Kalangan Zionis Akui Kekuatan Hizbullah Lebanon Besar
Kalangan Zionis mengakui kegagalan tentara Israel dalam pertempuran darat dengan para pejuang perlawanan Islam Lebanon, dan membantah klaim tentara rezim Zionis mengenai penghancuran sebagian besar kekuatan rudal Hizbullah.
Jaringan Sahab yang dikutip Uninews, surat kabar Zionis, Yedioth Aharonoth mengkritik kinerja tentara rezim Zionis dalam pertempuran darat dengan Hizbullah di wilayah perbatasan dan Lebanon selatan, dan menulis, 5 divisi dan satu brigade cadangan tentara Israel selama empat pekan tidak dapat menduduki satu desa pun di Lebanon selatan.
Surat kabar ini menambahkan bahwa jumlah tentara ini tiga kali lipat jumlah tentara yang ikut serta dalam perang 33 hari antara Israel dan Lebanon pada tahun 2006.
Dalam hal ini, Ran Kochav, jenderal cadangan tentara rezim Zionis juga menolak klaim otoritas rezim Zionis bahwa sebagian besar kekuatan rudal Hizbullah telah dihancurkan, dan berkata, "Klaim bahwa tentara Israel menghancurkan setengah kekuatan rudal Hizbullah salah,".
Pada saat yang sama, surat kabar Zionis Haaretz melaporkan kebingungan tentara Israel di medan pertempuran di Jalur Gaza dan perbatasan dengan Lebanon, dan menulis, "Tentara Israel lelah dan kesepakatan (untuk mengakhiri perang) yang dapat dicapai di selatan dan utara harus dilakukan,".
Sementara itu, saluran berita Akka News 48 menulis dalam laporan terbarunya tentang korban rezim Zionis di berbagai bidang perang dan operasi pejuang Palestina di wilayah pendudukan dengan mengungkapkan,"Berdasarkan statistik resmi, 80 tentara dan pemukim Israel pada bulan Oktober dibunuh oleh para pejuang perlawanan yang gagah berani,".
Statistik resmi ini diumumkan sementara kebijakan sensor yang ketat dalam konteks statistik nyata dari korban tentara dan pemukim Zionis sejak awal pertempuran setahun yang lalu masih terus berlanjut.
Sejak tanggal 23 September 2024, tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di berbagai wilayah di Lebanon selatan dan hingga saat ini Hizbullah Lebanon tidak tinggal diam menghadapi sasaran warga sipil di negara ini dan melakukan berbagai operasi terhadap tentara dan pemukiman Israel di utara wilayah pendudukan yang dimasukkan dalam agendanya.(PH)