Khatib Jumat Tehran: Partisipasi Masyarakat Gagalkan Plot Musuh!
(last modified Fri, 30 Dec 2022 14:09:34 GMT )
Des 30, 2022 21:09 Asia/Jakarta
  • Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Kazem Seddiqi.
    Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Kazem Seddiqi.

Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Kazem Seddiqi menilai tanggal 9 Dey sebagai salah satu hari kebangkitan agama. Dia mengatakan bahwa kehadiran masyarakat Iran telah menggagalkan plot musuh dan mengembalikan kedamaian yang hilang bagi bangsa Iran.

"Pada hari ini, keterikatan dan keterpaduan antara Imam dan umat kembali menunjukkan kekuatannya dan membuktikan hubungan antara umat dan imam yang telah terjalin sejak awal Islam hingga saat ini di antara orang-orang mukmin tidak dapat dipisahkan, dan tidak ada seorang pun yang mampu memisahkan orang-orang mukmin dari imamnya," kata Seddiqi dalam khutbah Jumat di Mushalla Besar Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat (30/12/2022).

Dia menjelaskan bahwa upaya musuh adalah untuk menghancurkan masalah umat dan imamah dengan hasutan dan fitnah buta yang telah direncanakannya.

"Kekuatan-kekuatan jahat arogansi dan sistem dominasi muncul di arena tanpa penutup dan mengumumkan dukungan resmi kepada para pemimpin penghasut dan penghasut, dan menggunakan terompet propaganda mereka untuk mengacaukan persatuan masyarakat kita dan memisahkan umat kita dari Wali Fakih (Pemimpin Tertinggi), tetapi mereka tidak berhasil di jalan ini," tambahnya.

9 Dey yang tahun ini jatuh pada hari Jumat (30/12/2022) adalah Hari Basirah dan Perjanjian Umat kepada Velayat.

9 Dey 1388 HS (30 Desember 2009) mengingatkan peristiwa bersejarah gerakan besar rakyat Iran dengan semangat Asyura, menjadi titik balik dalam sejarah revolusi rakyat Iran.

Peristiwa 9 Dey adalah simbol kemuliaan, independensi dan kesadaran rakyat Iran yang bertaruh nyawa untuk mempertahankan dasar Islam dan cita-cita revolusi. Mereka dengan suara lantang mengatakan jika musuh ingin menyerang agama kami, maka kami akan melawannya di manapun.

9 Dey, tepatnya 30 Desember 2009, rakyat Iran melepaskan peluru penghabisan ke arah para pemimpin fitnah. Mereka turun ke jalan menggelar pawai untuk menentang para perusuh.

Jutaan rakyat Iran turun ke jalan untuk mendukung Republik Islam dan memprotes kerusuhan selama berbulan-bulan, atas dugaan penyimpangan dalam pemilu presiden yang diadakan awal tahun itu.

Kerusuhan pasca-pemilu 2009 dipicu oleh klaim kecurangan suara oleh dua saingan mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Mir-Hossein Mousavi dan Mahdi Karroubi mengklaim Ahmadinejad memenangkan pemilihan dengan kecurangan. Tuduhan ini telah dibantah keras oleh pihak berwenang dan menyebutnya sebagai tak berdasar.

Capres yang kalah kemudian meminta pendukung mereka untuk turun ke jalan dan menuntut pemilu diulang. Protes, yang kemudian menyebabkan kerusuhan mematikan, berakhir setelah jutaan warga turun ke jalan di seluruh negeri.

Amerika Serikat berada di balik kerusuhan pasca pemilu presiden 2009 dan telah merekayasa kerusuhan itu.  

Rakyat Iran merayakan peringatan kebangkitan 9 Dey, setiap tahun sejak 2010. Peristiwa itu adalah pengingat bagi musuh-musuh Iran tentang bagaimana bangsa itu bersatu untuk menggagalkan plot anti-Republik Islam Iran.

Khatib Salat Jumat Kota Tehran lebih lanjut menyinggung haul dan peringatan kesyahidan Letnan Jenderal Hajj Qassem Soleimani, Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam (IRGC).

"Syahid Soleimani menunjukkan semangat, spiritualitas dan religiusitasnya selama periode menjadi mujahid di arena (medan perang) dan selama pasang surut revolusi," ujarnya.

Seddiqi menuturkan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengenai Syahid Soleiman mengatakan bahwa bahaya Syahid Soleimani bagi front arogansi dunia dan dukungannya kepada front kebenaran dan perlawanan lebih besar dari sebelumnya.

"Tasyi' jenazah suci Syahid Soleimani menunjukkan bahwa rakyat Iran adalah pendukung revolusi murni dalam batasan medote dan perilaku Syahid Solimani," pungkasnya. (RA)