Okt 01, 2023 19:07 Asia/Jakarta

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan "The 5th Mustafa Prize" di Isfahan pada hari Jumat (29/9/2023).

Dalam sambutannya, Presiden Iran mengucapkan selamat atas Maulid Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as serta Pekan Persatuan Islam.

Sayid Raisi menuturkan, konferensi ini diselenggarakan atas nama Mustafa Saw dan untuk menghormati, menghargai dan memuliakan ilmu pengetahuan.

"Menurut Nabi Muhammad Saw, ilmu tertinggi adalah ilmu yang bermanfaat untuk kebahagiaan dan keselamatan umat manusia, dan digunakan untuk mengurai simpul-simpul masalah kehidupan manusia. Dengan menggunakan segala kemampuan dan kapasitas yang dimiliki manusia, ia dapat menemukan rumusan dan cara yang akan mengantarkan manusia kepada tujuan, dan tujuan tertinggi ciptaannya," kata Sayid Raisi.

The Mustafa Prize  bertujuan untuk mengumumkan pemenang peserta Mustafa Prize.

The Mustafa Prize diberikan pada empat kategori yaitu Ilmu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Ilmu dan Teknologi Kehidupan dan Kedokteran, Ilmu Nanosains dan Nanoteknologi, serta Ilmu Pengetahuan Dasar dan Teknik.

Sekretariat the Mustafa Prize telah menerima 2.613 artikel dari 150 ulama, cendekiawan, ilntelektual dan ilmuwan dari seluruh dunia.

Edisi kali ini, penghargaan juga diberikan kepada para ilmuwan yang berada di negara-negara Muslim tanpa memandang agamanya dengan tujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara tersebut.

Para nominasi hanya dapat dicalonkan oleh ilmuwan ternama dan salah satu lembaga ilmiah seperti universitas dan pusat penelitian, asosiasi dan pusat keunggulan sains dan teknologi, akademi sains, dan taman sains dan teknologi.

Hadiah dan penghargaan berupa Medali Mustafa, Sertifikat Hadiah, dan bingkisan uang tunai khusus yang diberikan dari Wakaf Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pemenang Mustafa Prize  kelima diumumkan pada festival tahun ini, dan satu dari lima pemenang adalah ilmuwan dari Iran.

Omid Farrokhnejad, seorang profesor Iran di Universitas Harvard menerima penghargaan Mustafa Prize di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi biologi dan kedokteran dengan penelitiannya tentang "Desain, Pengembangan dan Evaluasi Klinis Obat Baru Berdasarkan Nanopartikel Polimer".

Ahmed Hassan, seorang ilmuwan Mesir dari Queen's University di Kanada, terpilih dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan topik penelitian "Exploring Software Repositories (MSR)".

Di bidang ilmu kedokteran, Samia Khoury yang merupakan profesor di Universitas Beirut menjadi pemenang penghargaan ini dengan penelitiannya tentang "Pendekatan Baru dalam MS".

Selain itu, "Ahmed Fawzi Ismail", seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Malaysia, memenangkan penghargaan Mustafa Prize di bidang ilmu dasar dan teknik atas karyanya tentang "Pengembangan Aplikasi Teknologi Membran".

Murat Avisal dari New York University di Abu Dhabi juga meraih penghargaan di bidang teknologi informasi atas karyanya mengenai "Komunikasi Nirkabel Optik".

Mustafa Prize diberikan kepada ilmuwan dan peneliti terbaik dunia Islam setiap dua tahun dan mempromosikan serta mendorong pembelajaran dan penelitian dalam masyarakat Islam dengan mengakui, memperkenalkan dan menghormati ilmu pengetahuan dan teknologi terbaik di dunia Islam.

Hingga saat ini, lebih dari 400 dermawan dari berbagai negara sebagai anggota komunitas Khadem Al-Mustafa telah mendukung gerakan ilmiah-budaya ini.

Pada upacara penganugerahan the 2021 Mustafa Prize, lima ilmuwan Muslim dianugerahi hadiah uang tunai sebesar $1 juta, sebagai pemenang edisi ke-4 acara tersebut.

Yayasan Iptek Mustafa telah memberikan peluang pengembangan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi dengan membangun jaringan hampir 6.500 pakar ilmu pengetahuan dan teknologi dari 50 negara dan berinteraksi dengan 910 pusat bergengsi internasional. (RA)

Tags