Wisuda Taruna Akademi Militer Imam Husein as
(last modified Sun, 03 Oct 2021 13:21:15 GMT )
Okt 03, 2021 20:21 Asia/Jakarta
  • Wisuda Taruna Akademi Militer Imam Husein as, Minggu (3/10/2021).
    Wisuda Taruna Akademi Militer Imam Husein as, Minggu (3/10/2021).

Upacara wisuda taruna akademi militer Universitas Imam Husein as berlangsung pada Minggu pagi, 3 Oktober 2021 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menghadiri upara wisuda tersebut melalui konferensi video.

Ayatullah Khamenei selaku Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata menyampaikan pidato pada acara pelantikan dan wisuda taruna militer yang dihadiri oleh para komandan dan unit-unit militer di akademi tersebut.

Karena adanya penyebaran Virus Corona, hanya sejumlah unit teladan dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Militer, Basij dan Polisi  yang hadir di acara ini.

Ayatullah Khamenei mengatakan, solusi atas peristiwa yang terjadi di barat laut (Iran) adalah mencegah intervensi militer asing di negara-negara kawasan.

"Intervensi di kawasan merupakan sumber konflik dan kerusakan. Semua masalah harus diselesaikan tanpa campur tangan asing, negara-negara regional perlu mencontoh kekuatan dan rasionalitas Iran serta angkatan bersenjata Republik Islam," kata Rahbar.

Rahbar lebih lanjut menganggap keamanan sebagai infrastruktur dasar bagi semua kegiatan penting untuk kemajuan negara.

"Penting mewujudkan keamanan tanpa bergantung pada pihak asing. Tentu saja hal ini sudah mafhum bagi bangsa Iran, tetapi negara lain bahkan negara-negara Eropa, menderita karena masalah ini," jelasnya.

Mengacu pada keributan antara Eropa dan AS baru-baru ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, beberapa pejabat Eropa menyebut tindakan AS sebagai tikaman dari belakang. Mereka secara tidak langsung berkata bahwa Eropa harus menjamin keamanannya secara mandiri tanpa bergantung pada NATO dan bahkan pada AS.

"Ketika negara-negara yang bersandar kepada AS merasakan ada kekurangan dalam memastikan keamanan yang berkelanjutan, sudah jelas bagaimana (nasib) negara lain yang menempatkan angkatan bersenjatanya di bawah kendali AS dan pihak asing lainnya," ungkapnya.

Rahbar menuturkan, kehadiran tentara asing di kawasan termasuk militer AS, bersifat destruktif dan provokatif. Penarikan pasukan AS yang tidak punya moral dan spiritual dari Afghanistan, merupakan contoh lain dari hasil kekuatan semu, bukan (kekuatan) yang nyata.

"20 tahun lalu, AS mengerahkan pasukan ke Afghanistan untuk menumbangkan Taliban. Selama pendudukan panjang ini, mereka melakukan pembunuhan, kejahatan, dan kerusakan yang sangat banyak, tetapi setelah semua biaya material dan nyawa hilang, mereka menyerahkan pemerintah kepada Taliban dan pergi. Realitas ini merupakan pelajaran bagi semua negara," ujarnya.

Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa gambaran yang ditampilkan Hollywood tentang militer AS dan negara-negara seperti mereka hanyalah drama, sebab watak asli mereka adalah seperti terlihat di Afghanistan.

"Amerika dibenci oleh bangsa-bangsa di mana pun mereka melakukan intervensi," ujarnya mengacu pada kebencian masyarakat Asia Timur terhadap militer AS.

"Adalah maslahat bagi semua negara kawasan untuk mempunyai tentara yang independen, bersandar pada bangsanya sendiri, dan bersinergi dengan tentara negara-negara tetangga," imbuh Rahbar.

Ayatullah Khamenei mencatat bahwa militer negara-negara kawasan dapat menjamin keamanan kawasan dan tidak boleh membiarkan tentara asing melakukan intervensi atau memiliki kehadiran militer untuk melindungi kepentingannya. (RA)