Acara Duka Mengenang Kesyahidan Imam Ridha as di Mashhad
Peziarah dari berbagai kota dan daerah di Republik Islam Iran, bahkan dari beberapa negara dunia memadati Kompleks Haram Suci Imam Ridha as di Mashhad untuk memperingati kesyahidan cicit Rasulullah Saw ini, Selasa (27/9/2022) atau 30 Safar 1444 H.
Mereka datang untuk berziarah dan berdoa serta berpartisipasi dalam acara peringatan kesyahidan Imam yang dikenal dengan nama Imam Ridha as.
Tanggal 30 Safar 203 H, Imam Ali bin Musa as Ridha as, cicit Rasulullah Saw gugur syahid. Beliau adalah keturunan Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as.
Imam Ridha as lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah. Beliau menjadi imam setelah ayahnya, Imam Musa Kazhim as, gugur syahid.
Imam Ali bin Musa as dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.
Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marv, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang, yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan Besar.
Meskipun Makmun melantik Imam Ridha as menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya hal itu dengan berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.
Kedudukan tinggi ilmu dan spiritual Imam Ridha as dan pengaruhnya yang semakin berkembang dalam opini umum secara berangsur-angsur menyebabkan Makmun menjadi takut atas pengaruh Imam as. Akhirnya Makmun meracuni Imam Ridha as.
Di antara kata-kata hikmah yang dapat dipetik dari kata-kata beliau adalah "Hamba Allah terbaik adalah mereka yang merasa senang setiap kali berbuat baik dan segera meminta ampunan setiap kali berbuat salah. Mereka akan bersyukur atas setiap nikmat yang dianugerahkan kepadanya, dan ketika dililit masalah, mereka tetap bersabar dan tidak murka." (RA)