Pembacaan Khutbah Malam Kesyahidan Imam Ridha as (2)
(last modified Wed, 28 Sep 2022 10:41:08 GMT )
Sep 28, 2022 17:41 Asia/Jakarta
  • Pembacaan Khutbah Malam Kesyahidan Imam Ridha as, Senin (26/9/2022)
    Pembacaan Khutbah Malam Kesyahidan Imam Ridha as, Senin (26/9/2022)

Ritual pembacaan khutbah malam kesyahidan Imam Ridha as berlangsung pada Senin malam, 26 September 2022/29 Safar 1444 H di Kompleks Haram Suci Imam Ridha as di Mashhad, Republik Islam Iran.

Acara tersebut dihadiri oleh jutaan peziarah dari seluruh wilayah Iran dan sejumlah negara dunia. Kompleks makam Imam Ali bin Musa as penuh dengan para pecinta Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw menjelang peringatan kesyahidan beliau.

Para peziarah  dari berbagai wilayah Republik Islam Iran, dan bahkan dari negara-negara tetangga memenuhi kompleks tersebut pada Senin (26/9/2022) atau 29 Safar 1444 H.

Mereka datang untuk berziarah dan berdoa serta berpartisipasi dalam acara peringatan kesyahidan Imam yang dikenal dengan Imam Ridha as.

Tanggal 30 Safar 203 H, Imam Ali bin Musa as Ridha as, cicit Rasulullah Saw gugur syahid. Beliau adalah keturunan Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as.

Imam Ridha as lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah. Beliau menjadi imam setelah ayahnya, Imam Musa Kazhim as, gugur syahid.

Imam Ali bin Musa as dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.

Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marv, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang, yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan Besar.

Meskipun Makmun melantik Imam Ridha as menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya hal itu dengan berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.

Kedudukan tinggi ilmu dan spiritual Imam Ridha as dan pengaruhnya yang semakin berkembang dalam opini umum secara berangsur-angsur menyebabkan Makmun menjadi takut atas pengaruh Imam as. Akhirnya Makmun meracuni Imam Ridha as.

Di antara kata-kata hikmah yang dapat dipetik dari kata-kata beliau adalah "Hamba Allah terbaik adalah mereka yang merasa senang setiap kali berbuat baik dan segera meminta ampunan setiap kali berbuat salah. Mereka akan bersyukur atas setiap nikmat yang dianugerahkan kepadanya, dan ketika dililit masalah, mereka tetap bersabar dan tidak murka." (RA)