Parstoday- Dengan ditangkapnya CEO Telegram Pavel Durov di Prancis, klaim negara-negara Barat untuk mengikuti kebebasan individu dan slogan-slogan tentang perlunya kebebasan dalam masyarakat sekali lagi terungkap lebih dari sebelumnya.
Penangkapan Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, di salah satu bandara Paris mendapat reaksi berbeda di kalangan politik dan media dunia.
Parstoday – Rusia meyakini bahwa Barat, melawan upaya-upaya untuk menciptakan sebuah tatanan global multipolar yang lebih adil dan lebih stabil.
Parstoday – Pasukan Rezim Israel, hari Sabtu (13/7/2024) menyerang secara brutal wilayah Al Mawasi, di Khan Younis, Jalur Gaza, sehingga menyebabkan lebih dari 400 warga Palestina, gugur dan terluka.
Kejahatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak disembunyikan dari siapa pun, bahkan Alfred de Zayas, mantan pakar Dewan HAM PBB menyebut organisasi ini sebagai ancaman terbesar bagi kemanusiaan.
Libya menyaksikan kekerasan dan ketidakstabilan politik sejak revolusi rakyat negara ini pada tahun 2011, yang menyebabkan penggulingan pemerintahan Muammar Gaddafi, dengan intervensi Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Seiring dengan semakin dekatnya pemilu presiden Republik Islam Iran, periode ke-14, para pengguna media sosial X Iran, sebagaimana warga yang lain, menunjukkan antusiasme tinggi menghadapi kontestasi demokrasi ini.
Richard Medhurst, penulis dan jurnalis Inggris menunjuk pada kehadiran jutaan orang Iran dalam upacara pemakaman Syahid Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran, dan mengkritik kebohongan media-media Barat terhadap mendiang presiden Iran.
Pada pengguna media sosial X merespons gugurnya Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian, dan menunjukkan simpati kepada rakyat Iran.
Sejumlah pengguna media sosial X memprotes kebijakan diskriminasi negara-negara Barat, yang memboikot negara independen seperti Rusia, tapi tidak memboikot Israel, dalam pertandingan Olimpiade 2024 Paris.