Feb 10, 2024 16:14 Asia/Jakarta

Peringatan tiap tahun kemenangan Revolusi Islam hingga kini terus menjadi perhatian banyak kalangan, termasuk para akademisi di Indonesia.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Yusli Effendi  menilai peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran ke-45 tahun ini memunculkan dan menguatkan kesadaran historis, yang relevan dengan perkembangan dunia saat ini, terutama tragedi Gaza.

Intelektual muda Nahdlatul Ulama kota Malang ini menilai fenomena tragedi Gaza tidak hanya menyangkut kejahatan Israel terhadap Palestina saja, tapi juga negara-negara pendukungnya, terutama Amerika Serikat.

"Ini makin relevan karena yang terlihat tidak hanya kekejaman Israel terhadap Palestina saja, tapi juga ketidakadilan yang dilakukan Israel beserta para sekutunya, termasuk Amerika Serikat terhadap Palestina dan Dunia Islam secara umum," ujar dosen HI UB.

Yusli memandang kemenangan Revolusi Islam tidak hanya mengenai nilai spiritual saja, tapi juga memiliki nilai politik yang profan.

"Maka menjadi relevan secara umum untuk mengingat bahwa Revolusi Islam Iran itu tidak hanya memiliki elemen spiritual, tapi juga memiliki elemen politik yang profan," ujarnya kepada Parstoday Indonesia.

Menurut Yusli, elemen Revolusi Islam selama ini dipahami sebagai identitas spiritual Islam dan juga kepemimpinan yang dinamis serta keterlibatan dan kesatuan dengan masyarakatnya, namun selain itu Revolusi islam Iran memiliki elemen-elemen profan yaitu: keadilan, anti opresi serta dominasi, dan anti-korupsi

"Ketiga elemen ini perlu ditransfer, dikuatkan dan disampaikan kepada generasi-generasi yang lebih muda untuk mengingat bahwa dunia ini sedang tidak baik-baik saja, dan posisi Iran dengan semangat Revolusi islam itu jelas meyakini tidak akan ada perdamaian tanpa keadilan," tegasnya.(PH)

Tags