Dari Kedekatan Iran & Indonesia hingga Minat Warga Pakistan atas Seniman Iran
Nov 25, 2024 21:01 Asia/Jakarta
Parstoday – Seminar internasional bertema "Pandangan dan Pemikiran Ulama Abad ke-5 Hijriah" digelar di Fakultas Teologi, Universitas Istanbul, dan dihadiri oleh Atase Kebudayaan Iran.
Peran Jalaludin Rumi (Maulana Rumi) dalam menjalin ikatan budaya dan spiritual di antara manusia, mengenang Syeikh Ahmad Qomi, di Thailand, undangan atas seniman Iran, ke Pakistan, dan seminar Pandangan dan Pemikiran Ulama Abad ke-5 di Istanbul, di antara berita pilihan perkembangan budaya Dunia Islam.
Atase Kebudayaan Iran: Anak Gaza Meski Tidak Gugur tetap Tak Bisa Belajar
Mohammad Reza Ebrahimi, Atase Kebudayaan Iran, di Indonesia, dalam peringatan Hari Anak Sedunia, mengecam kejahatan Rezim Zionis di Palestina dan mengatakan, "Para pelajar Palestina, memiliki hati yang bersih dan suci, kita harus mendoakan kemerdekaan Palestina dari tangan Zionis."
Ia menambahkan, "Ketika di seluruh penjuru dunia anak-anak bergembira merayakan Hari Anak Sedunia, anak-anak Gaza, sekalipun tidak gugur, mereka tetap tidak bisa belajar."
Ebrahimi menekankan bahwa anak-anak Iran, menyampaikan pesan perdamaian dan persahabatan kepada seluruh bangsa dunia.
Ia menuturkan, "Iran dan Indonesia, selalu bersama di masa-masa senang dan sulit, pasalnya kita memiliki banyak kesamaan dan yang terpenting adalah memiliki Nabi yang sama, dan kitab suci Al Quran."
Peran Rumi Merajut Ikatan Kebudayaan dan Spiritual Manusia
Ahmad Masoud Navid, Rektor Universitas Jalan Kebahagiaan Afghanistan, dalam seminar mengenang Maulana Jalaludin Rumi, di kampusnya mengatakan, "Maulana, bukan hanya seorang penyair, ia juga seorang pembawa pesan cinta, dan kemanusiaan, yang membantu kita di berbagai fase kehidupan spiritual."
Dalam acara ini, Masoud Navid, menekankan bahwa pandangan-pandangan Irfan yang mendalam dari Rumi, telah menciptakan pemahaman yang lebih baik dalam rangka menentukan solusi guna menyelesaikan permasalahan umat manusia.
"Seminar ini diselenggarakan dengan maksud untuk memelihara dan menyebarluaskan bahasa serta sastra Persia, dan menunjukkan kekayaan sastra Maulana Rumi," ujarnya.
Acara Mengenang Syeikh Ahmad Qomi Digelar di Thailand
Acara mengenang Syeikh Ahmad Qomi, salah satu pelopor hubungan budaya Iran dan Thailand, dihadiri oleh para pejabat tinggi dua negara, staf pengajar universitas, peneliti, dan masyarakat umum, di makam Ahmad Qomi, di Pratu Chai, sub-distrik Ayutthaya, Thailand.
Duta Besar Iran untuk Thailand, Naseroddin Heydar, dalam acara ini mengatakan, "Thailand, memiliki warisan kaya dari budaya yang menunjukkan hidup rukun yang disertai kebebasan seluruh ras, bangsa, dan pengikut agama."
Cucu Syeikh Ahmad Qomi, yang juga Ketua Yayasan Syeikh Ahmad Qomi, menegaskan, Syeikh Ahmad Qomi, bukan hanya seorang tokoh agama terkemuka, ia juga adalah salah seorang berpengaruh yang memainkan peran penting dalam hubungan bersejarah Iran dan Thailand, di bidang budaya, politik, dan sosial.
Orang-Orang Pakistan Senang Seniman Iran Datang ke Negaranya
Jamal Shah, Ketua Museum Sir Syed Ahmad Khan, di Islamabad, Pakistan, menjelaskan bahwa kesenian orang-orang Iran, dikenal oleh masyarakat dunia. Ia mengatakan, "Kami menanti kedatangan para seniman Iran, di berbagai bidang seperti perfilman, teater, musik, dan seni lukis di Pakistan."
Seminar Pandangan dan Pemikiran Ulama Abad-5 Hijriah di Istanbul
Seminar internasional bertema "Pandangan dan Pemikiran Ulama Abad ke-5 Hijriah" digelar di Fakultas Teologi, Universitas Istanbul, dan dihadiri oleh Atase Kebudayaan Iran.
Dekan Fakultas Teologi Universitas Istanbul, Turki, dalam seminar ini mengatakan bahwa Abad ke-5 Hijriah Qamariah, adalah salah satu masa penting dan berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam.
Ia menjelaskan, "Di masa ini para ilmuwan besar semacam Al Farabi dan ulama lainnya dengan pandangan-pandangan filsafat, fikih, serta teologi mereka, memberikan sumbangsih berharga dalam kemajuan ilmu pengetahuan Islam, dan perkembangan peradaban Islam."
Pada saat yang sama, Dekan Fakultas Teologi, Universitas Istanbul, Turki, juga menyinggung kerja sama dan interaksi kampus-kampus serta pusat-pusat pendidikan di berbagai negara Muslim, dan menganggap seminar ini sebagai langkah positif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya Islam. (HS)