Iran Aktualita, 13 Mei 2023
(last modified Sat, 13 May 2023 11:56:50 GMT )
May 13, 2023 18:56 Asia/Jakarta
  • Satelit Iran
    Satelit Iran

Perkembangan Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; Satelit Iran, Pars-1 dan Zafar-2 Siap untuk Diluncurkan.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti;

  • Raisi: Iran Siap Mediasi Suriah dan Turki.
  • Bagheri: Perluasan Diplomasi Regional Iran, Strategi Win-Win
  • Mohammad Eslami: Kami Siap Ekspor Produk AEOI
  • Kanaani: Iran Serius Selesaikan Masalah dengan IAEA
  • Bagheri: Terjadi Pergeseran Perimbangan Kekuatan dar Barat ke Timur
  • Iran Tanggapi Serangan Udara Terbaru Rezim Zionis di Gaza
  • Iran dan Arab Saudi Siap Jalin Kerja Sama Akademis
  • Abdollahian: Pertemuan Moskow, Pesan bagi Perealisasian Perdamaian
  • Menteri Ekonomi Iran Bertolak ke Arab Saudi
  • Pameran Buku Tehran untuk bagian Internasional Resmi Dibuka

Satelit Iran, Pars-1 dan Zafar-2 Siap untuk Diluncurkan

Kepala Organisasi Antariksa Iran mengatakan, satelit Pars-1 dan satelit Zafar-2, siap untuk diluncurkan ke ruang angkasa.

Image Caption

Hassan Salarieh, Senin (8/5/2023) menuturkan, "Sampel kedua satelit Pars-1, sudah berada pada fase-fase akhir, dan tahun ini akan diserahkan ke Organisasi Antariksa Iran, untuk diluncurkan."

Ia menambahkan, "Di bidang satelit penginderaan, satelit Zafar-2, setelah melalui sejumlah tes final, hampir siap untuk diserahkan dan tahun ini juga akan diluncurkan."

Kepala Organisasi Antariksa Iran juga menyinggung penyerahan sampel berkualitas satelit Nahid-2 tahun lalu dan mengatakan, "Tahun ini sampel satelit Nahed-2 untuk diluncurkan ke ruang angkasa, sudah diserahkan ke Organisasi Antariksa Iran, begitu juga fase desain dan produksi generasi berikutnya satelit Nahed yang diberi nama Nahed-3, tahun ini akan dimulai."

"Mengingat misi dari Organisasi Antariksa Iran, bagi satelit Nahed, maka saat ini sudah diprediksikan untuk melakukan komersialisasi satelit ini, dan proses produksinya akan dimulai," pungkasnya.

Raisi: Iran Siap Mediasi Suriah dan Turki

Presiden Iran mengatakan negaranya siap melakukan mediasi untuk memulihkan hubungan baik Turki dan Suriah. Menurutnya sebelum ini sudah disampaikan bahwa Iran, siap memainkan peran penyelesaian masalah ini.

Presiden Raisi

Sayid Ebrahim Raisi, Jumat (5/5/2023) dalam wawancara dengan kantor berita Suriah, SANA mengatakan, "Hari ini Amerika Serikat, dan sejumlah negara Barat, serta Rezim Zionis, tidak memiliki posisi sebelumnya, dan kekuatan-kekuatan baru mulai muncul di dunia."

Terkait mediasi Turki dan Suriah, Presiden Iran menuturkan, "Kami siap untuk memulihkan hubungan baik dua negara bertetangga, Turki dan Suriah."

Ia menambahkan, "Sebelumnya sudah kami umumkan sikap ini, dan sekarang kami umumkan kembali bahwa Republik Islam Iran, dengan memperhatikan posisi pentingnya di kawasan, dan sebagai pemain berpengaruh di kawasan, siap membantu mengatasi masalah dan konflik Turki-Suriah, sehingga kedua negara Muslim ini bisa menyelesaikan masalahnya lewat dialog."

Menurut Raisi, Iran dalam pertemuan Astana, sudah menyampaikan sikapnya, dan membahas masalah tersebut dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri bahwa Iran, bisa memainkan peran sebagai mediator antara Turki dan Suriah.

Di sisi lain, Presiden Iran, menegaskan bahwa saat ini kita sudah menyaksikan penurunan eskalasi ketegangan Turki dan Suriah.

Bagheri: Perluasan Diplomasi Regional Iran, Strategi Win-Win

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri menekankan, perluasan diplomasi regional Iran dengan negara-negara kawasan, sejatinya sebuah strategi win-win.

Bagheri saat berada di Kedubes Iran di Muscat, Oman bertemu dengan Dubes Iran, Ali Najafi beserta staf kedutaan besar Iran di Oman.

Mayjen Bagheri

Bagheri berkunjung ke Muscat atas undangan sejawatnya dari Oman.

Menurut laporan IRIB, Mayjen Mohammad Bagheri di hadapan staf kedubes Iran di Muscat mengatakan, hasil dari keberhasilan diplomasi dalam berbagai dimensi merupakan hasil kreativitas seluruh pegawai kompleks diplomasi ini, yang pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengangkat derajat pengakuan Republik Islam Iran di kawasan penting ini.

"Pengembangan dan perluasan diplomasi regional dan pertahanan, salah satu indeks penting diplomasi dunia, dan perluasan diplomasi regional Iran dengan negara-negara kawasan sejatinya sebuah strategi win-win," papar Bagheri.

Mohammad Bagheri seraya menyinggung pentingnya menjamin keamanan regional melalui kerja sama kawasan, menekankan, saat ini keamanan kawasan tergantung pada kerja sama konstruktif dan hubungan bersahabat negara-negara kawasan berdasarkan kepentingan bersama, keamanan kolektif dan kawasan yang diraih tanpa kehadiran dan internvensi asing.

Mohammad Eslami: Kami Siap Ekspor Produk AEOI

Kepala Organisasi Energi Nuklir Iran (AEOI), Mohammad Eslami menekankan, produk yang diproduksi AEOI layak untuk diekspor, karena dirancang dan diproduksi berdasarkan standar dan persyaratan terkini dan ditekankan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Acara pemeran dua produk teknologi yang telah dipasarkan ke pasar oleh AEOI digelar Senin (8/5/2023) dengan dihadiri Mohammad Eslami.

Mohammad Eslami

Mohammad Eslami saat menjawab pertanyaan wartawa Iran Press mengatakan, untuk investasi asing dan undang-undang anggaran untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, investasi domestik dan asing telah diramalkan dan komunikasi serta negosiasi telah dilakukan.

"Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dan negosiasi lanjutan, kami berharap dapat menyelesaikan masalah terkait pembelian energi listrik nuklir dengan model pembiayaan di satu sisi, karena sudah pasti ada pemohon untuk investasi asing," kata Eslami.

Ia menegaskan, AEOI memainkan peran strategis di Iran.

Eslami mengatakan, investasi dalam dan asing terbuka dengan produksi listrik tenaga nuklir.

Kanaani: Iran Serius Selesaikan Masalah dengan IAEA

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani terkait laporan untuk memasang kamera baru IAEA menekankan, kebijakan serius Iran adalah menyelesaikan masalah dan kesalahpahaman dengan IAEA.

Nasser Kanaani Senin (8/5/2023) saat jumpa pers mengatakan, "Kami tidak akan mengijinkan isu yang berkaitan dengan aktivitas nuklir damai Iran dalam bentuk isu-isu yang diklaim menjadi hambatan bagi proses kerja sama Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)."

Nasser Kanaani

Seperti dilaporkan pusat Humas pemerintah, Kanaani terkait sanksi potensial terhadap Iran juga mengatakan, "Kami tidak berminat mengambil tindakan berdasarkan asumsi, dan Iran menunjukkan bahwa dirinya serius untuk menjaga hak bangsa Iran, dan seperti yang kami nyatakan, aktivitas nuklir Iran bersifat damai."

"Hubungan Iran dan Mesir aktif ditingkat kantor penjaga kepentingan, dan pertukaran setiap pesan dan dialog senantiasa dilakukan melalui jalur ini," papar Nasser Kanaani.

Terkait statemen Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Kanaani mengatakan, mereka telah menerima respon dari ucapannya, mereka mengakuti kebijakan sepenuhnya keriru keluar dari JCPOA, tapi ketimbang membahas isu-isu konstruktif untuk mengkompensasi kesalahan masa lalunya, mereka menggunakan retorika yang tidak tepat," ungkap jubir Kemenlu Iran.

Jubir Iran menekankan, Amerika Serikat bungkam terkait aktivitas rezim Zionis Israel dan tanggung jawab akibat langkah destruktif mereka, sementara aktivitas Iran senantiasa damai.

"Iran tidak akan mentolerir setiap agresi, dan akan memberi balasan tegas dan membuat mereka menyesal," kata Kanaani.

Jubir Kemenlu Iran terkait pengusiran empat diplomat Republik Azerbaijan mengatakan, Iran mengusir empat diplomat Azerbaijan sebagai respon atas langkah tak konstruktif Baku.

Menyinggung statemen Presiden Republik Azerbaijan, Ilham Aliyev, Kanaani mengatakan, hubungan kedua negara tidak dapat dipatahkan dan kita tidak boleh mengambil tindakan apapun yang bukan untuk kepentingan kedua negara, tapi ini adalah hal-hal yang diminati pihak-pihak yang ingin merusak hubungan kedua negara.

Bagheri: Terjadi Pergeseran Perimbangan Kekuatan dar Barat ke Timur

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam pertemuannya dengan sejawatnya dari Oman menekankan, hari ini ada indikasi baru dari perubahan perimbangan kekuatan dari Barat ke Timur, dan masa depan milik kawasan dan Asia.

Mayjen Mohammad Bagheri Senin (8/5/2023) dalam pertemuannya dengan Laksamana Muda, Abdullah bin Khamis Al Raisi, kepala staf umum angkatan bersenjata Oman mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kawasan telah menjadi tempat pemaksaan Amerika, yang mencoba memaksakan diri sebagai penguasa absolut di dunia dan kawasan.

Mohammad Bagheri berkunjung ke Muscat untuk bertemu dengan pejabat senior militer Oman.

"Hubungan antara Iran dan Oman adalah istimewa, bersahabat, hangat dan intim, dan kami percaya bahwa keamanan perbatasan maritim kedua negara harus diperkuat dan kami siap untuk memiliki program bersama mengenai langkah-langkah intelijen dan patroli bersama, khususnya dalam bidang pemberantasan narkotika," tegas Mohammad Bagheri.

Lebih lanjut Bagheri menambahkan, "Angkatan bersenjata Republik Islam Iran telah mencapai swasembada di berbagai bidang dan kami dapat lebih banyak bekerja sama dengan negara Oman melalui interaksi dan komunikasi di bidang peralatan, pelatihan, dan operasi."

Di akhir pembicaraannya, Bagheri menyebut isu Palestina sebagai salah satu isu mendasar bagi Iran dan dunia Islam, serta mengatakan, saat ini rezim Zionis Israel ditekan dari berbagai sisi, dan kita menyaksikan dualitas dalam pemerintahannya.

Sementara itu, kepala staf umum angkatan bersenjata Oman di pertemuan ini menilai kunjungan Bagheri sebagai penguat hubungan kedua negara, dan mengatakan, "Kami memahami kepentingan kami lebih baik daripada yang lain dan kami percaya bahwa keamanan regional dapat dipastikan dengan persatuan dan solidaritas negara-negara di kawasan ini."

Iran Tanggapi Serangan Udara Terbaru Rezim Zionis di Gaza

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras serangan terbaru jet tempur rezim Zionis di berbagai wilayah Jalur Gaza, yang mengakibatkan sejumlah warga Palestina gugur dan terluka.

Nasser Kanani Chafi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan belasungkawa kepada keluarga syuhada dan kelompok perlawanan Palestina atas terjadinya serangan udara terbaru rezim Zionis di Jalur Gaza, yang dilakukan pada malam Hari Nakba, dan menilainya sebagai tanda ketidakberdayaan dan kelemahan rezim Zionis

"Tindakan agresif Zionis bertujuan untuk mengalihkan opini publik dari situasi internalnya yang sangat tidak stabil dan kritis," ujar Jubir Kemenlu Iran.

"Keheningan publik internasional dan sikap pasif badan-badan internasional yang seharusnya ikut bertanggung jawab, serta negara-negara Barat dalam menghadapi intensifikasi tindakan tidak manusiawi Zionis terhadap bangsa Palestina dalam beberapa bulan terakhir adalah faktor terpenting meningkatnya arogansi rezim apartheid Zionis dalam melanjutkan kejahatannya, yang merupakan catatan hitam dan memalukan dari kinerja pihak-pihak yang mengklaim sebagai pengusung hak asasi manusia palsu yang akan dicatat dalam sejarah," tegasnya.

Juru bicara sistem diplomatik Iran menekankan perlunya tindakan segera, efektif, pencegahan dan terkoordinasi oleh negara-negara Islam untuk menghentikan mesin pembunuhan dan kejahatan rezim Zionis.

Sedikitnya 12 orang, termasuk tiga komandan gerakan Jihad Islam Palestina gugur, dan 20 lainnya luka-luka dalam serangan dini hari rezim Zionis di jalur Gaza.

Iran dan Arab Saudi Siap Jalin Kerja Sama Akademis

Kepala Pusat Kerja Sama Akademis Internasional Kementerian Sains dan Teknologi Iran mengumumkan kesiapan Iran dan Arab Saudi untuk menjalin komunikasi ilmiah dan akademis.

Iran dan Arab Saudi setuju untuk melanjutkan hubungan diplomatik pada 10 Maret 2023, dan Kedutaan besar dan lembaga diplomatik di kedua negara akan dibuka lagi.

Pemerintah ke -13 Iran mengumumkan keseimbangan dalam kebijakan luar negerinya, dengan menjadikan perluasan kerja sama dengan tetangga dan negara di kawasan sebagai prioritasnya.

Vahid Haddadi Asl, Kepala Pusat Kerja Sama Ilmiah Internasional Kementerian Sains dan teknologi Iran kepada wartawan ISNA hari Selasa (9/5/2023) mengungkapkan bahwa Iran dan Arab Saudi siap untuk menjalin komunikasi ilmiah dan akademik dengan mengatakan, "Setelah Duta Besar Iran ditempatkan di Arab Saudi, maka langkah pertama yang dilakukan Kementerian Sains dan teknologi Iran membangun interaksi ilmiah dengan negara itu,".

"Arab Saudi juga tertarik untuk pembentukan hubungan ini, dan jika duta besar kedua negara ditempatkan, maka salah perwakilan kementerian kementerian sains dan teknologi akan ditempatkan di kedua negara," ujar Haddadi Asl.

"Pengembangan interaksi ilmiah Iran dengan negara-negara tetangga sangat penting dan pembentukan hubungan ini dengan Arab Saudi juga penting karena berbagai masalah dari minyak, air, lingkungan dan lainnya," tegasnya.

Selain Arab Saudi, Haddadi Asl juga menekankan komitmen kementerian sains dan teknologi Iran untuk mengembangkan komunikasi ilmiah dan akademik dengan negara-negara kawasan, termasuk Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan dan beberapa negara tetangga lainnya.

Abdollahian: Pertemuan Moskow, Pesan bagi Perealisasian Perdamaian

Menteri Luar Negeri Iran dalam pertemuan segi empat Moskow menekankan, pertemuan Moskow pesan kuat bagi perealisasian perdamaian dan keamanan berkesinambungan.

Pertemuan segi empat Moskow terkait Suriah digelar Rabu (10/5/2023) dengan dihadiri menlu Iran, Rusia, Turki dan Suriah di Moskow membahas isu-isu Suriah.

Hossein Amir-Abdollahian

Dalam pertemuan ini, rencananya para menlu akan berunding mengenai solusi isu Suriah, dan tujuan utamanya adalah menemukan mekanisme politik untuk mengakhiri friksi antara Damaskus-Ankara.

Seperti dilaporkan IRNA, Hossein Amir-Abdollahian dalam pertemuan segi empat di Moskow kepada menlu Rusia, Turki dan Suriah mengatakan, Suriah dan Turki dapat melewati masa lalu, dan dengan memandang masa depan, mereka mampu menyelesaikan isu-isu bilateral melalui dialog dan memperdalam kerja sama berdasarkan bertetangga yang baik.

"Langkah militer bukan saja tidak membantu menyelesaikan masalah, bahkan akan menimbulkan korban dan kerugian materi, serta membuat friksi semakin rumit," papar Amir-Abdollahian.

Amir-Abdollahian menjelaskan, Republik Islam Iran menyatakan kesiapannya untuk mendukung proses ini dan membantu implementasi kesepakan serta keputusan yang diambil, dan menekankan bahwa Tehran dapat memanfaatkan seluruh kapasitasnya di bidang ini.

"Penempatan tentara Suriah di perbatasan dan penyediaan keamanan bersama dengan tetangga dapat menyelesaikan masalah keamanan Ankara dan tetangga lainnya dan mencegah kegiatan teroris dan separatis serta persiapan untuk penerapan hubungan bertetangga dan strategis antara kedua belah pihak dan peluang bagi penarikan militer Turki menurut waktu yang disepakati dari wilayah perbatasan bersama dengan Suriah," ungkap Amir-Abdollahian.

Menlu Iran menambahkan, "Kami mengecam agresi rezim Zionis ke wilayah Suriah, khususnya wilayah sipil negara ini, di mana serangan ini sebuah pelanggaran terhadap perdamaian dunia dan stabilitas kawasan, dan kami menyeru komunitas internasional melawan aksi ini."

"Bangsa dan tentara Suriah akan menanggapi tindakan agresif dan anti-kemanusiaan ini pada waktu yang tepat," tegas Amir-Abdollahian.

Menteri Ekonomi Iran Bertolak ke Arab Saudi

Menteri Ekonomi dan Keuangan Republik Islam Iran bersama delegasi dilaporkan tiba di Bandara Udara Jeddah, Arab Saudi.

Ehsan Khandozi di Saudi

Menurut laporan Iran Press, Ehsan Khandozi yang berkunjung ke Arab Saudi bersama delegasi ekonomi pada hari Kamis (11/5/2023) tiba di Jeddah dan disambut hangat oleh pejabat negara ini, direksi Bank Pembangunan Islam dan anggota konsulat jenderal Iran.

Agenda kunjungan Khandozi ke Arab Saudi adalah bertemu dengan pejabat negara ini dan menghadiri pertemuan Bank Pembangunan Islam.

Ini merupakan kunjungan pertama salah satu petinggi resmi Republik Islam Iran ke Arab Saudi setelah kesepakatan terbaru kedua negara ini.

Selama perundingan antara Iran dan Arab Saudi di Beijing, kedua negara pada 10 Maret 2023 sepakat setelah tujuh tahun untuk menjalin kembali hubungan diplomatik mereka.

Pameran Buku Tehran untuk bagian Internasional Resmi Dibuka

Bagian internasional pameran buku internasional Tehran ke-34 resmi dibuka.

Pameran Buku Internasional Tehran ke-34 mulai dibuka Rabu (10/5/2023) di Musalla Imam Khomeini baik secara fisik maupun non-fisik (melalui situs ketab.ir)

Pameran buku internasional di Tehran

Sekaitan dengan ini dan menurut laporan FNA, bagian internasional pameran buku ini juga resmi dibuka hari Kamis (11/5/2023) dengan dihadiri Menteri Kebudayaan Iran, Mohammad Mehdi Eslami dan Menteri Kebudayaan Tajikistan Zulfiya Davlatzoda serta perwakilan sejumlah negara peserta pameran.

Ismail Janalipour, direktur komite penerbit asing pameran buku internasional Tehran, di sela-sela pameran mengatakan, dalam pameran buku tahun ini sebanyak 62 stan dialokasikan untuk penerbit asing, dan berada di ruangan Latin atau negara-negara non-Arab dan negara Arab serta siap menerima pengunjung.

Dalam pameran buku internasional Tehran ke-34 ini sebanyak 30 tamu dari berbagai negara dan 27 negara berpartisipasi di ketegori internasional.

Slogan pameran buku tahun ini adalah "Masa Depan Bisa Dibaca".