May 07, 2024 16:16 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei
    Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, mengatakan bahwa ibadah haji tahun ini adalah momen untuk berlepas diri dari Rezim Zionis.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (6/5/2024) dalam pertemuan dengan para penyelenggara haji Iran, menyebut zikir Ilahi, dan persatuan serta hubungan antar-Muslim, sebagai dua unsur spiritual, dan sosial ibadah haji yang sangat penting.
 
Menyinggung peristiwa besar yang terjadi di Gaza, dan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, Rahbar menuturkan, "Haji tahun ini, di bawah naungan ayat-ayat Al Quran, dan dengan mengenang nama suci Nabi Ibrahim as, harus lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dan harus menjadi haji 'baraah' yaitu berlepas diri dari musuh umat Islam, dan para pendukungnya."
 
Ayatullah Khamenei, menilai haji sebagai kewajiban agama yang memiliki banyak dimensi di sisi materi dan maknawi, 
 
"Dalam dimensi batin dan rohani, zikir Tuhan, sebagai sumber hakiki kehidupan, tekad, dan pengambilan keputusan pribadi, sosial serta nasional, merupakan poin unggul dari seluruh rangkaian ibadah haji, dan wukuf-wukuf yang dilakukan."
 
Rahbar kepada jemaah haji menekankan,
 
"Di saat haji, Anda harus memperhatikan sesuatu yang tidak ada di tempat lain seperti Kabah, Masjid Al Haram, tawaf, dan ziarah makam Nabi Muhammad SAW, karena pasar serta barang-barang bisa ditemukan di semua tempat."
 

 

Imam Khamenei, mengatakan poin menonjol dari dimensi sosial haji adalah persatuan, dan hubungan antar-Muslim,
 
"Falsafah seruan Ilahi, kepada seluruh Muslim untuk hadir di sebuah tempat, dan hari tertentu adalah untuk mengenal umat Islam, lain, menyatukan pikiran, dan mengambil keputusan bersama, sehingga hasil-hasil penuh berkah, dan nyata dari haji bisa dimanfaatkan Dunia Islam, serta seluruh umat manusia, dan sekarang Dunia Islam, mengalami kevakuman besar dalam hal pengambilan keputusan bersama."
 
Menurut Ayatullah Khamenei, mukadimah yang diperlukan untuk persatuan adalah mengabaikan perbedaan-perbedaan suku bangsa, mazhab, dan etnis,
 
"Perkumpulan agung, satu suara dan satu bentuk para pengikut seluruh mazhab dan aliran Islam, dari semua suku bangsa, merupakan simbol nyata wajah politik-sosial haji."
 
Pemimpin Revolusi Islam menjelaskan,
 
"Akan tetapi urgensitas mengatasi perbedaan-perbedaan, dan masalah-masalah yang bisa memicu perpecahan bukan hanya tugas haji, di banyak ayat Al Quran, ditekankan tentang persatuan, dan solidaritas umat Islam."
 
Imam Khamenei, mengatakan bahwa haji adalah ibadah yang dipenuhi dengan nama suci Nabi Ibrahim, dan ajaran-ajaran beliau, dan baraah, atau berlepas diri dari musuh agama Tuhan, adalah salah satu ajaran beliau,
 
"Sejak awal Revolusi Islam Iran, baraah telah menjadi salah satu pilar aktif dalam haji, tapi dengan memperhatikan peristiwa besar, dan luar biasa di Gaza, yang semakin menunjukkan wajah haus darah kelompok yang lahir dari budaya Barat, haji tahun ini secara khusus adalah haji baraah."
 
Rahbar menyebut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini di Gaza, adalah indikator abadi dalam sejarah,
 
"Serangan-serangan brutal anjing rabies Zionis, dari satu sisi, dan perlawanan serta ketertindasan rakyat Gaza, di sisi lain, akan dikenang sejarah, dan menunjukkan jalan bagi umat manusia bahwa reaksi menakjubkan, dan luar biasa atas hal itu di tengah masyarakat non-Muslim, dan universitas-universitas Amerika Serikat, dan beberapa negara lain, merupakan salah satu tanda terciptanya sejarah, dan indikator ini."
 

 

Dalam menjelaskan kewajiban umat Islam, di hadapan tragedi Gaza, dan peluang Haji Ibrahimi, Rahbar, menyinggung beberapa contoh dari Al Quran, terkait teladan hidup Nabi Ibrahim as,
 
"Nabi Ibrahim as, termasuk nabi yang memiliki hati lembut, dan penuh kasih sayang, tapi nabi Ilahi, ini juga menunjukkan dengan tegas baraah, dan terang-terangan mengumumkan permusuhan terhadap para penindas, dan orang-orang zalim."
 
Mengutip ayat Al Quran, yang melarang tegas persahabatan dengan musuh, Ayatullah Khamenei, menyebut Rezim Zionis, sebagai contoh nyata musuh umat Islam, dan AS, adalah sekutunya,
 
"Jika tidak ada bantuan AS, apakah Rezim Zionis, punya kekuatan dan keberanian untuk berlaku brutal terhadap rakyat Palestina, perempuan, dan anak-anak?."
 
Pemimpin Revolusi Islam Iran menerangkan,
 
"Pelaku pembunuhan umat Islam, dan penyebab terusirnya mereka, dan para pendukungnya, keduanya zalim, dan berdasarkan penjelasan tegas Al Quran, jika seseorang bersahabat dengan mereka, maka ia termasuk zalim, penindas, dan termasuk orang yang dilaknat Allah SWT."
 
Dengan memperhatikan kondisi Dunia Islam, saat ini, strategi Nabi Ibrahim, terkait haji yaitu baraah terbuka di hadapan musuh, sekarang lebih urgen dari sebelumnya,
 
"Atas dasar ini, jemaah haji Iran, dan non-Iran, harus bisa mentransfer logika Al Quran, dalam mendukung rakyat Palestina, kepada seluruh Dunia Islam."
 

 

Ayatullah Khamenei menambahkan,
 
"Tentu saja Republik Islam Iran, tidak akan menunggu pihak lain, tapi jika tangan kuat bangsa-bangsa dunia, serta negara Islam, ikut membantu dan mendukung, maka kondisi mengenaskan rakyat Palestina, tidak akan berlanjut."
 
Di akhir paparanya, Pemimpin Revolusi Islam Iran, berterimakasih atas pelayaan, dan aktivitas Badan Haji Iran, serta lembaga-lembaga penyelenggara haji yang lain, dan mengatakan,
 
"Demi kemudahan jemaah haji Iran, dan pelaksanaan ibadah haji yang diterima Allah SWT, Anda perlu menyusun program sedemikian rupa sehingga jurang antara kondisi saat ini, dan kondisi ideal, dapat tersingkirkan." (HS)