Princess yang ada di Jepang, dan itu sudah dibawa ke RS yang ada di Jepang. KBRI selalu memantau itu, tetapi juga yang ada di kapal sekitar 70-an," ujar Jokowi di Grand Ballroom Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Untuk 74 WNI lainnya yang berprofesi sebagai kru kapal, Jokowi ingin mereka mendapat perlakuan sesuai protokol WHO.
"Ini yang terus oleh Kemlu, baik yang perusahaan, yaitu pemilik kapal Diamond dan juga pemerintah di Jepang. Kita ingin memastikan mereka mendapat perlakuan sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah dikeluarkan oleh WHO," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, opsi pemulangan terhadap 74 WNI masih terus dibahas dengan otoritas di Jepang.
"Ya sekarang 74 itu masih ada di kapal. Sekali lagi kita masih terus membahasnya dengan otoritas Jepang," ujar Jokowi.
Sejak 5 Februari 2020, kapal Diamond Princess dikarantina di pantai Yokohama akibat infeksi virus corona COVID-19. Kapal itu membawa 3.711 orang yang terdiri dari 2.666 penumpang dan 1.045 kru dari 56 negara.
Hari ini proses karantina kapal tersebut resmi berakhir, dan sekitar 500 penumpang yang dites negatif virus corona telah diperbolehkan turun di pelabuhan Yokohama.
Lebih banyak penumpang dan kru diharapkan bisa turun dari kapal pesiar itu.
Sedikitnya 542 penumpang dan kru kapal Diamond Princess dinyatakan terinfeksi virus COVID-19, jumlah kasus terbesar yang dilaporkan di luar daratan Cina.