Fakta, Komentar, dan Bantahan-Bantahan seputar Serangan Israel ke Iran
(last modified Sat, 26 Oct 2024 14:17:06 GMT )
Okt 26, 2024 21:17 Asia/Jakarta
  • Fakta, Komentar, dan Bantahan-Bantahan seputar Serangan Israel ke Iran

Parstoday – Serangan Rezim Zionis, ke beberapa lokasi militer Iran, di Provinsi Tehran, Khuzestan, dan Ilam, Sabtu (26/10/2024) dinihari, mengungkap fakta, komentar, dan bantahan-bantahan.

Humas Pangkalan Pertahanan Udara Iran mengumumkan, "Rezim Zionis, hari ini (Sabtu) dalam upaya meningkatkan ketegangan, menyerang sejumlah titik di markas-markas militer di Provinsi Tehran, Khuzestan, dan Ilam, namun sistem pertahanan udara terpadu Iran, selain melacak juga berhasil menggagalkan agresi Rezim Zionis ini."
 
Menurut keterangan tersebut, terdapat kerusakan minimal di beberapa titik yang diserang Rezim Zionis, dan tingkat kerusakannya sampai sekarang masih diselidiki.
 
Pada saat yang sama, Militer Republik Islam Iran, mengumumkan dua personelnya gugur saat melaksanakan tugas menghadapi agresi militer Rezim Zionis, pada Sabtu dinihari.
 
Kementerian Luar Negeri Iran, mengecam agresi Rezim Zionis dan menegaskan, "Berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, Iran, berhak dan berkewajiban untuk membela diri dari agresi asing."
 
Selepas aksi Rezim Zionis yang menyulut ketegangan ini, sumber-sumber Israel, berusaha membesar-besarkan serangan lemah tersebut, dan menyampaikan berbagai macam klaim.
 
Sebuah sumber di Rezim Zionis mengklaim 100 unit pesawat tempur Israel, dilibatkan dalam serangan ke Iran, namun hal ini sudah dibantah oleh Tehran.
 
Sebuah sumber terpercaya kepada Tasnim News mengatakan, berita yang mengatakan 100 pesawat tempur Rezim Israel, dilibatkan dalam serangan ke Iran, sepenuhnya bohong, dan Rezim Zionis, berusaha membesar-besarkan serangan lemah ini.
 
Menurut sumber itu, klaim Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, bahwa pasukannya menyerang 20 titik di Iran, juga tidak benar, dan target yang diserang musuh lebih kecil dari itu.
 
Sumber tersebut menambahkan, aksi yang dilakukan oleh Rezim Zionis, dilakukan dari luar perbatasan Iran, dan menyebabkan sejumlah kerusakan minimal.
 
Penyebaran foto-foto, dan video hoaks adalah satu lagi senjata yang digunakan Rezim Zionis, setelah menyerang Iran. Langkah Rezim Zionis ini bahkan disesalkan oleh wartawan dan netizen Zionis sendiri.
 
Wartawan surat kabar Times of Israel, menyesalkan foto Menteri Perang Israel, Yoav Gallant, yang berdiri di dalam ruang komando sementara di layar monitos nampak foto yang diklaim ledakan hebat akibat serangan Israel, ke Iran, padahal itu kejadian ledakan tahun 2021.
 
Wartawan Times of Israel menegaskan bahwa Gallant, berada di bawah tanah menyebarkan foto fiktif, dan wartawan itu mengungkap fakta bahwa foto tersebut adalah kebakaran kilang minyak Tehran pada tahun 2021.
 
Ia melanjutkan, foto tersebut adalah foto kebakaran yang terjadi di kilang minyak Tehran, pada tahun 2021, dan tidak ada kaitannya dengan serangan Israel, ke Iran.
 
Salah seorang netizen Israel menulis, "Menurut saya aksi lemah ini tidak seharusnya dilakukan, akan tetapi mengapa Benjamin Netanyahu berbohong kepada kita?."
 
Di sisi lain Juru bicara kilang minyak Iran, Shaker Khafaei membantah serangan ke kilang minyak Tehran, dalam serangan Israel, Sabtu dinihari dan mengatakan, "Saat ini kilang minyak Tehran, beroperasi seperti biasa."
 
Juru bicara Kemlu Iran Fatemeh Mohajerani merespons foto hoaks yang tersebar di beberapa media sosial itu, dan mengatakan, "Iran, adalah negara kuat, dan kokoh, dan tidak akan terganggu dengan aksi-aksi semacam itu."
 
Ia menambahkan, "Saat ini Republik Islam Iran, berada dalam kondisi normal, dan bahkan semua penerbangan sudah kembali beroperasi sejak Sabtu pukul 9 pagi."
 
Agresi Rezim Zionis ke Iran, juga memicu reaksi internasional, dan negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Yordania, Qatar, Kuwait, Suriah, Pakistan, Yaman, Uni Emirat Arab, Irak, Oman, dan Hamas Palestina, dalam pernyataan terpisah mengecam serangan ini, serta menganggapnya sebagai pelanggaran tegas atas kedaulatan nasional Iran, dan pelanggaran atas hukum internasional. (HS)