Kebijakan Gagal yang Ditutupi, Apa Perbedaan Strategi Media Israel dan Iran?
Okt 29, 2024 21:11 Asia/Jakarta
Parstoday – Republik Islam Iran, dalam konfrontasi dengan Rezim Israel, berusaha menunjukkan gambaran nyata atas perang sehingga semua orang tahu rakyat tertindas Gaza dan Lebanon, sedang berhadapan dengan musuh yang pengkhianat dan kriminal.
Salah satu masalah penting dalam mengungkap kebenaran perang Zionisme melawan rakyat Gaza dan Lebanon, serta pertarungan Israel dengan Iran, adalah memahami strategi pemberitaan media masing-masing pihak.
Mohammad Kazem Anbarlou, dalam catatannya di surat kabar Jamejam, Iran menulis,
Upaya Israel, menutupi jumlah korban dan kerusakan yang diderita selama setahun terakhir disebabkan kekhawatiran atas runtuhnya kedigdayaan rapuh di hadapan masyarakat dunia. Setelah operasi Badai Al Aqsa kita menyaksikan munculnya dua strategi media.
Di satu sisi ada Rezim Zionis penjajah Al Quds, yang mengerahkan seluruh kemampuan untuk melakukan sensor ketat terhadap berita dan informasi, serta melarang publikasi berita-berita terkait korban dan kerusakan yang diderita, meski telah mendapat pukulan telak dari poros perlawanan.
Di sisi lain, media Republik Islam Iran, yang secara transparan menyampaikan semua informasi terkait kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, kepada masyarakat.
Kebijakan menutupi fakta yang dilakukan Rezim Zionis, menunjukkan kelemahan rezim ini, dan orang-orang Israel, sepenuhnya mengontrol media-media mereka dari publikasi berita-berita terkait perang.
Dengan cara ini, Israel, berusaha meyakinkan publik dunia bahwa pihak yang menang perang adalah mereka, dan tidak ingin menunjukkan citra yang lemah dan bingung meski menderita kerugian besar dalam perang.
Republik Islam Iran, dalam konfrontasi ini berusaha menunjukkan gambaran nyata dan jelas terkait perang sehingga semua orang tahu rakyat tertindas Gaza dan Lebanon, sedang berhadapan dengan musuh pengkhianat dan kriminal seperti apa.
Musuh yang sama sekali tidak menghormati aturan, hukum, dan konvensi dunia apa pun. Musuh yang melakukan genosida, dan kejahatan-kejahatan perang mengerikan yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam strategi media dan pemberitaan Republik Islam Iran, perang disampaikan sebagaimana adanya, dan dalam penyampaian informasi semacam ini, tidak ada upaya membesar-besarkan atau mengecilkan, tapi yang diupayakan Iran, adalah menyampaikan fakta dan kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi selama setahun terakhir di Gaza, kemudian Lebanon.
Tujuannya supaya seluruh dunia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Asia Barat, tapi sebaliknya orang-orang Israel, bahkan tidak bersedia menyampaikan jumlah korban tewas dan biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam perang, dan sengaja menyembunyikannya.
Apa yang dilakukan oleh Rezim Zionis tersebut dimaksudkan supaya ketegangan-ketegangan sosial di dalam negeri tidak muncul, dan masyarakat Zionis tidak mengetahui biaya perang yang dikeluarkan serta manfaatnya.
Kebijakan media Rezim Zionis yang sarat dengan sensor ketat adalah kebijakan yang gagal. Meskipun Israel, telah membatasi total insan media di Wilayah pendudukan, dan media-media afiliasinya di Barat, namun strategi ini tidak berhasil, pasalnya publik dunia memahami dengan baik apa yang sebenarnya dilakukan Israel, beberapa tahun terakhir.
Di tengah semua kejahatan perang yang dilakukannya, Israel, berusaha menunjukkan diri sebagai pemenang perang kepada masyarakat dunia, akan tetapi kenyataannya, di dalam negeri, dan di seluruh penjuru dunia, suara-suara protes menentang Israel, terdengar keras. (HS)