Analis Zionis: Untuk tetap Berkuasa, Netanyahu Kobarkan Perang
(last modified Wed, 25 Jun 2025 14:17:28 GMT )
Jun 25, 2025 21:17 Asia/Jakarta
  • Benjamin Netanyahu
    Benjamin Netanyahu

Pars Today – Kantor Berita Anadolu dalam laporannya mengutip analis Zionis menyebutkan bahwa perang rezim ini dipicu oleh tujuan Benjamin Netanyahu untuk tetap berkuasa.

Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA; Neve Gordon, profesor universitas Israel mengungkapkan bahwa Benjamin Netanyahu meyakini “solusi tunggal untuk kembali ke sejarah sebagai pemenang adalah mencabut program nuklir di Iran”.

 

Pakar tersebut mengatakan kepada Anadolu bahwa ia yakin keputusan rezim Israel untuk menyerang Iran sebagian besar berasal dari kesombongan Netanyahu dan keinginan untuk menjadikan dirinya sebagai "pemimpin yang sukses."

 

Gordon menyatakan bahwa setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 (15 Mehr 1402), Netanyahu menyadari bahwa "reputasi historisnya" telah rusak parah, dan ini yang mendorong tindakannya yang mematikan dan keras.

 

Menurut laporan tersebut, hal ini tercermin dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh rezim Israel hari ini untuk menerima permintaan gencatan senjata Presiden AS Donald Trump. Pernyataan tersebut mengklaim bahwa rezim Zionis telah mencapai "tujuan operasi" dan telah "menghilangkan dua ancaman eksistensial di bidang nuklir dan rudal balistik."

 

Klaim tersebut muncul ketika analis Israel Ori Goldberg menyatakan bahwa Netanyahu ingin berpura-pura bahwa Israel berada dalam bahaya eksistensial.

 

Anadolu menulis: Dengan munculnya gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Iran, atau setidaknya kemungkinan terjadinya gencatan senjata, muncul keraguan yang berkembang mengenai apakah gencatan senjata sementara dapat bertahan lama, sementara para pengamat menunjuk pada pelanggaran berkelanjutan Tel Aviv terhadap perjanjian serupa di Gaza dan Lebanon.

 

Alasan utama lain untuk keraguan ini, menurut laporan tersebut, adalah perhitungan Netanyahu sendiri, yang menurut para analis semata-mata berasal dari tujuannya untuk bertahan hidup secara politik saat perdana menteri Israel menghadapi ketidakpopuleran dalam negeri, persidangan korupsi, dan koalisi yang melemah.

 

Anadolu menekankan: "Perang tampaknya telah menjadi bagian penting dari strategi bertahan hidup Netanyahu, karena serangan Israel terhadap Iran terjadi tak lama setelah perdana menteri tersebut nyaris lolos dari mosi tidak percaya yang mengancam akan membubarkan parlemen dan memicu pemilihan umum lebih awal."

 

Laporan itu menambahkan: Selama berbulan-bulan, para ahli berpendapat bahwa Netanyahu sengaja memperpanjang perang genosida Israel di Gaza untuk mempertahankan dukungan dari sekutu-sekutu sayap kanannya.

 

Neve Gordon berkata: "Jelas bahwa jika dia memutuskan untuk menghentikannya, beberapa anggota koalisinya akan meninggalkan pemerintahannya dan pemerintahannya akan jatuh." (MF)