Iran Mereaksi Veto AS terhadap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengeluarkan pesan dan mengecam veto terbaru Amerika Serikat atas resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata di Gaza.
Menurut laporan jaringan media Sahab mengutip IRIB, Esmaeil Baghaei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menulis di halaman pribadinya di media sosial, Meskipun ada tuntutan kuat dari komunitas internasional untuk menghentikan genosida dan dukungan dari 14 negara yang ikut serta dalam rancangan resolusi gencatan senjata, pemerintah kubu Demokrat yang berkuasa di Amerika mencegah adopsi resolusi ini, sehingga melanjutkan keterlibatannya selama 13 bulan dalam genosida di Gaza, dan menunjukkan nyawa manusia tidak bersalah tidak ada nilainya, dan tidak penting bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Baghaei menambahkan, Veto tidak tahu malu ini bukan hanya merupakan kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam menjalankan tugasnya sesuai Piagam, tapi juga merupakan izin yang diberikan AS kepada Israel untuk terus melakukan pembunuhan di Gaza dan Lebanon.
Jubir Kemenlu mengatakan, Veto ini sebenarnya merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dasar hukum internasional tentang "mematuhi dan memastikan ketaatan terhadap hukum humaniter internasional" serta ketentuan "Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Genosida".
"Ini adalah tanggung jawab internasional pemerintah AS atas partisipasi dan keterlibatannya dalam melakukan kejahatan keji," tegas Baghaei.
Untuk mendukung rezim Israel, Amerika Serikat sekali lagi memveto rancangan resolusi 10 anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yang menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen di Gaza serta pembebasan seluruh tawanan.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada sidang Dewan Keamanan PBB, 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung usulan resolusi tersebut.
Tidak ada satu pun anggota Dewan Keamanan yang abstain dalam resolusi ini, tapi Amerika memvetonya dengan suara negatif.
43.985 warga Palestina gugur syahid dan lebih dari 94.000 orang terluka dalam serangan tentara rezim Zionis di Jalur Gaza, yang dilakukan dengan dukungan dan kerja sama Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, sejak 7 Oktober 2023.(sl)