Gaza adalah Karbala yang Lain; Reaksi Netizen Iran terhadap Kelaparan di Gaza
https://parstoday.ir/id/news/iran-i175168
Pars Today - Pengguna jejaring sosial X asal Iran membandingkan kejahatan rezim Zionis di Gaza dengan kejahatan Yazid pada masa Imam Husein as, cucu Nabi Muhammad Saw.
(last modified 2025-08-02T09:06:15+00:00 )
Aug 02, 2025 18:02 Asia/Jakarta
  • Anak Gaza korban kebiadaban Zionis
    Anak Gaza korban kebiadaban Zionis

Pars Today - Pengguna jejaring sosial X asal Iran membandingkan kejahatan rezim Zionis di Gaza dengan kejahatan Yazid pada masa Imam Husein as, cucu Nabi Muhammad Saw.

Husein as, yang dikenal sebagai "Aba Abdillah" dan "Sayid Al-Syuhada", adalah cucu Nabi Muhammad Saw yang lahir di Madinah pada tahun 4 Hijriah. Imam Ali as yang menjadi penerus Nabi Muhammad adalah ayahnya, dan Fatimah Az-Zahra as, putri Nabi Muhammad, sebagai ibunya.

Imam Husein as meraih imamah setelah syahidnya saudaranya, Imam Hasan as pada tahun 50 Hijriah dan memimpin para pengikut Ahlul Bait selama kurang lebih sebelas tahun. Imam Husein as menjabat bertepatan dengan tahun-tahun terakhir pemerintahan Muawiyah.

Pada tahun 60 Hijriah, setelah Muawiyah wafat, Yazid bin Muawiyah, terlepas dari perjanjian damainya dengan Imam Hasan, menduduki tahta kekhalifahan dan menindas rakyat. Imam Husein as bangkit dan gugur syahid pada tanggal 10 Muharram tahun 61 H, bersama sejumlah kerabat dan sahabatnya, dalam peristiwa Asyura.

Untuk memaksa para sahabat Imam Husein as menyerah, Yazid memutus pasokan air ke tenda-tenda mereka, tetapi mereka tidak menyerah pada cita-cita mereka meskipun haus dan lapar.

Para pengguna X di Iran menganggap blokade total Gaza dan larangan rezim Zionis untuk memasukkan makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sangat mirip dengan peristiwa Karbala.

Artikel dari Pars Today ini membahas reaksi-reaksi tersebut.

Karbala dan Gaza

Fateme Sharifian, seorang pengguna X, membandingkan bencana kelaparan pada masa Imam Husein as, cucu Nabi Muhammad Saw, dengan bencana kelaparan di Gaza.

Ia menulis, Di Karbala, Yazid memutus pasokan air untuk Imam Husein as dan para sahabatnya untuk memaksa mereka menyerah karena kehausan, tetapi yang terjadi adalah perlawanan yang tercatat selamanya dalam sejarah. Kini, Israel telah menggunakan senjata lama yang sama dalam bentuk modern terhadap Gaza.

Ilustrasi Asyura

Seorang pengguna bernama Khadim Al-Reza menganggap berita hari ini di Gaza mirip dengan berita insiden Karbala pada tahun 61 H.

Ia menulis, Karbala bukanlah peristiwa yang ingin kita visualisasikan dengan teknologi kacamata realitas virtual atau menggunakan kecerdasan buatan untuk merancang adegan Asyura bagi kita. Karbala dapat ditemukan saat ini dalam deretan demi deretan berita perang Israel-Gaza.

Pengulangan Kebenaran

Yosef Shams, pengguna Xlainnya, dalam sebuah pesan, tidak menganggap kesyahidan sebagai akhir dunia dan menulis, Asyura memberi tahu kita: kesyahidan bukanlah kematian dan Gaza hari ini adalah pengulangan kebenaran ini. Anak mereka yang gugur, lebih dari politisi mana pun, membangkitkan kembali nama Tuhan.

Pelajaran yang abadi

Pengguna lain bernama Latifi menyebut perlawanan melawan penindasan sebagai pelajaran yang abadi.

Ia menulis, Asyura bukan sekadar sejarah. Ini adalah pelajaran yang abadi. Pelajaran tentang perlawanan melawan penindasan, meskipun Anda sendirian. Hari ini, bangsa kita, dari Iran hingga Gaza, mengikuti jalan yang sama: persatuan dalam cinta, perlawanan demi kebenaran.

Gaza adalah puncak perlawanan

Seorang pengguna bernama Pari Khanum menyebut Gaza sebagai puncak perlawanan dan menulis, Jika Karbala adalah puncak pengorbanan, Gaza adalah puncak perlawanan. Di keduanya, seruan kemanusiaan dan keadilan dapat didengar. Anak-anak Gaza yang kelaparan adalah pengingat akan dahaga anak-anak Karbala. Perlawanan rakyat Gaza mengingatkan kita pada kebangkitan Huseini.(sl)