Transformasi Palestina dan Kunjungan Menlu Iran ke Empat Negara Arab
(last modified Mon, 16 Oct 2023 14:38:53 GMT )
Okt 16, 2023 21:38 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran dan Emir Qatar
    Menlu Iran dan Emir Qatar

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian bersama delegasi politik mengunjungi empat negara Asia Barat menyusul transformasi terbaru Palestina, setelah lobi dengan pejabat negara tersebut dan sejumlah pemimpin muqawama akhirnya kembali ke Tehran.

Kekalahan telak rezim Zionis dari faksi muqawama Palestina dalam operasi Badai Al Aqsa telah mendorong para pemimpin rezim ini dalam beberapa hari terakhir menyerang warga sipil di Jalur Gaza dari udara, dan juga memblokade wilayah ini. Oleh karena itu, Hossein Amir-Abdollahian melalui safarinya ke empat negara kawasan, Irak, Lebanon, Suriah dan Qatar, melakukan lobi untuk mencegah berlanjutnya kejahatan rezim Zionis.

Kunjungan Amir-Abdollahian dimulai dengan Irak. Selama di Baghdad, ia bertemu dengan penasihat keamanan nasional dan perdana menteri Irak membicarakan hubungan bilateral dan transformasi Palestina. Kemudian ia menuju Beirut dan dalam kunjungan tersebut, menlu Iran bertemu dengan perdana menteri Lebanon, menlu, ketua parlemen dan sekjen Hizbullah. Selanjutnya Abdollahian bertolak ke Damaskus dan selama beberapa jam di negara ini, ia bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad dan sejawatnya, Faisal Mekdad.

Anak-anak Gaza korban brutalitas Israel

Menlu Iran kemudian kembali ke Bairut, dan tujuan keempat lawataannya adalah Doha, Qatar. Selama di Doha, ia bertemu dengan menlu dan Emir Qatar serta Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah, membicarakan kondisi Palestina.

Amir-Abdollahian di Beirut kepada wartawan mengatakan, "Kami akan terus mengambil semua langkah diplomatik yang diperlukan untuk menghentikan kejahatan dan mencabut blokade terhadap Gaza melalui konsultasi politik intensif dan pertemuan diplomatik yang diperlukan di tingkat menteri luar negeri atau kepala negara di kawasan; Saat ini Zionis berada dalam kondisi terburuk dan operasi unik dan penuh kemenangan Badai Al Aqsa membuktikan hal ini sekali lagi."

Pada saat yang sama, jenis formasi militer rezim Zionis di perbatasan Jalur Gaza dan peringatan untuk mengungsi di bagian utara jalur ini menunjukkan kemungkinan dimulainya operasi darat oleh Zionis di wilayah tersebut, meskipun rezim penjajah Al-Quds sejauh ini gagal melancarkan serangan darat ke Gaza karena beberapa alasan, termasuk ketakutan akan reaksi pasukan perlawanan.

Apa yang ditekankan oleh Republik Islam Iran adalah jika rezim Zionis melakukan serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza, ada kemungkinan akan terjadi balasan dari kekuatan perlawanan dan terbukanya front baru dalam perang tersebut. Menteri Luar Negeri Iran mengatakan,"Saat ini, para pemimpin kelompok perlawanan bersatu, mereka telah merancang semua skenario, dan semua orang terlibat dalam pemicunya."

Statemen Amir-Abdollahian terkait peringatan muqawama kepada Israel jika kejahatan di Gaza terus berlanjut, mengindikasikan tekad poros muqawama dalam memberi balasan setimpal dan menghentikan rezim penjajah al-Quds.

Poin penting lain dari kunjungan regional menlu Iran adalah upaya untuk mempersatukan negara-negara Islam dan perhatian serius mereka terhadap isu Palestina. Kini  rakyat Palestina menjadi sasaran serangan luas rezim Zionis dan sampai kini  ribuan warga sipil gugur atau terluka, serta ada potensi meluasnya domain pertempuran. Oleh karena itu, dalam kondisi seperti ini, dukungan praktis negara-negara Islam terhadap Palestina sangat urgen.

Menlu Iran seraya merujuk pada urgensi pergerakan kolektif negara-negara Islam untuk mengakhiri kejahatan perang Israel terhadap warga Gaza, menekankan pentingnya menggelar sidang darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di tingkat menlu dan juga para pemimpin negara anggota. (MF)

 

Tags