KTT ASEAN 2021, Upaya Menyelesaikan Konflik di Myanmar
(last modified Sat, 24 Apr 2021 04:20:54 GMT )
Apr 24, 2021 11:20 Asia/Jakarta
  • ASEAN
    ASEAN

KTT ASEAN atau ASEAN Leaders Meeting (ALM) akan digelar di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta Selatan, Sabtu (24/4/2021), pukul 14.00 WIB.

Para pemimpin negara ASEAN termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan fokus pada KTT ASEAN ini membahas soal kondisi di Myanmar.

"(KTT ASEAN) akan dimulai jam 14.00 WIB," kata Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono. Seperti hasil pantuan Parstodayid dari Liputan6.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut KTT ini merupakan pertemuan tatap muka pertama para pemimpin negara ASEAN di tengah pandemi Covid-19. Sejumlah pemimpin negara ASEAN telah hadir, mamun ada tiga pemimpin yang absen kali ini.

"Per saat ini, 3 pemimpin menyatakan tidak dapat hadir yaitu Thailand, Laos dan Filipina. PM Thailand menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir karena situasi Covid di dalam negeri Thailand," kata Retno.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

Sementara Perdana Menteri Vietnam telah tiba di Indonesia sejak Jumat (23/04/2021) dan melakukan pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dalam pembicaraannya dengan Presiden Joko Widodo mengapresiasi Indonesia yang telah menginisiasi pertemuan para pemimpin ASEAN pada Sabtu (24/4/2021) guna menentukan solusi menyelesaikan krisis politik di Myanmar.

Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, untuk menghadiri ASEAN Leaders’ Meeting. Ia tiba di Provinsi Banten pada Sabtu, 24 April 2021, sekira pukul 07.43 WIB.

PM Malaysia disambut oleh Kepala Protokol Negara (KPN) Andy Rachmianto dan Perwakilan Tetap Malaysia untuk ASEAN Kamsiah Kamaruddin.

Kunjungan PM Malaysia di Indonesia dilakukan dalam rangka menghadiri ASEAN Leaders' Meeting (ALM) yang diselenggarakan pada Sabtu (24/4) di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.

Selanjutnya, PM Malaysia bersama rombongan terbatas yang menyertainya langsung bergerak menuju rangkaian kendaraan yang telah disediakan untuk menuju ruang tunggu VVIP Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 VIP.

Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, juga terbang ke Jakarta pada Sabtu (24/4) untuk menghadiri pertemuan para pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang secara khusus akan membahas krisis di Myanmar usai kudeta militer

Seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu (24/4/2021), kantor PM Singapura dalam pernyataannya menyebut para pemimpin ASEAN akan membahas situasi terkini di Myanmar 'yang memiliki dampak serius terhadap perdamaian dan stabilitas ASEAN dan kawasan'.

Dalam pertemuan ini, PM Lee didampingi oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balaskrishnan, dan jajaran pejabat Kementerian Luar Negeri Singapura.

Dialog Tidak Cukup Selesaikan Konflik

Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara akan bertemu dalam KTT ASEAN pada Sabtu (24/04) di Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk membahas dan merumuskan solusi bersama penyelesaian konflik di Myanmar.

"Dari sisi penyelenggaraan KTT itu sendiri memang atas prakarsa dari bapak presiden (Joko Widodo), agar negara ASEAN dapat melakukan suatu pertemuan tingkat tinggi yang dalam hal ini disebut high level meeting," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah.

Faizasyah tidak dapat menyampaikan poin-poin pembahasan dalam KTT ASEAN besok (24/04), tetapi pihaknya berharap pertemuan itu mampu menghasilkan solusi terbaik bagi masyarakat Myanmar.

KTT ASEAN di Jakarta merupakan upaya internasional bersama pertama untuk meredakan krisis politik Myanmar. Namun, pertemuan tersebut juga akan menjadi ujian bagi ASEAN atas langkah kontroversinya dengan menghadirkan pemimpin junta militer Jenderal Min Aung Hlaing.

Dengan berbicara kepada Jenderal Min Aung Hlaing, ASEAN berharap dapat memulai proses kerangka kerja jangka panjang, dimulai dengan mengakhiri kekerasan, yang "diharapkan akan membantu memfasilitasi dialog di antara semua pemangku kepentingan di Myanmar, tidak hanya (dengan) rezim militer."

Prinsip-prinsip konsensus dan non-campur tangan membatasi kemampuan ASEAN dalam menanggapi pembunuhan ratusan warga sipil oleh tentara junta. Banyak pihak juga menilai pemberian undangan kepada pemimpin junta militer di pertemuan tersebut bukan langkah yang tepat karena menghalangi hubungan ASEAN dengan rakyat Myanmar.

Tags