Pembagian Teroris, Rusak Proses Perdamaian Suriah
Deputi Menlu Iran untuk Urusan Eropa dan Amerika, mengatakan bahwa sikap beberapa negara yang membagi teroris dalam kategori “baik dan buruk” merupakan sebuah langkah negatif dan akhirnya akan merusak proses perdamaian Suriah.
Majid Takht Ravanchi, menyampaikan hal itu selama pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo di Madrid, Jumat (19/2/2016). Demikian dikutip kantor berita IRNA.
Takht Ravanchi menyatakan penyesalan atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah dan berharap agar semua pemain regional dan trans-regional yang terlibat di dalamnya akan memberikan kontribusi pada pelaksanaan gencatan senjata dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan.
Menurutnya, pendekatan seperti itu akan membuka jalan untuk memulai pembicaraan politik dan pengambilan keputusan tentang masa depan Suriah oleh rakyat Suriah sendiri.
Ketika menyinggung krisis Yaman, Takht Ravanchi mencatat bahwa kelanjutan pembantaian warga sipil Yaman dilakukan di tengah kebungkaman masyarakat internasional.
“Aksi militer di Yaman merupakan sebuah kesalahan besar dan upaya negara tertentu untuk menghapus sebagian besar orang-orang Yaman adalah sebuah mimpi dan tidak akan pernah terwujud,” tegasnya.
Takht Ravanchi lebih lanjut menyambut kehadiran perusahaan-perusahaan Spanyol di pasar Iran setelah perjanjian nuklir.
Sementara itu, Garcia-Margallo juga menilai perjanjian internasional untuk mengirim bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah sebagai sebuah awal yang baik dalam upaya memecahkan krisis secara politik.
Ia menyatakan harapan bahwa melalui kerjasama di antara pihak-pihak yang bertikai dan para pemain regional, teroris bisa dikalahkan dan stabilitas dapat dipulihkan di Suriah.
Garcia-Margallo juga mengungkapkan penyesalan atas tragedi kemanusiaan di Yaman dan menegaskan, Spanyol telah mengerahkan semua upayanya lewat saluran Eropa dan internasional untuk mendorong proses politik di Yaman. (IRIB Indonesia/RM)