Seribu Penulis Terkemuka Dunia Jatuhkan Sanksi terhadap Institusi Kebudayaan Israel
(last modified Fri, 01 Nov 2024 06:30:55 GMT )
Nov 01, 2024 13:30 Asia/Jakarta
  • Seribu Penulis Terkemuka Dunia Jatuhkan Sanksi terhadap Institusi Kebudayaan Israel

Lebih dari seribu penulis berjanji untuk tidak bekerja sama dengan institusi kebudayaan rezim Zionis, yang telah diidentifikasi sebagai kaki tangan Israel dalam pelanggaran terhadap hak-hak Palestina.

Lebih dari seribu penulis menyatakan bahwa kerja sama dengan institusi kebudayaan rezim Zionis dapat mengarah pada penerapan kebijakan dan praktik diskriminatif, yang akan membenarkan atas pendudukan, apartheid, dan genosida rezim Israel terhadap Palestina.

Parstoday melaporkan, Sally Rooney, Rachel Kushner dan Arundhati Roy termasuk di antara 1.000 penulis terkemuka yang menolak bekerja sama dengan penerbit, festival, atau publikasi lembaga kebudayaan rezim Zionis yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak rakyat Palestina.

Sally Rooney, seorang penulis Irlandia yang novel pertamanya berjudul "Conversations with Friends" diterbitkan pada tahun 2017 dan ia terkenal pada tahun 2018 dengan diterbitkannya buku "Normal People", termasuk salah satu penandatangan pernyataan ini.

Rooney telah lama menjadi pembela hak-hak Palestina, dan pada tahun 2021 ia menolak untuk menjual hak terjemahan bahasa Ibrani dari novel ketiganya, “Beautiful World, Where Are You" kepada penerbit Zionis.

Rooney menggunakan ruang tersebut awal tahun ini setelah menerima PEN Pinter Award untuk menyampaikan pidatonya pada debat Gaza, dan mengatakan bahwa dia akan menyumbangkan penghargaannya ke lembaga Save the Children of Palestine.

Pernyataan lebih dari 1000 penulis ini menekankan bahwa lembaga-lembaga yang tidak pernah secara terbuka mengakui hak-hak asasi rakyat Palestina, yang diatur dalam hukum internasional, akan dikenakan sanksi.

Dalam pernyataan ini disebutkan bahwa di masa lalu, banyak sekali penulis anti-apartheid di Afrika Selatan yang mengambil posisi serupa karena hati nurani manusia tidak memungkinkan kita untuk bersikap acuh tak acuh terhadap apartheid dan berinteraksi dengan institusi rezim Zionis.

Selama beberapa hari terakhir, lebih dari 300 orang dari komunitas seniman dan akademisi Spanyol juga memperingatkan melalui surat terbuka kepada Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, bahwa selama negara Eropa ini mempertahankan hubungan militernya dengan Israel, maka pemerintahannya terlibat dalam pembunuhan orang-orang tak berdosa di Gaza yang dilakukan Israel.

Pada Oktober tahun lalu, sejumlah aktor ternama Hollywood meminta gencatan senjata di Gaza melalui surat kepada Presiden AS Joe Biden.

Para aktor Hollywood dalam surat ini menulis, "Kami tidak ingin generasi mendatang menuduh kami diam dan mengatakan bahwa kami berdiri dan tidak melakukan apa pun,".

Dalam satu tahun sejak perang Gaza, para penulis dan seniman telah memainkan peran penting dalam menghancurkan hegemoni media Barat dan, sebagai hasilnya menyatukan opini publik dunia dalam mendukung rakyat Gaza dan mengutuk kejahatan rezim Zionis.(PH)