Apr 23, 2024 18:55 Asia/Jakarta
  • PM Rezim Zionis Benjamin Netanyahu
    PM Rezim Zionis Benjamin Netanyahu

Seiring dengan berakhirnya serangan hukuman Iran, terhadap Israel, para analis militer mengkaji dimensi perang ini, dan dampak-dampaknya.

Salah satu masalah yang banyak dikaji oleh para analis adalah kelemahan, dan kekuatan sistem pertahanan udara Israel. Dalam serangan serangan Iran ke Israel, 13 April lalu, Kubah Besi, membuktikan ketidakmampuannya.
 
Sebagian banyak drone, dan rudal yang ditembakkan oleh Iran, dari jarak sekitar 1.500 kilometer atau lebih ke Wilayah pendudukan, berhasil menembus dinding pertahanan Israel.
 
Sekarang para analis militer berusaha menjawab pertanyaan mengapa hal itu bisa terjadi, dan memprediksi kesulitan-kesulitan apa yang mungkin dihadapi Israel, dalam perang mendatang.
 
 
Serangan Hukuman Iran ke Israel, Luka yang Tak Bisa Disembuhkan
 
Statemen mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, terkait kinerja sistem pertahanan Rezim Zionis, menambah keraguan terkait kemampuan Israel, dalam menghadapi serangan Iran, dan kelompok perlawanan Palestina, jika tidak dibantu kekuatan-kekuatan besar Barat.
 
Olmert mengatakan, "Angkatan Bersenjata Israel, tanpa bantuan negara-negara sekutunya, tidak akan mampu menangkis lebih dari 75 persen drone dan rudal Iran."
 
Pernyataan tersebut dari sudut pandang salah seorang pakar militer, dan masalah strategi, Kolonel Hatim Karim Mandib Al Falahi, terlalu berlebihan.
 
Menurut Al Falahi, Israel, tanpa bantuan Barat, tidak akan pernah mampu melacak, dan menghancurkan sendiri 75 persen drone, dan rudal yang ditembakkan Iran.
 
Dalam wawancara dengan TV Al Jazeera, ia menegaskan bahwa Israel, sendiri yang harus menghadapi Iran, oleh karena itu ia tidak akan mampu terjun dalam perang besar melawan Iran.
 
Menurut Al Jazeera, Iran, pada Jumat dinihari lalu mengumumkan telah menembak objek terbang mencurigakan di langit Isfahan, dan menegaskan tidak ada serangan rudal apa pun terhadap negaranya, serta tidak ada kerusakan apa pun akibat penembakan objek terbang mencurigakan itu terhadap fasilitas sensitifnya.
 
Sementara media-media Amerika Serikat, mengutip para pejabat negara itu mengabarkan bahwa Israel, telah melancarkan serangan balasan terhadap Iran.
 
Berdasarkan analisa Kolonel Al Falahi, serangan Iran, telah mengungkap banyak realitas terkait kemampuan dan kekuatan Angkatan Bersenjata Israel, termasuk kelemahan dan kerentanan sistem pertahanan udara Israel. Sekarang semakin jelas kelemahan-kelemahan Kubah Besi yang selama ini tidak terlalu diperhatikan.
 
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Kubah Besi Israel, juga terbukti tidak mampu menangkis rudal-rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Sehubungan dengan ini, Kolonel Al Falahi menuturkan,
 
"Israel tidak akan mampu bahkan untuk melacak, dan menjatuhkan 25 persen rudal-rudal yang ditembakkan ke arah Wilayah pendudukan, tanpa intervensi tiga kekuatan besar sekutunya yaitu AS, Inggris, dan Prancis."
 
 
Dalam Menyerang Israel, Senjata Apa yang Digunakan Iran?
 
Menurut keterangan Kolonel Al Falahi, Israel, memiliki tiga sistem pertahanan udara yaitu Kubah Besi, David's Sling, dan Arrow.
 
Selain itu, Israel, memiliki pesawat-pesawat pengintai, dan beragam persenjataan udara yang digunakan sebagai senjata yang efektif untuk menembak jatuh pesawat-pesawat musuh.
 
Meskipun demikian, seluruh peralatan tempur ini tidak mampu menghadapi serangan Iran, dan drone serta rudal-rudal Iran, berhasil menembus dinding pertahanan Israel.
 
Pakar militer, dan strategi ini kepada Al Jazeera menjelaskan bahwa Iran, dalam serangan ke Israel, tidak menggunakan senjata-senjata canggih, dan hanya menggunakan senjata lama.
 
Al Falahi meyakini kebanyakan dari drone yang diterbangkan Iran, ke Israel, memiliki kecepatan rendah, dan sengaja diterbangkan ke Israel, untuk mengalihkan perhatian musuh.
 
AS, Inggris dan Prancis, terlibat dalam upaya menangkis drone, dan rudal-rudal Iran yang ditembakkan ke Israel, pada 13 April lalu, dan mengumumkan dukungan multaknya pada Tel Aviv, tapi mengaku tidak ingin memperburuk ketegangan di kawasan Asia Barat.
 
Kolonel Al Falahi, menegaskan dalam perang yang dilakukan hanya oleh Iran dan Israel, tanpa keterlibatan pihak lain, maka Rezim Zionis, sama sekali tidak akan punya peluang untuk menang. (HS)