Lautan rakyat Yaman, tumpah ruah ke jalan-jalan kota untuk mendukung rakyat Gaza, dan mengumumkan kesiapan dikirim ke Palestina, untuk berperang langsung melawan Israel, bersama pasukan perlawanan.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan perlunya mengakhiri perang dan genosida rezim Zionis di Jalur Gaza dan mengatakan, "Israel adalah akar penyebab semua ketegangan dan memburuknya situasi di kawasan."
Amerika Serikat telah menjadi salah satu arsitek terbesar dalam perkembangan Israel sebagai rezim palsu di dunia setelah tahun 70an.
Terlepas dari kenyataan bahwa Amerika Serikat adalah pendukung terbesar rezim Israel dan pemerintahan Biden memberikan bantuan militer dan senjata paling banyak ke Tel Aviv selama perang Gaza, dan merupakan pendukung politik utamanya dengan memveto resolusi di Dewan Keamanan PBB, tapi penentangan terhadap tindakan kriminal rezim Zionis semakin meningkat di AS, khususnya di universitas-universitas di negara ini.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan dampak perang terhadap kesehatan mental masyarakat Jalur Gaza.
DPR Amerika Serikat pada Sabtu, (10/4) dengan suara bulat menyetujui paket bantuan militer senilai 60,8 miliar dolar ke Ukraina.
Salah satu media Rezim Zionis, mengabarkan para hacker berhasil menyusup ke dalam sistem institusi-institusi penting Israel, dan mencuri data-data sensitif.
Runtuhnya kekuatan pencegahan strategis Israel dan Amerika Serikat, setelah serangan balasan Iran, ke Israel, telah mengungkap realitas baru di kawasan Asia Barat.
Salah seorang pakar studi Israel, di Mesir, mengatakan orang-orang Israel, menganggap serangan Iran, sebagai akhir dunia. Menurutnya, Iran, menang dalam perang psikologis lawan Israel.
Pemimpin Korea Utara mengumumkan kesiapan negaranya untuk berperang dengan musuh, terutama Amerika Serikat.