Okt 03, 2024 17:19 Asia/Jakarta
  • Apakah Iran Ingin Membinasakan Israel? Ini Enam Poin Penting Solusi Iran

Parstoday – Strategi Republik Islam Iran, terkait masalah Palestina, selalu menghindari kekerasan dan pembunuhan orang-orang tak bersalah.

Untuk menjawab pertanyaan apakah Iran, ingin membinasakan Israel, dan apa solusi asasi Iran, untuk Israel, pertama, beberapa poin sederhana harus dipahami supaya tidak terjebak dalam propaganda pembuat pertanyaan.
 
Poin-poin penting yang dimaksud adalah sebagai berikut,
 
 
1. Perbedaan Yahudi dan Zionis
 
Yahudi sebagai sebuah agama berusia ribuan tahun, dalam pemikiran nasional dan keagamaan orang-orang Iran, selalu mendapat penghormatan. Iran, sepanjang sejarah selalu menjadi tempat berlindung orang-orang Yahudi.
 
Sejak era Koresh Agung, yang membebaskan orang-orang Yahudi, dari tawanan bangsa Babilonia, hingga kini, masyarakat Yahudi, di Iran, terus melanjutkan hidup dan melaksanakan keyakinannya serta memiliki wakil di Parlemen.
 
Akan tetapi Zionisme, sebagai sebuah ideologi politik modern yang berlandaskan pada sebuah pemerintahan Yahudi di Palestina, dari sudut pandang Iran, memiliki substansi yang sama sekali berbeda. Protes Iran, atas Zionisme, tidak lahir dari kebencian kepada orang-orang Yahudi, tapi karena penjajahan dan penumpasan hak-hak rakyat Palestina.
 
Tentu saja Iran, sama sekali tidak berusaha membinasakan dan membantai orang-orang Yahudi, dan tidak berurusan dengan Zionisme, yang merupakan pemikiran berbahaya, selama tidak menindas, sekalipun Iran, tahu berkewajiban untuk menyadarkan dunia atas pemikiran rasialisme, penindasan, dan penjajahan Israel.
 
 
pembakaran bendera Israel, oleh orang-orang Yahudi anti-Zionis

 

 
2. Menerima Orang-Orang Yahudi sebagai Bagian Sejarah dan Budaya Kawasan
 
Iran berulangkali mengumumkan tidak punya masalah apa pun dengan orang-orang Yahudi, sebagai sebuah etnis atau pengikut agama. Kenyataannya, sikap manusiawi Iran, bertumpu pada prinsip yang mengatakan bahwa semua manusia, terlepas dari ras dan agamanya, memiliki hak asasi. Dari sudut pandang ini, Iran, menganggap orang-orang Yahudi, sebagai bagian dari sejarah dan budaya dunia serta kawasan Asia Barat, dan bukan musuh.
 
 
acara keagamaan Yahudi di Iran

 

acara keagamaan Yahudi di Iran

 

 
3. Solusi Iran: Imigran Yahudi Kembali ke Asal, dan Referendum untuk Palestina
 
Ide asli Iran, untuk menyelesaikan krisis Palestina, berdiri di atas dua fondasi rasional dan demokratik, pertama, pembubaran pemerintahan fiktif Israel, dan pemulangan imigran Yahudi, ke tempat asalnya di Eropa, Amerika Serikat, dan negara lain, yang ditinggalkan mereka sejak tahun 1917 ke Palestina.
 
Prakarsa Iran, tersebut berlandaskan pada aturan terkait "hak kembali" bagi seluruh bangsa yang harus dihormati, artinya kembalinya orang-orang Jerman, beragama Yahudi, ke Jerman, dan kembalinya orang-orang Hongaria, bergama Yahudi, ke negara itu, dan begitu juga yang lainnya.
 
Kedua, penyelenggaraan sebuah referendum bebas bagi penduduk asli Palestina, yaitu semua orang yang tinggal di Palestina sebelum pendudukan, dan sekarang mereka tinggal di Palestina atau terpaksa mengungsi karena penindasan Israel, terlepas dari etnis mereka.
 
Sehingga dengan demikian rakyat asli Palestina, bisa memutuskan nasib mereka sendiri, dan prakarsa Republik Islam Iran, ini secara substansial, demokratis dan adil.
 
 
penangkapan perempuan Palestina oleh tentara Zionis

 

 
4. Penekanan atas Hukum Internasional dan Keadilan Global
 
Iran, berkomitmen pada hukum internasional, dan keadilan global. Kebijakan-kebijakan Iran, terkait masalah Palestina, bertumpu pada sebuah prinsip yang juga ditekankan oleh hukum dan konvensi-konvensi internasional, yaitu hak menentukan nasib sendiri, yaitu menentang penjajahan dan pelanggaran hak orang lain.
 
Iran, dengan menekankan prinsip keadilan, meyakini bahwa orang-orang Yahudi, dan Palestina, sebagai dua etnis bersejarah, harus hidup dalam kerangka hukum internasional dan keadilan semesta.
 
 
5. Menolak Kekerasan dan Menegaskan Solusi Manusiawi
 
Sikap Iran, terkait masalah Palestina, selalu menolak kekerasan dan pembunuhan orang-orang tak bersalah. Iran, berulangkali mengumumkan, solusi atas krisis ini dicapai bukan lewat perang dan penumpahan darah, tapi melalui dialog dan proses-proses demokratik. Prakarsa Iran, untuk menggelar referendum menunjukkan dengan jelas sikap yang mendukung upaya-upaya damai dan kemanusiaan untuk menyelesaikan konflik.
 
 
foto gedung hancur akibat serangan Israel ke Gaza

 

 
6. Penegasan atas Penolakan Penjajahan
 
Iran dan Perlawanan berperang dengan Israel, karena Zionisme, sebagai sebuah proyek penjajahan lewat pendudukan Palestina, dan mendirikan Israel, telah mengagresi kawasan Asia Barat. Agresi ini bukan saja melanggar hak dan wilayah rakyat Palestina, tapi juga merupakan bagian dari sebuah program jangka panjang Israel, sebagaimana klaim mereka untuk memperluas pengaruh, dan pendudukan wilayah lain di kawasan Asia Barat.
 
Kebijakan-kebijakan ekspanionisme dan ancaman-ancaman Israel, membahayakan negara-negara tetangga, keamanan dan stabilitas Asia Barat, dan Iran, menganggap perlawanan atas agresi ini sebagai sebuah keharusan.
 
Pada akhirnya, Iran, dengan strategi yang berporos kemanusiaan, menilai solusi krisis Palestina, adalah kembalinya imigran Yahudi, ke tempat asal mereka, dan menggelar sebuah referendum bagi penduduk asli Palestina.
 
Solusi tersebut, bukan hanya di level politik, tapi di level moral dan falsafah, juga memiliki akar dalam prinsip keadilan, dan penghormatan atas hak-hak manusia. Selain itu, adalah hal manusiawi, ketika ada pihak yang mengedepankan senjata dan agresi daripada dialog dan aturan kemanusiaan, maka kita harus melawannya. (HS)