Teknologi Ramah Lingkungan Iran Disanksi, Barat Bohong soal Lingkungan Hidup
(last modified Tue, 12 Nov 2024 13:46:52 GMT )
Nov 12, 2024 20:46 Asia/Jakarta
  • Shina Ansari
    Shina Ansari

Parstoday – Ketua Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup Iran mengatakan, konsentrasi Iran, di COP29, dipusatkan pada masalah sanksi sepihak, dan tidak adil yang secara langsung berdampak pada lingkungan hidup Iran.

Pertemuan tahunan KTT Perubahan Iklim PBB, kali ini bertema COP29, dan akan diselenggarakan di kota Baku, ibu kota Republik Azerbaijan, 11-22 November 2024.
 
Para peserta pertemuan KTT Perubahan Iklim PBB, COP29 di Baku adalah negara-negara yang menandatangani Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, atau UNFCC pada tahun 1992.
 
Wakil Presiden Iran, sekaligus Ketua Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup Iran, Shina Ansari, saat tiba di Baku mengatakan, "Iran, adalah anggota KTT Perubahan Iklim PBB, dan dalam hal ini telah melakukan sejumlah langkah yang baik, tapi sanksi telah menciptakan berbagai permasalahan bagi lingkungan hidup Iran."
 
Ia menambahkan, "Sanksi-sanksi menindas yang dijatuhkan atas Iran, telah menyebabkan akses terhadap teknologi-teknologi lingkungan hidup, pembaruan industri terkait, sumber-sumber finansial, dan investasi asing, menjadi sangat terbatas, dan selama sanksi-sanksi atas Iran, belum dicabut total, maka harapan atas komitmen pada asas dan tujuan konvensi ini, tidak punya justifikasi dan tidak rasional."
 
Wakil Presiden Iran menjelaskan, "Republik Islam Iran, di tengah semua pembatasan, dan sanksi-sanksi menindas, telah melakukan langkah-langkah nasional yang sesuai di bidang lingkungan hidup."
 
Prediksi mekanisme-mekanisme finansial untuk menurunkan produksi karbon, dan emisi gas rumah kaca, ditetapkan sebagai tema asli KTT Perubahan Iklim COP29, sementara Iran, tidak punya akses ke teknologi-teknologi serta sumber dana yang diperlukan karena sanksi-sanksi menindas Amerika Serikat.
 
Kerja sama dan pengembangan metode-metode transfer teknologi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di berbagai bidang energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan, dan limbah padat serta cair, kerja sama regional dan internasional untuk menyiapkan metode yang sesuai dengan perubahan iklim, dan mempertimbangkan masalah perubahan iklim dalam kebijakan-kebijakan serta perencanaan pembangunan, merupakan tujuan lain dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, UNFCC.
 
Di tahun 2021, Ali Salajegheh, Wakil Iran, di KTT Perubahan Iklim PBB, mengumumkan, jika sanksi-sanksi ekonomi tidak dicabut, Iran, akan bergabung dengan Konvensi Paris tentang Perlindungan Kekayaan Industri, dan ia menjelaskan bahwa sanksi-sanksi menghambat kemajuan upaya mencegah perubahan iklim.
 
Iran, memandang sanksi-sanksi sebagai terorisme ekonomi yang menghambat jalan pembangunan negara ini, dan Tehran menganggapnya sebagai faktor yang menyebabkan negara ini tidak ikut serta dalam upaya penanganan masalah-masalah iklim.
 
Sanksi-sanksi ekonomi Iran, di bidang lingkungan hidup menyebabkan pelanggaran hak pemanfaatan lingkungan hidup bersih yang terkait langsung dengan hak kesehatan dan hak hidup, juga merupakan pelanggaran atas prinsip umum dan khusus hak lingkungan hidup termasuk prinsip tanggung jawab bersama dan prinsip kerja sama. Selain itu dengan memperhatikan urgensitas tinggi energi, dalam perekonomian Iran, dampak-dampak luas sanksi atas bidang ini sangat kentara. (HS)