Protes Presiden Iran atas Pengobaran Krisis Barat
https://parstoday.ir/id/news/iran-i125874-protes_presiden_iran_atas_pengobaran_krisis_barat
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, perilisan resolusi anti-iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebuah langkah pengobaran krisis dan untuk menekan bangsa Iran.
(last modified 2025-10-20T14:57:04+00:00 )
Jul 24, 2022 16:03 Asia/Jakarta
  • Presiden Iran Sayid Ebrahim Rasisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (arsip)
    Presiden Iran Sayid Ebrahim Rasisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (arsip)

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, perilisan resolusi anti-iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebuah langkah pengobaran krisis dan untuk menekan bangsa Iran.

Sayid Ebrahim Raisi Sabtu (23/7/2022) di kontak telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron seraya mencela langkah dan sikap tidak konstruktif Amerika dan negara-negara Eropa terhadap Iran menambahkan, perilisan resolusi anti-Iran di IAEA telah merusak kepercayaan politik.

Resolusi anti-Iran usulan Amerika dan troika Eropa (Inggris, Prancis,dan Jerman) diratifikasi di sidang periodik Dewan Gubernur IAEA pada 8 Juni 2022 meski ada penentangan serius dari Cina dan Rusia.

Perilisan resolusi ini yang disusun berdasarkan laporan tergesa-gesa dan tidak seimbang dirjen IAEA dan juga didasari oleh data palsu rezim Zionis Israel, memicu balasan Iran.

Image Caption

Mengingat pendekatan tidak konstruktif IAEA dan peratifikasian resolusi ini, Iran mengambil langkah balasan di antaranya pemasangan sentrifugal canggih dan pencopotan kamera di luar perjanjian.

Langkah anti-Iran AS dan troika Eropa menunjukkan bahwa pihak Barat di  perundingan pembatalan sanksi memanfaatkan resolusi politik IAEA sebagai alat untuk menekan Iran dan mengimbangi kebuntuan dalam negosiasi Wina; Faktanya Amerika dengan memanfaatkan IAEA dan isu teknis berusaha meningkatkan kekuatan tawar menawarnya dan memaksa Iran mundur dari tuntutan legalnya.

Jelas bahwa kelanjutan sanksi, penerbitan resolusi di IAEA dan penggunaan kebijakan ganda diplomasi dan tekanan maksimum Amerika Serikat terhadap Iran bukan saja tidak menunjukkan langkah-langkah membangun kepercayaan oleh Washington, tetapi sekali lagi menunjukkan ketamakan dan tuntutan Amerika Serikat di luar JCPOA. Sementara otoritas Republik Islam Iran telah berulang kali menekankan bahwa Iran tidak akan pernah menyerah pada ketamakan dari pihak lain.

Presiden Republik Islam Iran, dalam percakapan telepon dengan Presiden Prancis, sekali lagi mengingatkan posisi Iran dan menekankan: Republik Islam Iran menilai tercapainya kesepakatan bergantung pada solusi penuh masalah perlindungan (safeguard) dan penyediaan jaminan yang diperlukan, termasuk terkait kelanjutan kepatuhan yang sah dari semua pihak terhadap kesepakatan dan jaminan terhadap kepentingan ekonomi bangsa Iran.

Sayid Ebrahim Raisi juga menyinggung pertumbuhan pesat kerja sama politik dan ekonomi Iran dengan berbagai negara dunia, serta menilai sanksi Amerika terhadap Iran merugikan perekonomian global khususnya Eropa.

Menyusul sanksi Barat terhadap sektor energi sejumlah negara termasuk Iran dan Rusia, harga minyak dan bensi di berbagai negara Eropa khususnya Eropa yang sangat bergantung pada impor energi meningkat drastis, dan negara-negara ini menghadapi kendala serius untuk menjamin kebutuhan energinya. Masalah ini bahkan mendorong Prancis menuntut minyak Iran dan Venezuela diizinkan kembali ke pasar untuk mencegah kenaikan harga minyak.

Sekaitan dengan ini, Bloomberg seraya mengisyaratkan naik turunnya perundingan pencabutan sanksi Iran menulis, harapan Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian itu memudar, terlepas dari kenyataan bahwa dunia membutuhkan minyak lebih dari sebelumnya.

Oleh karena itu, gejolak di pasar energi dunia akan membahayakan ketahanan energi dan menimbulkan konsekuensi yang mengkhawatirkan bagi importir Eropa, terutama pada musim dingin mendatang; Tak diragukan lagi salah satu alasan utama munculnya kondisi seperti ini adalah sanksi zalim terhadap Iran sebagai salah satu pemilik terbesar cadangan minyak dan gas dunia. (MF)