Apr 29, 2024 16:24 Asia/Jakarta
  • Dukungan Kampus-Kampus Iran atas Kebangkitan Mahasiswa AS

Sivitas akademika universitas-universitas Iran, menggelar unjuk rasa untuk mendukung kebangkitan demonstrasi mahasiswa, dan dosen kampus-kampus Amerika Serikat, dan Eropa, dalam mengecam kejahatan Israel, di Jalur Gaza.

Unjuk rasa sivitas akademika universitas seluruh Iran, Minggu (28/4/2024) siang digelar untuk mendukung kebangkitan Gaza Solidarity Movement, atau Gerakan Solidaritas Gaza.
 
Sivitas akademika kampus-kampus Iran, dalam unjuk rasa ini satu suara dengan para dosen, dan mahasiswa penuntut keadilan di kampus-kampus AS, dan Eropa, meneriakkan anti-Israel, dan anti-imperialisme global.
 
Menteri Pendidikan, Penelitian dan Teknologi Iran, Mohammad Ali Zolfigol, pada kesempatan ini menjelaskan bahwa demonstrasi di kampus-kampus dunia melawan Rezim Israel, membuktikan nurani kebangkitan kalangan kampus. Menurutnya, kalangan universitas selalu melawan penindasan dan kezaliman.
 
Para mahasiswa Universitas Tehran, memasang sebuah spanduk besar di gerbang utama kampus untuk menunjukkan dukungan atas rakyat Palestina, dan demonstrasi-demonstrasi anti-Israel.
 
Spanduk yang ditulis dalam bahasa Inggris, itu berbunyi, "Di kota Tehran, dan New York, para mahasiswa meneriakkan dari sungai ke laut Palestina, akan merdeka."
 
Kepala Departemen Budaya dan Sosial Kementerian Pendidikan Iran, Mahdi Badpa, mengabarkan pengiriman email para pimpinan universitas Iran, ke universitas-universitas AS.
 
Ia menuturkan, "Kebangkitan mahasiswa terbaru dalam mendukung Palestina, di AS dan Eropa, adalah demonstrasi terbesar anti-Israel, di jantung Barat, sejak berdirinya rezim fiktif ini, dan kabar gembira tentang aktifnya kembali gerakan mahasiswa di AS dan Eropa, melawan Israel."
 
Kemarin, hari Sabtu, beberapa kampus Iran, selain merilis pernyataan terpisah dalam mendukung sivitas akademika universitas-universitas AS dan Eropa pendukung Palestina, juga mengecam kejahatan Israel, terhadap rakyat Palestina, dalam aksinya.
 

 

Kampus-kampus AS dan Eropa, dalam beberapa hari terakhir dilanda akhir-aksi demonstrasi mahasiswa dan dosen memprotes kebijakan negara-negara Barat, dalam mendukung Israel, dalam perang Gaza. Dalam demonstrasi-demonstrasi ini sejumlah mahasiswa dan staf pengajar ditangkap polisi.
 
Mahasiswa-mahasiswa AS dan Eropa, yang menuntut pemutusan hubungan finansial dan maknawi, kampus-kampus mereka dengan para pendukung dana Rezim Zionis, mengumumkan berdiri di sisi sejarah yang benar dengan menggelar demonstrasi-demonstrasi ini.
 
Mereka mengaku bangga dengan diri mereka, dan aksi-aksi yang dilakukannya. Kebanggaan yang sekarang sudah tidak terbatas pada kampus-kampas AS, dan Eropa, saja, tapi sudah meluas ke seluruh dunia.
 
Mahasiswa-mahasiswa AS dan Eropa, menuntut pertanggung jawaban pimpinan universitas mereka karena terlibat dalam kejahatan perang Israel, pasalnya para pimpinan universitas itu tidak memutus investasi kampus di perusahaan-perusahaan pendukung perang.
 
Dana-dana pensiun beberapa universitas AS, menginvestasikan dana mereka di perusahaan-perusahaan investasi yang disebut oleh PBB, sebagai mitra perang Israel, di Jalur Gaza. Para mahasiswa juga menuntut kampus mereka untuk membatalkan kesepakatan dengan lembaga-lembaga Zionis di Wilayah pendudukan. 
 
Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, dan menghancurkan ribuan rumah mereka di Gaza.
 
Struktur rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris, dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina, sementara keberadaannya diumumkan pada tahun 1948.
 
Sejak itu, berbagai aksi pembunuhan massal dilakukan oleh Israel, terhadap warga Palestina, dan berusaha mengambil alih seluruh tanah mereka. Republik Islam Iran adalah salah satu pendukung serius pembubaran rezim kolonial Israel, dan kembalinya kaum Yahudi ke tanah asal mereka. (HS)